Tahun kedelapan

4K 886 85
                                    

Bukankah lebih baik menjadi berguna dari pada menjadi sempurna?

Ghanniyah Aazeen

Akhirnya tahun kedelapan kami masuki juga. Dimulai dengan sebuah perayaan pernikahan kakak perempuan Rafif, Kanaya, dengan seorang pengusaha minyak bumi. Entah bagaimana kakak iparku itu bisa mengenalnya. Tapi ketika aku merasa satu orang penting lagi yang masuk ke dalam keluarga ini, rasanya aku menjadi anggota keluarga yang tidak paling tidak sempurna.

Bukan hanya fisikku saja yang memiliki kecacatan, tapi juga gelar pendidikanku yang sudah kubuang jauh-jauh, karena rasanya tidak berguna. Kalau tahu akan seperti ini jadinya, aku tidak akan memaksa ibu untuk kuliah di universitas negeri dengan biaya yang luar biasa mencekik leher ayah dan ibuku.

Akan tetapi... bila aku tidak kuliah di kampus itu, apa mungkin aku akan bertemu dengan Rafif? Imam pilihan hatiku.

"Sudah?" tanya Rafif yang mendekatiku kembali, setelah kali dua dia mendatangiku, dan aku masih belum selesai bersiap untuk pergi ke tempat acara.

Dari pantulan cermin rias di kamarku, aku bisa melihat wajah Rafif tersenyum kepadaku sebelum mengulurkan tangannya untuk menggandengku.

"Ayo, aku yakin calon suami kak Naya enggak mau menunggu kita."

Aku tersenyum geli membalas tatapannya. Lalu dengan mantap aku berbalik, menggenggam tangannya dengan erat seakan aku takut kehilangan laki-laki yang sangat kucintai ini.

***

Saat tiba di ballroom hotel mewah, di mana akad nikah akan dimulai pukul 19

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat tiba di ballroom hotel mewah, di mana akad nikah akan dimulai pukul 19.30 setelah shalat isya berjamaah, aku benar-benar terkejut dengan dekorasi tempat ini.

Rasanya setiap langkah yang kujejaki untuk masuk ke dalam, seakan-akan aku sedang berada dalam dunia dongeng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasanya setiap langkah yang kujejaki untuk masuk ke dalam, seakan-akan aku sedang berada dalam dunia dongeng. Di mana semuanya yang bisa kulihat dengan kedua mataku benar-benar sangat indah. Mulai dari penataan banyak sekali mawar putih sebagai hiasan, sampai pelaminan yang akan menjadi panggung kakak iparku malam ini sangat luar biasa megah.

Meski tidak mau membandingkan, namun terasa sekali perbedaannya. Antara pernikahanku delapan tahun yang lalu dengan pernikahan terakhir putri dari ayah mertuaku, yang disebut orang kaya raya oleh semua orang.

RAZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang