Exlyn hanya menatap malas Aidan yang kini tengah berjalan mendekatinya. Aidan berdiri disisi ranjang yang diduduki Exlyn, ia menatap Exlyn yang berada dihadapannya sambil menatapnya tak suka. Ia menaruh kantong plastik yang ia bawa diatas nakas.
"Ngapain lo disini?" Exlyn bertanya dengan nada dingin, menatap datar Aidan yang sedang menyeret kursi mendekat.
Aidan duduk di kursi yang ditariknya disamping ranjang, ia duduk tepat dihadapan Exlyn yang duduk di ranjang sambil memegang kotak P3K. Aidan mengambil paksa kotak P3K yang berada ditangan Exlyn.
"Gue mau tanggungjawab, salah?" Tanya Aidan enteng tanpa menatap Exlyn.
"Gak salah sih, tapi sayangnya gue gak butuh pertanggungjawaban lo." Jawab Exlyn penuh penekanan.
Aidan tidak menggubris sama sekali perkataan Exlyn, ia lebih memilih fokus pada kotak P3K yang kini tengah dibukanya.
"Lo pergi aja sana, gue bisa sendiri. Gue gak butuh lo" ujar Exlyn sekali lagi, menyuruh Aidan untuk pergi meninggalkannya karena melihat wajah Aidan membuatnya semakin kesal. Ditambah dengan fakta hanya ada mereka berdua yang berada diruang UKS, hal itu membuat kepala Exlyn menjadi semakin pusing.
Tapi Aidan tidak terganggu sedikitpun, seolah telinganya tidak mendengar kata-kata yang keluar dari mulut cewek dingin itu. Aidan bingung, ia menatap kontak P3K yang sudah dibukanya. Untuk mengobati luka, yang mana obatnya? Apakah diberi minyak kayu putih dulu? Atau langsung saja dikasih plester?
Aidan tidak mengerti sama sekali, karena ia belum pernah melakukan hal seperti ini sama sekali sebelumnya. Katakanlah ini yang pertama kali bagi Aidan. Kening Aidan berkerut, dan Exlyn bisa menangkapnya.
"Udah gue bilang lo pergi aja, gak usah maksain diri. Lagian gue bisa sendiri, lo gak usah sok bertanggungjawab. Cih," Exlyn mendecih melihat Aidan. Ia memalingkan wajahnya jengah.
"Pakek yang ini dulu kan?" Tanya Aidan sambil kedua tangannya menunjukkan balsem dan kapas. Tapi Aidan malah dibuat bingung dengan pelipis Exlyn yang tiba-tiba terdapat banyak butiran keringat.
Exlyn memutar kedua bola matanya, ia memijit pelipisnya yang tak terkena bola. Sebenarnya kenapa dengan tingkah bodoh cowok dihadapannya ini?
"Pakek antiseptik dulu" Cetus Exlyn memberi tahu. Baik Exlyn maupun Aidan sama-sama terkejut saat suara Exlyn barusan sedikit bergetar. Meski sedikit samar Aidan mendengarnya, dan Aidan terheran.
"Yang ini, bukan yang itu" Exlyn mengambil botol cairan antiseptik dan menunjukkannya pada Aidan, mencoba mengalihkan perhatian Aidan. Sepertinya membuat cowok dihadapannya ini melakukan apa yang diinginkannya akan membuat ia lebih cepat keluar dari UKS dan tak lagi mengganggunya.
Aidan hanya menggangguk-nganggukan kepala seolah mengerti. Aidan segera meraihnya dari tangan Exlyn, ia membuka tutupnya dan menuangkannya sedikit pada kapas. Ia menarik kursinya maju lebih dekat kearah Exlyn. Aidan meraih pundak Exlyn, dan dengan tenang ia mengusap luka gores dipelipis Exlyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Basket
Fiksi Penggemar"Kamu harus bisa membedakan antara cinta dan obsesi, mereka memang sangat berbeda. Tapi dengan tampilannya yang sama apa kamu yakin bisa membedakan antara keduanya?" #jabos univers #jabos #spin off OSIS #idol rasa lokal