"Oh itu... Anak-anak yang lain pada nebeng" ucap Dista."Lah, kenapa emangnya?"
"Mana gue tau" dengan mengangkat kedua bahunya.
"Udah ah, ayok masuk kelas" ajak Silvi.
Mereka berdiri dari kursi dan berjalan ke arah pintu keluar kantin sambil bercanda dengan sesekali tertawa, padahal beberapa murid yang lain menatap mereka dengan aneh. Saat berjalan menuju kantin seseorang menepuk pundak salah satu dari ke empat siswi tersebut, Silvi menyuruh teman yang lain untuk berhenti dan kemudian berhenti menghadap ke seseorang yang menepuknya.
Seseorang yang menepuknya tadi hanya menampilkan senyum manisnya. Silvi menatap heran kepada seseorang tersebut yang lain pun sama.
"Apa?" tanyanya.
Yang ditanya masih menampilkan senyumnya.
"Ye.. Ditanya malah senyum senyum mulu"Seseorang tersebut menggaruk tengkuknya yang terasa tak gatal.
"Sil nanti pulang bareng gue ya?" tanyanya."Ril lo kesambet?" bingungnya, karena seseorang tersebut mengajak pulang bareng. Akur aja enggak masa ngajak pulang bareng.
"Enggak, mau ga nih?"
"Yeril aneh nih, biasanya aja kalo ketemu ga pernah akur atau ga paling cuman sapa" ucap Dista.
"Dis, ini bukannya cowok yang waktu itu main basket di lapangan?" bisik Filda kepada Dista.
"Iya, temennya Al cogan kan?"
"Lah padahal cuman nanya"
"Iya udah deh mau, lumayan ongkos utuh" ucap Silvi senang, karena dapet tumpangan gratis.
"Oke, entar gue tunggu di parkiran" ucapnya sambil berjalan meninggalkan mereka.
"Aneh" Vela berbicara dengan menatap Yeril bingung.
"Udah lah, ayok"
Mereka melanjutkan jalannya menuju kantin karena tadi sempat tertunda.
***
Bel sekolah telah berbunyi lima menit yang lalu, Al dan ketiga temannya tengah duduk di atas motor milik mereka.
"Balik yok" ajak Atan.
"Oke"
"Kalian duluan aja" ucap Yeril sambil melihat ke lorong menuju arah kelas Silvi.
"Kenapa?"
Belum sempat menjawab Silvi dan yang lain datang, tadinya mereka tidak mau tetapi dipaksa Silvi untuk menemani sampai parkiran.
"Yok Ril"
"Eits.. Maksudnya apaan nih?" bingung Atan dengan memegang tangan Yeril.
"Gue cuman ngajak Silvi balik bareng"
"Wow! Ada yang mau pdkt nih" jail Al dan bersiul tetapi menghadap ke arah lain.
"Paan njir, kagak"
"Ngaku aja lah Ril" ucap Atan.
"Bodo, Sil ayok naik"
"Oh iya" berjalan mendekati motor Yeril. "Duluan ya, thanks" imbuhnya kepada ketiga sahabatnya.
"Iya" jawab serempak.
***
Sesampainya dirumah Filda tak melihat adanya kehidupan atau orang di rumahnya.
Karena sudah lelah ia melangkah menaiki tangga dan beristirahat. Ketika ingin tidur sebentar ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya.Tok tok tok
"Siapa sih, ganggu aja" ucapnya melangkah mendekati pintu.
"Fil"
"Setdah elo, ngapain?"
"Gue pinjem buku paket matematika"
"Buku lo kemana?"
Yang ditanya tak menjawab pertanyaan tersebut hanya diam dan menatap Filda.
"Ck, bentar gue ambilin" Filda masuk mencari buku matematika miliknya. "Nih" menyodorkannya kepada Geo.
"Thanks" ucapnya yang kemudian pergi kembali ke kamarnya.
"Dasar, apes gue punya saudara kek gitu" ucapnya sambil menutup pintu dan berjalan ke kamar mandi.
Hari semakin sore Mico sang kakak belum kembali kerumah, yang biasanya jika ingin pergi ia kembali kerumah terlebih dahulu untuk berganti pakaian tapi kali ini tidak. Filda yang sedang menunggu di depan tv bingung karena matahari sudah tenggelam dan gelap.
Geo berjalan didepannya dengan arah ke dapur."Ge" panggilnya.
Geo berhenti dan menatap Filda."Kak Mico belum balik"
"Kamar" ucap santai.
"Enggak ada" ucapnya tak tenang.
Geo berjalan mendekati Filda dan duduk di sofa."Bener?" ucapnya meyakinkan, karena ia tadi melihat Mico diparkiran sebelum dirinya. Dan ia fikir Mico sudah pulang karena sudah tak ada diparkiran.
"Iya Ge"
Geo diam memikirkan apa yang sedang terjadi saat ini, akan kah masa lalu yang dulu belum sempat usai kembali lagi?.
"Ge, gimana" ucapnya tak tenang sambil memegang tangan Geo.
***
Vote and komen
Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
Filda
Teen FictionSeorang gadis sedang berjalan menuju kelasnya dengan santai, tapi tiba-tiba. "Aduh, siapa sih yang ngelempar bola basket kesini, untungnya ga kena" "Gue, kenapa emangnya?" jawab seseorang. "Oh, Untung ga kena gue" ketusnya "Salah sendiri lewat sin...