9. Don't like

627 54 6
                                    

SEBELUM KALIAN MEMBACA SEBENARNYA AUTHOR PENGEN CURHAT:" SAYA HARAP KALIAN MEMBACANYA:")

Kenapa saya updatenya lambat? Ya mau gimana ya. Cerita ini readers nya banyak, tapi votenya tidak sesuai dengan jumlah pembaca.

Ya bukannya saya menyalahkan siders. Tapi tolong ya, saya sebagai author butuh kesadaran dari pembaca.

Apa salahnya menghargai karya/tulisan saya yang kalian baca dan nikmati. Padahal klik bintang tidak sesusah dan seberat itu kan:" klik bintang juga gratis. Apa salahnya kalian memberi dukungan kepada saya agar saya semangat dalam berkarya.

Untuk pembaca yang telah memberikan saya dukungan dengan vote saya ucapkan banyak terimakasih, semoga saya bisa terus memberikan karya yang bagus untuk kalian.

Sekian dari saya, Maaf telah mengganggu waktu membaca kalian:") Terima Kasih😄
Selamat membaca~

Sekian dari saya, Maaf telah mengganggu waktu membaca kalian:") Terima Kasih😄Selamat membaca~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aidan melempar bola basketnya dengan kasar, ia menggeram. Seno yang melihat Aidan seperti itu hanya bisa mengerutkan keningnya heran. Aidan jadi tempramental setelah kembali dari kamar mandi tadi. Entah apa yang terjadi sampai dia seperti itu, hal itu sangat mengusik Seno. Aidan sungguh jadi aneh.

Aidan kembali mengambil bola dan mendribble-nya dengan penuh tekanan. Aura marahnya sungguh terasa, dan itu sangat mengintimidasi Seno. Seno sungguh tak percaya saat bola Aidan meleset dari ring, itu sebuah ketidakmungkinan jika Aidan yang memegang bola. Seno tercengang, sebenarnya apa yang terjadi pada Aidan? Sampai-sampai menciptakan hal mustahil seperti itu terealisasikan pada kenyataan.

"Sialan!" Teriak Aidan membuat Seno terperanjat kaget. Aidan mengusap wajahnya yang penuh keringat dengan kasar. Helaan napas panjang pun terdengar disana. Ia benar-benar terlihat kacau, dan itu makin membuat Seno penasaran.

"Lo kenapa sih Dan?" Seno bergeridik ngeri saat Aidan menatapnya tajam. Melihat Seno yang sepertinya ketakutan Aidan membuang muka dengan menghela napasnya.

"Entahlah gue gak tau," ujar Aidan yang membuat Seno benar-benar speechless.

Aidan sungguh tidak mengerti, sebenarnya apa yang tengah terjadi pada dirinya? Kejadian yang ia lihat tadi sangat menggangu dirinya sekarang. Mengapa bisa jadi seperti ini? Mengapa ia jadi emosional? Ada yang aneh, dirinya mungkin sudah tidak beres.

"Lo kayak gini setelah balik dari toilet, kenapa emang lo? Ada apa? Emang terjadi sesuatu di toilet?" Tanya Seno khawatir, ia menatap Aidan dengan cemas.

Aidan menggelengkan kepalanya, membuat Seno kembali terdiam. Seno menghela napasnya, kemudian menepuk bahu Aidan. Aidan ikut menghela napasnya sambil memijit batang hidungnya. Astaga, ia benar-benar tidak mengerti apa yang tengah terjadi dengan dirinya.

Kapten BasketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang