Juna sudah berdiri didepan kelas Exlyn sejak bel pulang berbunyi. Juna tersenyum melihat Exlyn yang keluar dari kelasnya dengan ekspresi wajahnya yang khas, datar.
"Ayo," ajak Juna.
Dengan perasaan ragu-ragu, Juna hendak menggandeng tangan Exlyn. Tapi, niat itu ia urungkan saat Exlyn dengan cepat menginstrupsi.
"Bentar, mau ambil skateboard dulu diloker." Juna menganggukan kepalanya.
"Sini aku bawain," kata Juna saat Exlyn kembali dengan menenteng skateboard hitam miliknya.
"Gausah," tolak Exlyn.
Keras kepala, batin Juna. Juna menghela napas kemudian tersenyum pada Exlyn. Detik berikutnya ia berhasil mengambil alih skateboard Exlyn dari tangan gadis itu.
"Udah, ayo." Juna akhirnya berjalan lebih dahulu, diikuti oleh Exlyn dibelakangnya.
Diperjalanan tidak banyak percakapan yang tercipta. Seperti sekarang, diperempatan lampu merah. Dibalik helm full face nya, Juna ragu. Ia ingin mengajak gadis yang duduk dijok belakangnya itu berbincang, tapi ia ragu. Pada akhirnya, Juna lebih memilih diam.
Kruuuyuuuuk...
Suara itu terdengar jelas ditelinga Exlyn maupun Juna. Dari kaca spionnya Juna melihat Exlyn tengah tersenyum kearahnya. Hal itu membuat Juna gugup, dan agak salah tingkah. Jangan kira bahwa Exlyn tidak menyadari, jika sendari tadi Juna selalu memperhatikannya dari kaca spion motor sportnya.
"Didekat perum gue, ada mie ayam enak. Mau mampir?" Tawar Exlyn.
Dalam hatinya Juna tengah mengumpati dirinya sendiri. Perutnya berbunyi tanpa tahu waktu yang tepat, Juna malu. Juna kembali melihat spionnya yang menampakkan Exlyn yang masih menatapnya, menunggu jawaban. Pada akhirnya Juna mengangguk mengiyakan.
"Perhatiin jalan aja didepan lo." Membuat Juna tertawa kecil dibalik helmnya.
Exlyn segera turun dari motor Juna setelah mereka sampai. Exlyn lebih dahulu masuk kedalam warung agak kecil itu, lalu disusul Juna setelah memarkirkan motornya. Mereka duduk disalah satu meja disana, berikutnya Exlyn sudah dihadiahi oleh senyuman pemilik warung.
"Mbak Selyn! Mau pesen apa nih?" Tanya sang pemilik warung dari balik gerobak mie ayamnya.
"Mie biasanya Mas Udin, dua. Terus minumnya air putih aja." Dari balik gerobak mie ayamnya, pria yang dipanggil Udin itupun mengacungkan jempolnya.
"Siap mbak!"
Juna hanya tersenyum memperhatikan interaksi antara Exlyn dan pemilik warung.
"Udah sering kesini?" Tanya Juna spontan, dan Exlyn mengangguk.
Tak lama apa yang mereka pesan pun datang. Exlyn segera meraih mie nya dari atas nampan yang dibawa oleh Mas Udin.
"Makasih ya mas," Ujar Exlyn dengan senyum yang menampilkan deretan giginya, dan dibalas acungan jempol dan senyuman oleh sang pemilik warung. Juna sedikit terkejut. Ternyata seorang Exlyn bisa tersenyum selebar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Basket
Fanfiction"Kamu harus bisa membedakan antara cinta dan obsesi, mereka memang sangat berbeda. Tapi dengan tampilannya yang sama apa kamu yakin bisa membedakan antara keduanya?" #jabos univers #jabos #spin off OSIS #idol rasa lokal