part 5

387 34 1
                                    

"Kamu tambah serem ya dek, untung semua tamu kita tadi bukan orang luar, melainkan anak buah dari kita semua. Aku yakin karyawan dan karyawati baru, setelah ini akan tutup mulut begitu tau siapa kita," Enzo tersenyum sambil menatap pemandangan di luar.

"Memang mereka bakal tutup mulut. Kalau pun tidak, menyingkirkan penganggu hanyalah masalah kecil. Lantas bagaimana progress rencana bang Sky dek. Apa kau yakin ini akan berhasil,"timpal Guntur.

"Gak tau deh bang. Tadi, aku mengacak-acak rencana bang Sky. Habis, baru sedikit di beri umpan, mereka langsung kaget gitu. Ya udah adek beri umpan yang sedikit gede, mereka malah tambah kaget dan ga percaya gitu. Apalagi raut wajahnya sumpah adek pengen ngakak. Tapi, ga mungkin juga,"

"Kalau gitu, kita anggap rencananya sukses. Lantas, langkah berikutnya tergantung aku sama Guntur ya, ya kalau rencana ini berhasil sudah pasti rencana berikutnya akan mulus. Kalau pun tidak, kita masih punya rencana cadangan yang lain. Kita hanya perlu memastikan bunda tak tau akan hal apapun," Enzo berkata sambil memandang kedua adiknya.

"Santai bang, aku bisa jaga mulut," kata Guntur. "Kalau si adek ga tau deh, dia kan cerewetnya lebih dari cewek. Bisa aja dia kelepasan ngomong sama bunda,"

"Lah, kalau adek kelepasan kalian mau apa? Siapa suruh ngelibatin aku dalam rencana kalian? Adek juga ga pernah minta. Babang sky sendiri yang nyuruh, jadi abang berdua harus siap ama resikonya,"

"Ga usah ngambek," Guntur mengacak rambut Guruh. "Kita tau kok, meskipun kamu cerewet, kamu bukan orang yang gampang buka mulut. Lagian kamu pasti dah ada rencana di luar rencana kami. Jangan pasang muka bego kayak gitu, dasar manipulative."

Guruh tersenyum sinis, setelah mendengar perkataan Guntur, dia kemudian memandang kedua abangnya dan mengangguk. Tanda dia sudah memiliki rencana sendiri.

Sementara itu di tempat lain, lebih tepatnya di sebuah taman. Sean sedang menunggu seseorang, sedari tadi dia melirik ke jamnya sudah hampir satu jam dia menunggu namun orang itu tak kunjung tiba. Hingga tidak lama kemudian dia melihat mobil honda jazz warna putih parkir tidak jauh darinya. Keluarlah seseorang yang sudah di nanti Sean dari tadi.

"Sorry bro gue telat. Biasanya ada pasien dadakan lagi," ucapnya sambil merasa bersalah.

Sean hanya bisa menghela nafas, dan memaklumi hal itu. "Harusnya gue marah loe telat Daniel. Tapi, di sini gue mencoba menjadi adik yang pengertian. Gimana pun pekerjaan loe memang ga bisa seenaknya, namun berhubung gue udah nunggu lama dan sekarang gue laper. Lebih baik kita bicarakan masalah ini di cafe sono,"

"Maaf, loe sampai kelaperan. Sebagai permintaan maaf gue, gue bakal bayarin semua makanan loe."ucapnya namun Sean hanya bertampang biasa.

Mereka berdua memasuki cafe, dan langsung menempati kursi di dekat jendela, setelah memesan makanan, Sean mulai membicarakan perihal pertemuannya tadi. Keduanya larut dalam pembicaraan hingga makanan mereka datang.

"Serius loe. Itu aneh banget, ga mungkin kalau dia cuman asisten biasa. Ga ada seorang pun yang merupakan seorang asisten berani menyela bos, dan mengambil keputusan sepihak. Gue yakin itu asisten pasti orang berpengaruh di perusahaan itu, buktinya dia berani mengajukan sesuatu dan tak ada siapapun yang menghentikannya," Daniel masih terlihat bingung.

"Itu juga yang ada di pikiran gue. Tapi, menurut loe ada ga kemungkinan kalau ini semua sudah di setting sama pihak mereka sedemikian rupa. Reputasi perusahaan keluarga kita yang sekarang sangat jelek, membuat banyak orang menolak untuk kerja sama. Dan mereka melakukan itu untuk menolak kita secara halus,"Sean bertanya sambil sesekali berekspresi pusing.

"Kemungkinan seperti itu memang ada. Tapi, gue agak ga yakin. Kalau motif mereka melakukan itu memang untuk menolak kita. Lantas, kenapa mereka mengajukan pembelian 30% saham. Di pikir beberapa kali pun, sangat ga masuk akal kalau itu adalah penolakan. Kemungkinan mereka memang serius, tapi mereka memiliki niat terselubung. Kelihatannya kita harus hati-hati, dan yang lebih pasti kita harus menyelidiki siapa sebenarnya bos dan asisten dari perusahaan itu,"timpal Daniel.

"Soal itu loe ga usah khawatir. Anak buah kakek sudah mulai menyelidiki siapa mereka. Cepat atau lambat, kita pasti akan tau siapa mereka."

Setelah selesai dengan urusan makan Sean dan Daniel memutuskan untuk pulang ke rumah, namun tanpa mereka sadari ada seseorang yang sudah mengintai mereka sedari tadi, lantas setelah mereka pergi orang itu menghilang dalam kegelapan

12 Siblings (remake dari find my 8 Twins)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang