Part 8

370 31 3
                                    

Pukul 4 sore, taman di dekat salah satu cafe milik Guruh, sedang ramai. Bukan karena banyak orang yang datang ke sana untuk bermain atau melepas penat, keramaian itu di sebabkan oleh sekitar 20 orang berbadan kekar dan mukanya agak seram, berpakaian serba hitam sedang berteriak-teriak dan mengejar-ngejar beberapa pejalan kaki dengan gaya melebihi banci sewajarnya. Membuat banyak pejalan kaki terutama para cowok, lari tunggang langgang menghindari dapat ciuman gratis dari orang-orang ini. Beberapa orang sudah menelpon satpol pp untuk menangani kasus ini, namun mereka tak kunjung tiba. Membuat hal ini menjadi trauma besar untuk orang-orang yang tak beruntung.

Sementara di dalam cafe, Guruh sedang tertawa terbahak-bahak melihat kondisi itu, tidak ada satupun karyawan yang berani menegurnya, atau mereka akan bernasib sama dengan orang-orang berpakaian hitam itu.

"Oke, kurasa sudah cukup, kasian juga orang-orang itu kalau sampai kena cium."Guruh menjentikkan jarinya dan orang-orang itu kembali normal, dan tak berapa lama mereka pingsan.

"Hey, salah satu dari kalian. Segera telpon ambulance untuk orang-orang itu, kalian tidak mau kan, berurusan dengan polisi. Atau ada salah satu dari kalian yang mau, mungkin bisa jadi pengalaman tak terlupakan kalian."Guruh melirik para karyawannya yang langsung berlarian menuju ruang loker untuk menelpon ambulance, sesaat setelah dia selesai memberi perintah.

"Kau buat kacau dek. Tapi, kurasa itu bagus untuk menarik perhatian mereka," Guntur tiba-tiba berdiri di sebelah Guruh kemudian mengacak rambut adiknya.

"Halah, menarik perhatian apaan. Orang mereka kok yang ngirim orang-orang itu, jadi adek ga harus susah payah mancing mereka. Btw, babang udah dapet kabar belum dari bang ken,"

"Semuanya sesuai rencana kok dek. Malah, ini terhitung jauh lebih sukses dari perkiraan kita, ayah sudah setuju dengan pembagian sahamnya. Dan, sekarang posisi kita setaraf sama mereka. Bang Sky juga sudah mengintruksikan agar kita maju ke level berikutnya,"

"Next step ya. Hemm...dedek ga bisa kalau harus handle banyak ya bang, mau di gabung aja atau gimana,"

"Gabung aja, toh memang kamu punya rencana lain. Bukanya kerjaan kita cuman itu aja," Guntur keheranan dan menerka-nerka apa yang ada di dalam pikiran adeknya ini.

"Ck, gini nih. Kalian itu ga ada bedanya. Cuman mikir rencana utama ama cadangan dan ga mikir rencana di luar itu, babang lupa ya, soal orang tua bunda hemm,"

"Ya lupa lah, lagian kita udah nyari kemana-mana tapi ga ada petunjuknya, bahkan bunda ama yang lainnya termasuk aku udah nyerah. Memang kamu punya petunjuk lain. Jangan-jangan kena prank lagi,"

"Gak bakal. Babang tau gak soal underground city, yang ada di perbatasan kota ini,"

"Kota sarang mafia yang ada di bawah tanah, deket valley of bone. Jangan bilang, kamu mau kesana, bahaya dek. Mafia di sana kelas internasional dan bahkan polisi saja ga berani jalan-jalan ke sana, yang abang tau polisi cuman bisa cek 25% dari keseluruhan area itu, di luar itu sudah ga ada hukum lagi. Tapi, gimana caramu ke sana. Bukannya siapapun dalam radius 10km dari area itu ga bisa masuk ya,"

"Dengan ini." Guruh mengeluarkan kartu berwarna hitam dari saku celananya. "Adek ga sengaja temuin di salah satu saku dari orang-orang tadi, sepertinya salah satu babang adalah penyewa mereka, dengan ini adek ga bakal di tolak masuk. Dan sekalian saja kita bawa mereka berdua,"

"Mungkin, akhirnya kita bisa tau keberadaan orang tua bunda. Kalau gitu mari kita jemput babang tersayang kita." Guntur tersenyum sinis dan mereka berdua berjalan keluar.

Sementara itu Daniel dan Sean sedang cemas, mereka baru saja menerima kabar, kalau orang-orang yang dikirim untuk mengintai Guruh, sedang di bawa ke rumah sakit, setelah sebelumnya berkelakuan aneh. Video kejadian itu sudah tersebar di internet, membuat mereka tidak susah untuk mengerti apa yang sudah terjadi.

"Gila," Daniel menggebrak meja. "Bisa-bisanya mereka jadi seperti itu. Mereka itu bukan orang-orang lemah, tapi bisa-bisanya kelakuan mereka berubah, apa itu semacam hipnotis,"

"Kurasa enggak bang, itu bukan semacam hipnotis, dari kelakuan mereka, itu sepertinya natural. Mungkin itu adalah sisi tersembunyi mereka bang. Inget gak, waktu kita berkunjung kesana, bos dari mereka sudah menolak mentah-mentah permintaan kita, dan dia bilang takut anak buahnya berubah jadi gila, atau berubah jadi lain. Mungkin ini yang dia maksud,"

"Maksud loe, mereka nolak kita, karena dari awal, mereka tau akan hal ini. Gimana caranya mereka bisa kenal dia. Sementara ga ada satupun catatan dia pernah berkunjung kesana."

Saat mereka tengah berdebat, alarm peringatan bahaya berbunyi, dan salah satu bodyguard terburu-buru masuk. "Maaf tuan-tuan ada keadaan darurat, ada 2 orang yang menembus keamanan dan sedang menuju kemari, anda berdua harus ikut saya ke ruangan persembunyian."

"Apa maksudmu, 2 orang. Hei, kalian itu ada banyak. Masa menghentikan 2 orang saja tidak bisa," gertak Sean.

"Mohon maaf tuan Sean. Tapi, mereka sepertinya bukan orang sembarangan. Semua penjaga di depan tiba-tiba menghilang setelah memberikan laporan, beberapa orang yang mencoba mencari tau, juga tak pernah kembali, sebelum kami bisa memastikan keadaan aman, harap anda berdua segera berlindunng.

Daniel dan Sean mengikuti bodyguard itu, memang di setiap rumah tinggal mereka. Mereka memiliki kamar rahasia untuk sembunyi dalam keadaan darurat.

Mereka bertiga sampai di kamar itu, keamanan di area ini berlapis-lapis, dan bukan cuman itu, puluhan bodyguard juga menjaga area itu, beberapa di antara mereka, merupakan mantan polisi dan tentara yang sudah pensiun, tentu saja kemampuan mereka tak bisa di remehkan.

Suasana semakin mencekam, beberapa baris pertahanan rumah itu sudah lumpuh, rata-rata yang mereka dengar terakhir adalah suara teriakan. Saat melihat Cctv mereka tak mendapati apapun, kecuali gambar tweety yang sedang menari.Semakin lama, suara gaduh itu mendekat, dan sekarang suara gaduh itu ada di luar mereka hanya terhalang oleh pintu yang membatasi ruangan itu, perlahan-lahan suara gaduh itu menghilang. Semua orang di ruangan itu saling berpandangan satu sama lain menanti apa yang akan muncul. Ketika pintu terbuka, tidak ada seorang pun di sana, hanya ada senjata-senjata yang tergeletak.

"Apa yang sebenarnya terjadi. Kemana mereka,"tanya Daniel namun semua orang hanya berpandangan tak tau.

"Maaf tuan Daniel, saya tidak tau. Tapi, yang saya tau, anda berdua harus ikut dengan kami." Bodyguard yang membawa Daniel dan Sean menodongkan pistol ke arah mereka.

"Kau mengkhianati kami," Daniel terlihat marah.

"Bang, aku rasa kita tak punya pilihan lain."

Tepukan dari Sean, membuat Daniel menoleh dan mendapati beberapa bodyguard ikut menodongkan senjata ke arah mereka, sementara yang lainnya tergeletak pingsan.

"Kalian semua tidak akan lolos dari sini, sebentar lagi polisi akan datang dan kalian pasti akan di tangkap," ucap Daniel.

"Apa kau yakin," Salah satu bodyguard di belakang mereka maju dan melepas penyamarannya.

"Lama tak jumpa, Daniel ,Sean." ucapnya yang membuat mereka kaget.

"Guntur." Jawab keduanya sangat terkejut.

"Kalian punya urusan yang harus di selesaikan dengan kami, sekarang saatnya kalian diam." bersamaan dengan itu Guntur menembak mereka berdua tepat di dada, keduanya kemudian ambruk dan pada akhirnya kesadaran mereka menghilang.

12 Siblings (remake dari find my 8 Twins)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang