New Plan

281 25 5
                                    

Pertarungan yang terus terjadi, nyatanya tidak membuahkan hasil. Kedua belah pihak seperti setara, namun itu tidaklah lama, karena dua musuh mereka tiba-tiba tumbang dan tidak lama kemudian tubuh keduanya seperti meledak dan hancur berkeping-keping.

"Wah, mereka berdua akhirnya mati. Padahal kalau kalian berdiam diri di penjara kejadian ini pasti ga bakal terjadi. Sepertinya kalian kemari untuk menggali kubur kalian sendiri. Dasar sok kuat,"

"Tutup mulutmu bocah tengil, kau lupa masih ada aku di sini. Aku yang akan menghabisimu dan menghancurkan seluruh anggota keluargamu. Saatnya melepaskan pembatas dari pedang ini, dan kalian akan segera merasakan kepedihan dan kesengsaraan tiada tara."

Zen melepaskan segel penambat kekuatan yang ada pada pedangnya. Cahaya berwarna merah keluar dari tubuhnya, sedikit demi sedikit tubuhnya bertransformasi, menjadi besar dan lebih berotot. Selain itu garis berwarna merah menghiasi tubuhnya, sisa-sisa pedang dari kedua temannya ikut dia telan. Sehingga wujudnya sekarang 2 kali lebih besar dari ukuran manusia dewasa, dengan 3 tangan yang berbentuk pedang.

"Tolol, kalau lebih besar seperti itu, malah lebih gampang untuk menghabisinya. Kalian berdua mundurlah biar aku yang urus masalah ini. Garis-garis itu lebih memudahkan aku untuk menentukan titik lemahmu, dasar payah."

Tangan kiri Guruh tiba-tiba berubah menjadi hitam dan bentuk tangannya berubah menjadi mirip cakar. Tanpa suara dia melesat ke arah Zen yang baru saja menyelesaikan perubahannya. Refleks yang kurang cepat dari Zen, membuat Guruh dengan mudah mengenai titik lemahnya dan dia sekarang berdiri di belakang Zen dengan menggenggam sebuah jantung yang masih berdetak di tangan kirinya, dan dia langsung menghancurkannya.

"Mu...mustahil, aku yang sudah berubah dan memiliki kekuatan ini di kalahkan dalam satu serangan." Zen ambruk dan tak lama kemudian tubuhnya mulai membesar secara tak wajar dan meledak berkeping-keping menjadikan hujan darah, daging dan organ tubuh di sekitar area itu.

"Dasar bodoh...Melawan master kami hanya dengan kemampuan amatir seperti itu, kalian memang tak layak menjadi bagian kami," Kiriya berucap sinis sambil memandang genangan darah sisa-sisa dari ketiganya.

"Tadinya aku berharap ini menjadi latihan yang bagus untuk mereka berdua. Tapi, nyatanya ini sungguh mengecewakan. Ilham, Ikhsan sepertinya kalian harus menunggu agak lama untuk soul translator. Ini tidak bisa dijadikan penilaian karena dari awal, mereka memang bodoh dan lemah. Dan tolong pungut sisa-sisa pedang tadi, benda itu mungkin masih bisa di teliti di lab."

Ilham dan Ikhsan langsung melaksanakan tugas dari Amel, sementara Guruh hanya memandang sekilas, kemudian memandang tangan kirinya yang sudah kembali normal, kemudian melakukan telepati pada keempat knight dan dia menghilang dari tempat itu diikuti oleh keempat orang lainnya.

Malam hari di kediaman Sanjaya. Hujan sejak sore tadi, mengguyur area itu. Semua orang sedang berkumpul di ruang keluarga, kecuali satu orang yang sedang duduk dekat jendela kamarnya sambil membaca buku di temani 4 kucing miliknya. sepasang kucing dewasa yang sedang rebahan di kasur mereka, satu anak kucing yang sedang bermain bola, dan anak kucing yang satunya yang sedang duduk di sampingnya memandang keluar jendela.

"Kau lihat apa...hoo hewan memang lebih sensitif, sudah malam kita tutup tirainya."

Guruh menutup tirai kamarnya, dan si anak kucing kemudian ikut bermain bersama saudaranya. Tidak lama kemudian terdengar suara ketukan di pintu kamarnya. Dan keduanya masuk yang tak lain adalah kedua orang tuanya.

"Jangan memandangku dengan tatapan seolah aku baru saja mengalami kejadian mengerikan dan terluka parah, jelas-jelas kondisiku kebalikannya,"

"Kamu ini, kami ini udah sangat khawatir, apalagi kamu pulang-pulang dengan kondisi berlumuran darah. Apa kamu tau paniknya papa seperti apa, dan tanpa sepatah katapun, kamu langsung masuk ke kamarmu ini tanpa memperdulikan kami. Kamu tau papa hampir pingsan melihat kondisimu, tapi bunda dan kakak-kakakmu bilang ini hal biasa, papa memang tak tau apa yang menimpamu dan yang sudah kamu lalui. Tapi, papa mohon padamu mulai sekarang jauhi hal berbahaya seperti ini,"

"Telat, kalau meminta hal itu sekarang. Kurasa bunda sudah memberitahu semuanya tentang apa yang telah kami lalui. Dan percaya atau tidak kejadian seperti tadi, sudah biasa aku alami. Dan kurasa papa juga sudah tau soal ini."

Guruh memejamkan matanya, kemudian membukanya. Dan terlihat perbedaan yang terjadi di mata kirinya. Bola matanya yang tadinya hitam berubah menjadi merah dan membentuk seperti simbol perfect sharinggan, serta keluar aura berwarna hitam dari tubuhnya, yang membuat Frans ketakutan, tidak hanya itu kakak-kakanya yang sedang menguping di luar juga tiba-tiba masuk dan terkejut melihat penampilan Guruh. Yang terkejut hanya 6 orang sisanya Skylar cs sudah biasa melihat wujud itu.

"Kecelakaan yang menimpa kami, bukan berarti tidak ada yang mengalami luka. Memang bunda, bang Sky, bang Kenzo hanya mengalami luka ringan. Namun tidak dengan kami berempat. Bang Guntur sempat mengalami lumpuh di kedua tangannya. Mbak Flora sempat mengalami gegar otak ringan, mbak Fania mengalami trauma berkepanjangan, sementara aku mata kiriku hampir mengalami kebutaan permanen. Butuh waktu yang tak sebentar agar kami bisa bangkit lagi, beruntung kami bertemu dengan orang-orang yang menolong kami, dan teknologi zaman ini bisa menyembuhkan kami lebih cepat, namun kehidupan kami tidaklah sama lagi, kami harus bertahan dari ancaman yang sewaktu-waktu bisa mengancam kami, maka dari itu aku memiliki kemampuan ini. Dan papa menyuruhku berhenti, jangan harap. Tujuan kami masih tidak berubah untuk menghancurkan kalian semua, dan jika papa menghalangi, itu artinya papa bersiap untuk di hilangkan mengerti. Itu juga berlaku untuk kalian berenam dan orang-orang yang menghalangi kami,"

"JANGAN BANYAK OMONG BOCAH. APA-APAAN KAU BERANI MENGANCAM KAMI, KAU PIKIR KAMI TAKUT, ANAK KEMARIN SORE SEPERTIMU JANGAN BERLAGAK MENAKUTI KAMI, KAU BELUM TAU KENGERINGAN KAMI. DAN BERANI SEKALI KAU BICARA SEPERTI ITU PADA KAKAKKU, KAU SUDAH MELAMPUI BATAS." teriakan Sam membuat semua orang menoleh, Guruh hanya memandang sekilas dan tanpa mereka sadari Guruh sudah melubangi perut Sam menggunakan tangannya.

"Bacot...harusnya kau tau tempatmu Samuel, sepertinya kau memang hanya orang bodoh. Cepat atau lambat pion sepertimu memang tak di perlukan, jadi kusudahi peranmu hari ini."

Guruh mencabut tangannya dari perut Sam, darah langsung mengucur deras dari mulutnya dan dari lubang di perutnya. Semua orang yang melihat kejadian itu begitu terkejut.

"SAM!!!!" jerit Nina Sanjaya begitu melihat putranya tumbang bersimpah darah."

"Apa yang kau lakukan!!!" Frans, Rachel, Arjuna,Bayu, Indra dan Wisnu langsung bergerak hendak menyerang dan meringkus Guruh. Namun, 6 sosok berjubah hitam langsung menghentikan mereka dan mengcounter serangan mereka hingga membuat keenamnya terpental ke arah tembok dan pedang terhunus ke leher mereka.

Nina Sanjaya memeluk tubuh putranya Sam, sambil bergetar melihat kejadian di sekitarnya, terlebih lagi keenam orang yang muncul mengeluarkan aura yang mengerikan. Dengan hati-hati Daniel mendekat ke arah Nina dan Sam, kemudian memeriksanya.

"Tolol, sudah kuduga dari awal, memang seharusnya kita tidak kembali ke sini. Bunda dengan segala hormat kita harus angkat kaki dari sini. Kami tak ingin Guruh lebih lepas kendali lagi,"

"Baiklah, tapi bunda juga harus membawa papamu. Setidaknya dia masih kita butuhkan meskipun sedikit."

Freya memukul Andreas di tengkuknya kemudian membawanya tidak lama kemudian dia dan keenam anaknya serta orang-orang berpakaian hitam dan keempat kucingnya menghilang dari rumah itu.


12 Siblings (remake dari find my 8 Twins)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang