Plan of Wedding 2

335 25 2
                                    

3 hari kemudian, keempat anak Andreas yang lain, akhirnya kembali ke rumah. Saat ini Arjuna anak pertama dari pasangan Andreas dan Freya, sedang menanti kedatangan adik-adiknya di bandara. Sedari tadi dia menjadi pusat perhatian orang-orang. Maklum parasnya yang tampan, tinggi, bentuk tubuh yang sempurna serta kulitnya yang agak hitam kecokelatan menambah daya tarik, terlebih lagi dia mengenakan seragam Tni. Sudah pasti banyak perempuan-perempuan jomblo yang meliriknya. Arjuna hanya tersenyum ramah pada mereka, tidak jarang ada yang langsung baper. Bahkan langsung update insta story, ada yang menelfon orang tuanya katanya dapet calon mantu dan lain-lain. Dalam hidupnya hal ini sudah biasa terjadi. Cewek mana yang ga tertarik sama pria berseragam.

Setengah jam kemudian. Ketiga adiknya Bayu, Indra dan Wisnu tiba. Mereka bertemu di pintu kedatangan dan berjalan menuju ke Arjuna yang sudah menanti mereka. Hal ini tentu saja membuat suasana tambah heboh, rejeki nomplok buat kaum hawa melihat 4 pria berseragam yang semuanya good looking, tinggi dan berbadan bagus. Tinggi mereka pun hampir sama, banyak kamera yang menyorot mereka. Bahkan karena saking antusiasnya ada yang sampe jatuh, nabrak tiang, dan masuk ke tempat sampah karena ga perhatiin jalan. Keempatnya hanya tersenyum, dan langsung membuat banyak cewek histeris, bahkan ada yang kejang-kejang, pingsan sampe ada yang kayang, macam orang kesurupan. Mereka berempat lantas berjalan keluar menuju ke arah jalan dimana Paul telah menanti mereka.

Untuk menghindari banyaknya kerumunan massa, mereka langsung masuk ke dalam mobil. Paul yang juga cepat tanggap dengan kondisi ini, lantas segera memacu mobilnya keluar area bandara. Perjalanan pulang ke rumah, di isi dengan beberapa percakapan kecil, Paul sama sekali tidak menyinggung akan kehadiran Freya dan anak-anaknya di rumah mereka. Saat mereka sampai ke rumah beberapa pelayan menyambut mereka, dan di ambang pintu ada oma mereka dan paman mereka Sam bersama kekasihnya menanti mereka.

"Cucu oma, oma kangen banget sama kalian. Makin tinggi aja kalian, dan makin gagah," Nina memeluk cucu-cucunya satu per satu.

"Sama oma, kami juga kangen sama oma. Lebih kangen lagi sama masakan oma," ujar Arjuna.

"Tenang, oma sudah masak banyak buat kalian. Dan om kalian mau kenalin pacarnya yang mungkin bakal jadi istrinya tidak lama lagi,"

"Kuliah di amrik, pulang-pulang punya calon istri. Om di sana beneran kuliah apa nyari bini," kelakar Indra.

"Kuliah sambil nyari istri. Ayo kenalan, kalian pasti suka dengan calon tante kalian ini, oh dan ga perlu repot pake bahasa inggris, dia bisa bahasa indonesia.

Mereka berempat pun berkenalan, hingga Bayu berkata. " Oh, anggota Cisnes Negros clan terkuat ketiga. Ternyata om pintar cari calon istri,"

"Iya . Ga kaget lagi, kalau kalian bisa tebak identitas dia. Ya, dia memang anak salah satu petinggi clan itu. Gimana, om pintar cari istri,"

"Ya, ya om pintar. Lantas, kita cuma berdiri di sini, ga di bolehkan masuk,"

"Bayu...oma gemes ama kamu, ayo masuk. Oma pengen denger cerita kalian."

Mereka semua masuk ke dalam, menuju ke ruang makan. Sudah ada berbagai macam masakan yang di siapkan untuk mereka. Sembari makan, mereka bercerita soal pengalaman mereka, selama melaksanakan tugas. Kemudian mereka pamit menuju kamar mereka. Selesai bersih-bersih dan sholat dzuhur. Mereka bersantai di balkon sambil menyantap buah-buahan, dengan berbincang obrolan ringan.

"Bang, kalian perhatiin ga? Ada yang beda dengan kamar-kamar sebelah kita,"

"Memangnya apa yang beda, Wis? Perasaan semuanya masih sama," tanya Arjuna.

"Enggak...ga perhatiin tadi," sahut Bayu.

"Perasaan sama, ga ada yang beda. Cuman pintu kamar Daniel  penuh stiker hamtaro, sama pintu kamar Sean, penuh stiker konosuba. Sejak kapan mereka jadi suka anime,"timpal Indra.

"Ternyata diam-diam, bang Indra suka nonton anime juga. Ya, kalau 2 itu aku juga liat. Cuman kamar yang lain, yang biasanya kosong. Seperti ada yang isi, pintunya aja lebih bersih daripada biasanya,"

"Apa yang aneh. Mungkin pelayan yang bersihkan. Bukanya tiap pagi seperti itu. Udah ga usah di pikir. Kita masih punya kemungkinan ketemu mereka meskipun kecil." sahut Arjuna.

Selepas Isya, keempatnya berkumpul di ruang tamu, menanti kepulangan ayah mereka. Daniel dan Sean sudah pulang selepas maghrib tadi, dan sedang makan sambil menggerutu karena pintu kamar mereka penuh dengan stiker. Tidak lama kemudian ayah mereka Andreas pulang, itu bisa di pastikan karena Paul sudah menemuinya.

"Oh, kalian sudah pulang. Setahun ga ketemu, kalian makin tinggi saja," Andreas memeluk satu per satu anaknya.

"Ayah,  tumben senyumnya cerah seperti ini. Jarang lihat ayah senyum seperti ini, apa ada yang terjadi. Itu undangan apa," tanya Arjuna.

"Undangan pernikahan. Ada yang mau ijab kabul lagi,"

"Mas, yakin ini ga terlalu mewah. Kita ini udah tua. Masa mau menggelar semewah ini."Freya muncul di belakang Andreas secara tiba-tiba, membuat mereka semua kaget. Begitu juga Freya yang langsung menatap keempat anaknya.

"Bunda," panggil keempatnya dan langsung berebut memeluk Freya, menyisakan raut kesal di wajah ayah mereka.

"Kalian, jangan kenceng meluknya. Bunda ga bisa nafas. Kalian ga sekecil dulu lagi," Andreas menarik Freya dan langsung memeluknya. Membuat keempat anaknya terkikik.

"Permisi, kalau mau lepas kangen. Jangan depan pintu, menghalangi jalan tau." kata Guruh sambil merengut kesal.

Pandangan semua orang beralih melihat Guruh, yang dengan cueknya masuk ke dalam rumah, tanpa menyapa keempat kakaknya.

"Kirain ribut-ribut apaan. Ternyata nostalgia," kata Flora. Ngomong-ngomong Bang Sean you kudu tanggung jawab, atas apa yang terjadi pada kami," teriak Flora dan juga langsung nyelonong masuk.

"Mohon maaf semuanya, adik saya bar-bar. Maklum lagi badmood," Fania ikut-ikutan seperti kedua adiknya.

Andreas dan Freya hanya terkikik, melihat wajah Arjuna, Bayu, Indra dan Wisnu yang melongo kaget melihat kelakuan ketiga adiknya. Sesaat kemudian terlihat Sky, Enzo dan Guntur yang memasuki rumah sambil melirik keempat saudaranya. Dan tanpa berkata apa-apa mereka juga berjalan santai melewati mereka.

"Boys, lebih baik kalian mendekatkan diri dengan saudara-saudara kalian, daripada rebutan Bunda. Gih sana, bujuk mereka.

12 Siblings (remake dari find my 8 Twins)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang