1. They Met

2.2K 64 3
                                    

Seperti biasa, Exlyn melaju dengan papan skateboardnya, membelah para pejalan kaki yang berlalu lalang di trotoar dan jalan yang ia lalui

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasa, Exlyn melaju dengan papan skateboardnya, membelah para pejalan kaki yang berlalu lalang di trotoar dan jalan yang ia lalui.

Dengan headphone putih menggantung dileher jenjangnya, dan tas ransel berwarna sama dengan headphonnya yang menggantung sebelah dibahu kirinya. Jangan lupakan jaket kebesaran berwarna abu-abu yang ia kenakan, dengan tudung jaket yang melindungi kepalanya dan resleting jaket yang ia biarkan terbuka.

Dengan begitu ia dapat melindungi rambut panjangnya yang ia ikat tinggi dan rok pendeknya dari hembusan angin pagi yang selalu menyapanya setiap pagi saat berangkat ke sekolah.

Ia bergerak santai dengan sangat seimbang diatas papan skateboard miliknya, meliak-liukkan papannya dengan sempurna. Tatapannya hanya fokus pada jalanan, bahkan pandangan aneh dari orang-orang yang melihatnya tidak mengganggunya sama sekali.

Exlyn tidak tertarik sama sekali dengan tatapan yang diberikan kepadanya, ah bukan tak tertarik tapi lebih tepatnya tidak peduli. Ia hanya fokus dengan jalur skateboard yang diinjaknya dan juga permen karet tutifruity yang rasanya sudah mulai menghilang didalam mulutnya.

Kaki kirinya turun dari papan skateboard guna memberhentikan laju papan ketika ia sudah berada didepan gerbang sekolah. Dilepasnya jaket yang dikenakannya lalu mengikatkan bangian lengannya pada pinggang ramping miliknya.

Diinjaknya dengan keras ujung belakang skateboard miliknya hingga papan itu tersentak dan berdiri, dengan cepat Exlyn meraihnya lalu menentengnya. Ia berjalan kearah tong sampah yang berada disisi gerbang, lalu meludahkan permen karetnya disana.

Ia mengambil permen stick disakunya, membuka bungkusnya lalu memasukkannya ke mulut. Tak lupa memasang headphone putihnya yang sudah terpasang mp3 itu dikepalanya tepat kedua telinganya.

Dengan jaket yang tertali dipinggangnya, headphone dikepalanya, papan skateboard ditangan kanannya, tas dibahu kirinya, serta tangan kirinya yang sesekali mengeluar masukkan permen stick dimulutnya ia berjalan memasuki gerbang sekolah.

Disapanya pak satpam sekolah dengan seyuman dan kesopanannya. Sekolah sudah cukup ramai karena ini sudah mau bel masuk.

Dengan tatapan yang tidak peduli sekitar, Exlyn berjalan dikoridor sekolah dengan santainya. Ia selalu menjadi pusat perhatian siswa siswi sekolah dan tak jarang ada yang berkomentar langsung tentang dirinya.

Tapi Exlyn tidak pernah peduli, lagi pula ia juga tidak pernah mendengarnya karena headphone putih miliknya.

Ia berhenti tepat dikoridor dekat kelasnya karena lokernya terletak disana. Jarinya dengan santai menekan kombinasi password loker miliknya itu. Setelah terbuka ia memasukan papan skateboardnya lalu melepas jaket dipinggangnya kemudian menaruhnya ditempat yang sama. Barulah ia menutup kembali lokernya lalu berjalan memasuki kelasnya.

Kapten BasketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang