Happy Reading~~
•°•
Emang benar ya? Cuma aku yang mencintaimu?
°•°"Mau kemana lagi Lo?" Tanya Rasti heran karena aku memasukkan semua buku dan alat tulisku ke dalam tas dengan terburu-buru saat guru mengakhiri pertemuan di kelas.
Aku nyengir menanggapinya, "Biasalah," Jawabku yang pasti sudah membuat Rasti paham.
"Bisa gak sih lo jadi cewek yang dikejar? Gak mesti lo duluan yang selalu nyamperin Orbit," Ujarnya mengomel.
"Kalo gue gak nyamperin, gue gak mungkin ketemu sama Orbit. Terus gue harus nahan kangen sampai besok gitu? Oh, gue gak sanggup!" Membayangkan untuk tidak bertemu Orbit saja aku tidak sanggup. Gak tau deh jampi-jampi apa yang Orbit pakai sampai aku klepek-klepek begini.
"Dasar bucin!" Ujar Rasti mengataiku. Bukannya kesal, aku malah senang. Menurutku Bucin itu tanda cinta, tanda rasa sayang kita terhadap pasangan. Bucin itu manusiawi kok, dan aku bangga menjadi Bucinnya Orbit.
"Iri aja lo, cari pacar sana. Biar lo tau rasanya jadi bucin itu gimana!"
"Bacot!" Umpatnya, dia kalah telak.
Aku hanya memeletkan lidah mengejeknya sebelum aku berdiri hendak keluar kelas. Tapi, baru sampai di bangku paling depan Lucy menahan ku.
"Hei Oliv, mau gak dikuteks lagi sama Lucy?" Tanyanya dengan suara kemayu.
Aku melipat tangan di dada, membayangkan wajah Orbit yang langsung pergi begitu saja setelah melihat Lucy memegang tanganku, jujur saja aku senang. Tetapi aku tidak akan membuat Orbit marah lagi seperti kemarin.
"NO! PACAR GUE MARAH GARA-GARA LO PEGANG TANGAN GUE DEPAN DIA TAU!" Ujarku ngegas yang membuat Lucy memegang dadanya, alay. Padahal suaraku tidak sebesar itu.
"Astagfirullah, kamu itu cewek Oliv. Gak baik teriak-teriak. Contoh Lucy dong, lemah lembut." Ucapnya yang membuatku jengah.
"Gak ada kata lembut di kamus gue, kecuali kalo sama Orbit!"
"Dasar Bucin!"
Lah dikatain lagi, aku tersenyum lebar mendengarnya. "Makasih loh pujiannya, gue emang secinta itu sama Orbit." Ujarku yang membuatnya geleng-geleng kepala.
"Jadi, Oliv gak mau lagi di kuteks sama Lucy?"
"Enggak, Rasti aja tuh!" Jawabku sambil menunjuk Rasti dengan daguku.
"Enggak sudi gue!" Sahut Rasti yang membuatku tertawa.
"Kalian kok jahat sih sama Lucy?"
"BODOAMAT!" Kataku dan Rasti bersamaan.
Setelah itu aku bergegas pergi dari hadapan Lucy, sampai di depan pintu Alfin merentangkan tangannya yang membuatku tidak bisa lewat. Kenapa sih nih orang-orang, hobi banget nyegat gue.
"Minggir lo," Ujarku mendelik kepada Alfin.
"Kalo gue gak mau? Kenapa?" Tanyanya menantang.
"Lo udah bosan hidup ya?"
"Apa? berani sama gue?" Katanya yang langsung memiting leherku.
"ALFIIINNN! LEPASIN GAK?" Teriakku sambil mencubit lengannya yang berada di leherku.
"Gak akan!"
"Gue aduin Orbit lo ya!"
"Emang dia peduli?" Tanyanya dengan suara remeh.
"Jelaslah, diakan pacar gue!"
"Yakin lo?" Tanyanya kemudian melepaskan ku, memasukkan kedua tangannya ke saku celana. Dih sok keren banget nih bocah.
KAMU SEDANG MEMBACA
O COUPLE [END ✔]
Novela JuvenilCerita ini bisa dibaca sambil kedip:v Gak percaya? Coba aja^.^ "Mungkin aku saja yang menganggap hubungan ini ada. Kamu tidak!" Cerita ini aku persembahkan teruntuk kamu yang merasa berjuang sendirian♡ Penasaran? Kuyy baca Happy Reading and Enjoy^.^...