Waktu telah menunjukkan pukul 11 malam, tapi Filda masih setia duduk disofa ruang tengah dengan ditemani tv yang masih menyala dan segelas susu coklat. Geo tadi sempat pamit pergi untuk mencari Mico, maka dari itu Filda kini sendiri.Suasana ruang tengah kini semakin sunyi, di rumah sebesar ini ia hanya sendirian menunggu kabar yang diberikan Geo atau kakaknya nanti akan datang ke rumah.
Ting
Suara handphone milik Filda berbunyi, ia melihat dari siapa dan ternyata dari Geo.
Geo
Fil, gw udh ktm sm Mico.Gue tunggu
Kini Filda sedikit tenang karena Geo sudah menemukan kakaknya. Ia menunggu cukup lama hampir setengah jam tapi Geo dan Mico tak muncul - muncul. Bel rumah berbunyi, ia berjalan mendekati pintu dan sedikit mengintip dari celah jendela karena takutnya bukan orang yang ia tunggu.
Setelah memastikan dan itu benar dua orang yang ia tunggu, langsung saja Filda membuka pintu rumah menampilkan Mico dengan muka pucat dan babak belur yang dibantu Geo.
Di ruang tengah kini mereka berada dengan Filda yang sedang mengobati luka di muka Mico, Geo menatap tanpa ada ekspresi sama sekali tetapi didalam otaknya ia masih bingung siapa yang melukai saudaranya?.
"Ge, kok bisa gini?" tanya Filda yang masih mengobati Mico.
"Gue ga tau" ia terdiam masih memikirkan kejadian ini. "Mic, kenapa lo bisa gini?" ucapnya pada Mico yang lemas di sofa.
Mico menggeleng tanda ia tidak tau apa-apa tentang semua ini. Ia saja kaget, karena ada seseorang yang tiba-tiba langsung memukulinya tanpa celah sehingga ia tidak bisa melawan sama sekali.
Geo mendengus melihat jawaban yang diberikan oleh Mico. Filda pun bingung kenapa kakaknya bisa seperti ini.
"Ok udah" ucapnya membereskan kotak obat. "Kakak langsung istirahat ya" imbuhnya yang ingin memapah Mico tapi langsung di ambil alih oleh Geo.
"Gue aja, lo langsung tidur besok sekolah" ucapnya dengan langsung membantu Mico.
Filda menatap keduanya kemudian ia menyimpan kotak obat dan berjalan menuju kamar karena esok ia harus sekolah.
***
Paginya Filda hanya melihat Geo yang tengah sarapan di meja makan. Ia melihat sekitar apa ada kakaknya juga tapi ternyata tak ada mungkin masih istirahat.
"Lo berangkat bareng gue"
Filda yang ingin mengambil roti langsung menatap seseorang yang berbicara barusan.
"Hah?" ucapnya bingung.
"Lo bareng gue" ulangnya lagi.
"Gue bisa sendiri kok"
"Enggak ada penolakan" ucapnya berjalan menuju ruang tengah untuk menunggu Filda.
Filda menatap saudaranya itu dengan kesal, kemudian ia menyelesaikan sarapannya takut Geo akan marah nantinya.
***
Sesampainya disekolah Filda langsung turun dari motor milik Geo dan meninggalkan sang empu tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Fil" panggil seseorang dengan memenggang pundak Filda.
Filda langsung menghadap ke seseorang tersebut, ternyata teman satu kelas kakaknya Reza. Ya Reza Dewanta seseorang yang cukup dekat dengan Mico dan keluarganya. Tapi Filda kini tak cukup dengan Reza lagi karena Reza jarang kerumah semenjak kedua orangtua Filda dan Mico melakukan perjalanan bisnis.
"Ada apa?"
"Kakak lo ga masuk?" ucapnya sambil melirik jam ditangannya.
"Enggak"
"Apa gara-gara masalah semalem?" tanyanya ragu. Apakah benar terjadi seperti yang ia dengar dari teman-temannya satu kelas.
"Mungkin" ucapnya malas karena di belakang Reza seseorang tengah menatapnya dengan santai. "Tapi kalo kak Za mau tau kerumah aja" imbuhnya sedikit lirih.
"OK, tapi lo kenapa? Kayak aneh gitu tadi enggak" ucapnya bingung dengan Filda yang berbicara sedikit aneh.
"Itu di belakang kakak" ucapnya sedikit ragu.
"Siapa sih?" dengan menghadap kebelakang.
***
Sorry lama sibuk. Hehehe
Vote ya
Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
Filda
Teen FictionSeorang gadis sedang berjalan menuju kelasnya dengan santai, tapi tiba-tiba. "Aduh, siapa sih yang ngelempar bola basket kesini, untungnya ga kena" "Gue, kenapa emangnya?" jawab seseorang. "Oh, Untung ga kena gue" ketusnya "Salah sendiri lewat sin...