5. 1:1=seri

1K 41 6
                                    

Suasana tribun lapangan basket sudah riuh dengan sorakan penonton

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana tribun lapangan basket sudah riuh dengan sorakan penonton. Lebih tepatnya fans Adian sama fans Exlyn. Bedanya kalo fans Exlyn dominan suara cowok, nah kalo fans Aidan sebaliknya.

Yang ada didalam lapangan basket cuma Exlyn, Aidan, Seno, Silvi, Cecil, sama Devan. Exlyn udah hadap-hadapan sama Aidan ditengah lapangan, dengan Seno yang berada diantara mereka sambil membawa bola basket dan lehernya yang udah terkalungi peluit.

Seno adalah wasitnya, sedangkan Silvi, Cecil, dan Devan berada ditepi lapangan basket. Silvi sudah bersendekap dada dengan tatapan tajamnya, Cecil dengan senyuman dan binar-binar dimatanya, dan Devan yang tengah berdecak pinggang.

Exlyn mengangkat rambutnya tinggi keatas lalu menalinya dengan karet gelang membuat leher jenjang putih miliknya terlihat jelas, poninya dan beberapa anak rambutnya tidak dapat terikat. Kemudian ia melepaskan kancing pada kedua pergelangan tangannya, dan melipat lengannya sampai sebatas siku.

Sedangkan Aidan melepas satu kancingnya yang paling atas seragamnya, dan menarik dasinya agar melonggar.

Kedua kubu fans mereka sudah mulai hilang kewarasan saat melihat Aidan maupun Exlyn seperti itu. Sorakan maupun teriakan tidak pernah berhenti dan malah makin menjadi.

Seno menatap keduanya bergantian, setelah dirasa cukup Seno meminta keduanya untuk mendekat kearahnya.

"Peraturannya bebas karena ini satu lawan satu, tidak boleh main fisik kalian harus sportif. Yang dapat point' sepuluh duluan, dia yang menang. Gimana? Deal?" Seno menatap keduanya bergantian guna menunggu jawaban.

"Deal!"
"Deal!"
Jawab Aidan dan Exlyn serempak.

Seno kemudian mengambil peluit yang menggatung dilehernya dan mengapitnya dengan kedua bibirnya. Exlyn dan Aidan mengatur jarak mereka dengan Seno.

Prriiiiiiiiit...

Seno meniup peluitnya panjang, tanda pertandingan dimulai. Ia langsung melemparkan bola basket keatas. Aidan maupun Exlyn sontak melompat setinggi mungkin untuk meraih bola basket.

Karena memang Aidan yang lebih tinggi dari pada Exlyn, maka Aidan lah yang dapat meraih bola yang melambung tinggi. Hal itu membuat Exlyn mendengus kasar dengan tatapan tajamnya. Aidan mendribble bola dengan tatapan lurus pada Exlyn dan senyuman remehnya.

Exlyn berlari mengejar Aidan yang hendak memasukkan bola kedalam ring, Exlyn tersenyum penuh kemenangan saat ia berhasil merebut bola dari tengan Aidan. Exlyn berlari berbalik arah sambil tangannya yang terus mendribble bola.

Aidan hanya mengusap wajahnya dengan kasar saat Exlyn berhasil mencetak point. Exlyn menatap Aidan dengan angkuh, ia melemparkan senyum manis pada Aidan. Cecil melompat dengan senyuman lebarnya, dengan antusias ia berteriak untuk menyemangati Exlyn.

Sorakan penonton pun juga meriuh, Devan hanya menatap takjub pada Exlyn. Silvi tersenyum miring, ia puas melihat wajah Aidan yang kesal. Exlyn dan Aidan kembali melanjutkan pertandingan diantara mereka.

Kapten BasketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang