12

9 1 0
                                    


Filda berjalan dengan Geo di taman yang cukup ramai, Filda tadinya tidak mau ikut tetapi karena ia penasaran siapa yang suka dengan dirinya akhirnya ia pun ikut.

Geo berjalan didepannya dengan mata melihat sekeliling taman mencari seseorang yang ingin ia temui.

Ting, handphone milik Geo berbunyi menandakan terdapat pesan masuk. Geo mengambil handphonenya dari saku kanan jaket yang ia pakai.

Az
Gue ga bisa dateng sorry

Ok

Filda menatap Geo yang sedang membalas pesan dari seseorang entah itu siapa.

Geo berbalik menghadap ke Filda, "Dia ga dateng" sambil memasukkan kembali ponselnya.

"Tau gitu gue ga ikut" kesal Filda.

"Kita pulang" ajak Geo yang sudah berjalan.

Filda berbalik mengikuti Geo dibelakangnya, Filda merasa ada seseorang yang memperhatikan dirinya sendiri. Ia menoleh ke arah samping kanan kirinya, tetapi tak ada seseorang yang menatapnya mereka tengah sibuk dengan kegiatan mereka.

"Geo" panggil Filda agar Geo mau berhenti.

Yang dipanggil pun berhenti dan berbalik menatap Filda dengan alis terangkat sebelah pertanda ia bingung.

Filda berjalan mendekat ke Geo dan memegang tangan kanan milik Geo. Filda masih menatap sekitar, ia merasa dirinya sedang tidak aman.

Yang di pegang tanyanya hanya diam tak melepaskan atau bertanya. Geo mengikuti Filda yang menatap sekitar takut, ia seperti mencari seseorang tetapi tak ia temukan.

Filda menunduk dan mengajak Geo untuk meninggalkan taman.

***

Saat sudah sampai rumah Filda yang tengah tiduran di kasur king size nya masih memikirkan kejadian ditaman tadi.

Tanpa sengaja dirinya kembali mengingat kejadian dulu yang amat ia lupakan. Dirinya diam termenung sampai tak mendengar suara ketukan pintu yang sedari tadi berbunyi.

Mico masuk ke kamar adiknya, ia hendak ingin bertanya suatu hal tapi dikejutkan dengan Filda yang diam tak bergerak seperti patung. Dirinya berjalan mendekat ke kasur milik Filda.

Mico memegang pundak adiknya, "Fil" ucapnya.

Tidak ada pergerakan dari diri Filda membuat Mico sang kakak khawatir.
Sekali lagi Mico memegang kedua pundak Filda cukup menekan, "Filda" panggil sambil menggoyangkan pundaknya.

Filda terperanjat kaget dengan menatap kakaknya bingung, "Kenapa?"

"Kenapa kenapa, lo itu lah yang kenapa"

"Gue? " menunjuk dirinya sendiri, "Emangnya kenapa? Gue ga kenapa napa kok kak" dengan menggelengkan kepalanya.

"Lo itu tadi diem aja" ucapnya kemudian duduk disebelah Filda.

"Perasaan enggak"

"Kan perasaan lo"

"Emang kenapa sih?" ucapnya bingung.

"Mana gue tau" sambil mengangkat kedua bahunya.

Keduanya diam tak ada yang berucap kembali setelah pembicaraan yang membingungkan keduanya. Mico yang hendak bertanya seketika lupa dengan pertanyaan yang ingin ia tanyakan.

"Kakak ngapain kesini" Filda akhirnya membuka suara kembali.

Yang ditanya hanya menatap ke arah depan diam.
Filda memperhatikan kakaknya itu, kenapa Mico tak menjawab? Kenapa malah diam? Dirinya bingung ingin beranjak ke kamar mandi tak ia urungkan.

Mico menoleh menatap adiknya sebentar dan kembali ke arah depan.
"Kakak lupa mau tanya apa"

"Lah, bisa bisanya"

"Udahlah, kakak mau balik ke kamar" Mico bangkit dari duduknya dan melangkah ke arah pintu.

Filda terus memperhatikan kakaknya itu, sebab ia ingin tahu kakaknya mau bertanya apa dengan dirinya.

Ting. Suara pesan di handphone miliknya membuyarkan pikirannya. Ia pun meraih handphone di atas meja samping tempat tidurnya.

Geo
Lo g ush mkrn kejadian dtmn td

Ia kaget ternyata Geo mengetahuinya tapi kenapa hanya diam tak berbicara sama sekali dengan dirinya. Ia kemudian mematikan handphonenya dan beranjak dari tempat tidur ke arah kamar mandi.

***

Vote and komen
Thnks

FildaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang