Part 9

366 32 3
                                    

"Ew, drama. Sok jatuh dengan slow motion," ucap Guruh

"Mungkin mereka berharap ada putri cantik yang nangkep mereka," timpal Fania.

"Yang ada aku malah pengen gebukin mereka. Jijik banget pake nyembur segala,"timpal Flora.

Ketiganya sedang memandangi puluhan orang yang bergelimpangan di hadapan mereka. Ketiganya bertugas untuk melumpuhkan bodyguard yang menjaga Daniel dan Sean. Awalnya mereka berpikir itu akan menjadi tantangan yang menarik. Namun ekspektasi kadang tak sesuai realita, hanya dalam kurun waktu 30 menit, mereka sudah berhasil menyelesaikan semuanya.

"Kalian bertiga, kita cabut. Tangkepan kita udah masuk semua, ga perlu pada cemberut. Udah hampir sore, lebih cepat lebih baik."teriak Guntur.

Ketiga orang itu berjalan pergi mengikuti Guntur dengan ekspresi berbeda. Guruh yang tidak peduli, Fania yang kalem, serta Flora yang agak sebel akibat kena sembur, namun hanya bisa menahan kekesalan itu. Mereka mulai menuju Valley of Bone yang terletak di pinggiran kota. Mereka mencapai lokasi itu selepas isya, dari sana sudah terlihat area keamanan yang di jaga ratusan personil keamanan berpakaian preman. Keempatnya hanya saling pandang, dan mereka kembali melanjutkan perjalanan.

Begitu mendekati keamanan, puluhan orang bersenjata lengkap langsung mengepung mereka. Mereka melakukan pengecekan keamanan, keempatnya santai saja, terlebih Daniel dan Sean dalam keadaan tidur, akibat dari tembakan Guntur tadi, dengan santai Guruh mengeluarkan kartu yang dia punya. Semua orang di sana yang melihat kartu itu langsung mundur dan memberikan akses untuk lewat.

Setelah lepas dari pos pemeriksaan, mereka masih harus menempuh perjalanan sejauh 10 km. Dan di saat itu pula Daniel dan Sean sadar.

"Ini dimana...aduh kepala aku pusing, loh kok aku diikat kayak gini, lepasin hei,"hardik Daniel.

"Bukannya tadi kita di tembak, kok masih hidup, dan berakhir dengan diikat seperti ini," timpal Sean.

"Kalian bisa diem ga, atau gue sumpel pake kaos kaki," ancam Flora yang membuat keduanya kaget.

"Kamu Flora kan? Sebenarnya kita dimana dan mau kemana,"

"Ga usah kepo. Yang penting tutup mulut, atau kalian milih di buang di jalanan."

Daniel dan Sean kemudian diam, setelah mendengar ancaman Flora. Tidak berapa lama kemudian, mereka akhirnya sampai ke Underground City, Daniel dan Sean akhirnya paham kenapa mereka di bawa kesini, apalagi setelah melihat ketiga adiknya yang tersenyum penuh makna.

"Kalian mau cari perkara lagi,"tanya Daniel.

"Salah bang. Bukan kami yang cari perkara, tapi perkara yang cari kami. Yang merintahin orang buat nguntit aku siapa ya,"Guruh tersenyum penuh makna.

"Kamu masih dendam ya dek. Maaf, tapi bukannya kondisi mereka lebih gawat kamu buat jadi kayak ga waras,"ucap Sean.

"Tenang-tenang mereka bakal balik normal besok, adek ga terlalu ngacauin pikiran mereka. Lagian ga ada yang menarik buat di mainin, jadi abang Daniel, abang Sean ayo kita temui teman kalian,"

"Kelihatan nya kamu beneran ingin balas dendam sama kami."kata Daniel dan Sean yang membuat Guruh tertawa.

Di tempat lain, Andreas dan Freya sedang menghabiskan waktu berdua, dengan penuh canda tawa. Sesekali mereka cubit-cubitan layaknya remaja yang baru jatuh cinta. Enzo dan Skylar yang baru datang, hanya mesem melihat kelakuan kedua orang tuanya.

"Ckck...Ayah ama Bunda ga inget anak udah 12 dan udah gede kayak gini, masih aja bertingkah kayak abg jatuh cinta,"Sky berkata sambil duduk di sebelah mereka.

"Biarin, namanya juga baru ketemu lagi. Kok pulang larut amat nak, kata bundamu biasanya kamu jam 7 udah balik. Ada meeting ya,"tanya Andreas.

"Enggak, Sky habis nengok korbannya adek. Ya, untung dia ga terlalu berulah. Besok mereka udah boleh balik dari rumah sakit. Lagian, Daniel ama Sean pake cara kayak gitu, untung bukan Fania ama Flora yang di ganggu, aku ga bisa bayangin orang-orang tadi kehilangan hak punya keturunan," Sky bergindik ngeri.

"Kok ayah jadi merinding denger kata-katamu. Mereka ga dendam ama ayah kan? Kok rasa-rasanya ayah jadi takut ketemu mereka. Tapi, di pikir-pikir lagi dulu ayah pernah ketemu cewek dan langsung dapet tendangan di selangkangan cuman gara-gara lihatin rambutnya yang gak di tutup hijab. 3 hari ayah harus jalan kayak orang abis sunat, dan di ketawain semua orang. Eh ujungnya malah berjodoh dan hasilin kalian, ada hikmahnya juga.

Andreas tertawa keras, sementara Freya wajahnya memerah malu dengan kelakuannya dulu. Sky dan Enzo hanya geleng kepala mendengar penuturan sang ayah. Handphone Andreas tiba-tiba berbunyi, Andreas langsung menghentikan tawanya dan menerima penelpon itu, yang tak lain adalah papanya yang mengabarkan kalau Daniel dan Sean sudah di culik, Andreas awalnya panik. Tapi, Freya langsung menenangkannya.

"Mas, itu kelakuan Guntur, Flora, Fania ama Guruh. Tenang saja, kalau mereka sampai kayak gitu, mereka bisa rampungin urusan mereka. Bukannya bagus, kalau semua orang kembali berkumpul,mas jadi ga perlu pusing supaya mereka datang,"

"Iya, tapi bisa sampai begitu. Aduh, kalau yang 4 itu sampai tau, bisa perang. Yakin, ga perlu di bantu,"

"Ayah, tenang aja. Ga ada orang waras yang mampu hadapin mereka. Relax ini masih kenakalan dalam batas wajar, di kamus mereka,"ucap Enzo.

"Wajar ya." Andreas manggut-manggut. "Ya udah ayah nurut aja. Lagian ayah capek banget sedari tadi, dapat kenyataan yang bertubi-tubi."

12 Siblings (remake dari find my 8 Twins)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang