Prolog

20K 656 31
                                    

Happy Reading~~

•°•
Aku cukup tahu diri untuk tidak mengharapkan balasan saat aku mencintaimu

~Olivia Aprilisa~
°•°

Saat ini aku sedang duduk berdua dengan Orbit, cowok bermata tajam itu sedang fokus dengan buku Fisikanya mengabaikan ku yang sedari tadi hanya menatapnya dalam diam tanpa mau mengeluarkan suara karena takut menganggu aktivitasnya.

Dia adalah pacarku, seseorang yang mampu membuatku merasakan getaran aneh dalam dadaku untuk yang pertama kalinya saat melihatnya tahun lalu pada Masa Orientasi Siswa Baru di SMA 89 Jakarta. Biasanya siswa baru mencari-cari kakak Osis untuk dijadikan idola, tetapi berbeda denganku. Aku hanya terpana dengan sejuta pesona cowok tanpa ekspresi bernama Orbit.

Namaku Olivia Aprilisa Daniel, menurutku aku adalah perempuan paling beruntung karena aku bisa menjadi kekasih Orbit yang notabene-nya disukai banyak gadis di sekolahku.

Dibandingkan dengan Orbit, aku tidak ada apa-apanya. Aku bagaikan butiran debu yang bermimpi menjadi berlian untuk disukai banyak orang.

Orbit cowok yang pintar, lelaki itu selalu mengikuti olimpiade Fisika sejak kelas X dan menyandang gelar peringkat 1 paralel di angkatanku. Sedangkan aku? Untuk masuk 10 besar saja aku tidak sanggup. Orbit memiliki paras yang tampan, cowok itu memiliki lesung pipit dipipi sebelah kirinya yang akan menambah kadar ketampanannya ketika dia sedang tersenyum meskipun dia jarang melakukannya. Sedangkan aku? Aku hanyalah gadis dekil, pendek, bawel dan ceroboh yang sangat beruntung menjadi kekasihnya. Jika kami berjalan bersisian, kami bagaikan majikan dan kacungnya.

Aku jadi teringat kejadian satu tahun yang lalu, dimana semuanya dimulai. Tanpa sadar aku senyum-senyum sendiri mengingatnya.

♡♡♡

Satu tahun yang lalu

Saat teman sekelasku sibuk dengan kegiatannya masing-masing karena sedang freeclass, Aku menyibukkan diri menulis sesuatu di buku Diary milikku, namun seseorang langsung berteriak tepat di dekat telinga ku.

"DEMI APA? LO SUKA ORBIT?" Suara toa Alfin menggema di dalam kelas, semua murid yang tadinya sedang sibuk dengan urusan masing-masing jadi menatap aku dan Alfin dengan raut wajah yang tidak bisa ku definisikan bahkan Rasti--teman sebangku ku sangat terkejut mendengarnya.

Aku merasa sangat bodoh karena ketahuan oleh Alfin yang mulutnya sangat ceplas-ceplos itu menulis nama Orbit Erlangga sangat besar di buku Diary milikku. Aku mendelik tajam kepada Alfin yang hanya menunjukkan wajah tanpa dosanya, seakan apa yang dia ucapkan barusan tidak berpengaruh sama sekali.

Aku melirik Orbit yang duduk di pojok kelas yang tadi sedang sibuk menulis dibukunya juga langsung menoleh kepadaku setelah mendengar mulut ember Alfin. Ekpresinya tak bisa ku artikan, Orbit hanya menatapku dengan datar. Karena sudah kepalang malu aku hanya bisa menundukkan kepala ku dalam-dalam tidak berani mengangkatnya apalagi sekarang seisi kelas menatapku dengan pandangan berbeda-beda.

Aku bisa merasakan ada seseorang yang berdiri di samping mejaku. Hanya dengan mencium bau parfumnya aku bisa dengan jelas tahu bahwa orang itu adalah Orbit.

"Oliv" panggilnya dengan suara berat.

Jantungku yang tidak tahu diri ini langsung berdegub kencang hanya karena mendengar suara beratnya. Dengan keberanian yang berusaha ku kumpulkan, aku memberanikan diri mengangkat wajahku kemudian menengadah untuk bisa melihat wajahnya.

"ke-napa?" tanyaku terbata-bata, saat ini kelas sangat hening melebihi saat jam pelajaran matematika yang diajarkan oleh pak Budi yang terkenal killer.

Seakan seisi kelas kompak ingin mengetahui apa yang Orbit akan katakan padaku. Mungkin saja cowok cuek itu akan mempermalukan ku yang dengan lancangnya sudah menyukainya.

Aku dapat melihat tatapannya yang masih datar, tetapi aku terperangah dengan kata yang dia ucapkan. "ayo pacaran" katanya yang membuat suasana kelas X-4 seketika menjadi seperti pasar hanya dengan dua kata yang dilontarkan Orbit.

Aku masih mengumpulkan nyawaku yang entah melayang kemana beberapa saat yang lalu karena ucapannya.

AKU TIDAK SALAH DENGAR KAN?

"ayo pacaran" ulangnya karena aku tak kunjung mengeluarkan suara. Wajahnya tetap datar setelah mengatakan dua kata itu seperti orang yang tidak sedang mengajak berpacaran.

"ka-mu bercan-da?" tanyaku dengan napas putus-putus seperti habis lari marathon 10 km.

"gak" jawabnya singkat.

"kamu serius?" tanyaku masih berusaha memastikan.

Orbit mengangguk "kamu mau kan?" tanyanya meminta pendapatku.

Dengan malu-malu aku mengangguk.

"AKHIRNYA CINTA OLIV TERBALASKAN" Alfin berteriak yang membuat seisi kelas heboh menyerukan godaan untukku dan Orbit.

Aku tidak tahu bagaimana merahnya wajahku saat ini. Aku malu dan bahagia disaat bersamaan. Aku memang menyukai Orbit, tetapi aku sangat tau diri untuk tidak berharap menjadi pacarnya. Semua ini bagaikan mimpi bagiku, jika ini benar mimpi aku berharap untuk bisa tidur lebih lama. Aku ingin menikmati mimpi ini lebih lama lagi.

Rasti memeluk ku "gue gak nyangka lo suka sama Orbit" ucapnya antusias yang kubalas dengan balik memeluknya.

Aku melirik Orbit yang masih berdiri di tempatnya semula. Wajahnya masih datar seperti tadi, tetapi matanya terus menatapku aku salah tingkah ditatap seperti itu.

"aku malu Ras" kataku berbisik kepada Rasti karena takut Orbit mendengarnya.

PJ PJ PJ PJ

Suara riuh teman kelas ku semakin jelas ditelinga. Alfin, sahabatku itu yang menjadi pemandu riuhnya kelas.

Alfin terima kasih, karena berkatmu aku bisa menjadi perempuan paling beruntung.

♡♡♡

TBC

Selamat datang dicerita baruku, semoga suka ya sama karakter Orbit yang kalo ngomong serasa bayar wkwkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat datang dicerita baruku, semoga suka ya sama karakter Orbit yang kalo ngomong serasa bayar wkwkwk.
Sebenarnya aku gak terlalu bisa untuk buat tokoh yang dingin dan cuek, tetapi namanya belajar jadi aku akan usahakan bisa. Sejujurnya, aku lebih suka karakter yang slengekan kayak Ardit muehehe, gak tau Ardit? Kuy baca cerita lainku yang berjudul 'MISEL'

Bagaimana rasanya jika orang yang kamu sukai mengajak mu berpacaran? Begitulah rasanya menjadi Oliv. Bahagia sekali.

Tunggu aja ya kisah mereka^.^

Salam sayang
Seiss kyuuddd *ditampol*

V o t e  C o m e n t

O COUPLE [END ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang