RAWILDAN ARTARAJA
Kenalin! Nama gue Wildan, lengkapnya Rawildan Artaraja. Orang-orang di sekolah sudah akrab dengan kepintaran gue dalam hal pemilihan kata mencari alasan. Eits, selain terkenal dengan kepintaran mencari alasan, boleh dibilang gua juga termasuk ke dalam kategori murid yang memiliki banyak keahlian. Beberapa diantaranya ; Ahli dalam urusan manjat-memanjat tembok sekolah yang tingginya sekitaran dua meter, ahli dalam tawuran, ahli ber-acting depan guru, ahli mencari alasan, dan pastinya gue ahli dalam urusan balapan.
Berkat kepintaran dan keahlian tersebut gua akhirnya dilabeli sebagai bad boy.
Sekilas, mendengar kata high school bad boy, orang-orang tentunya akan membayangkan sosok pria yang berkulit agak gelap, memiliki mimik muka yang menyeramkan, dan tentunya memiliki sebuah tato yang bisa disembunyikan di balik seragam SMA. Tapi itu gak berlaku sama sekali untuk Wildan. Gua bahkan bisa dikategorikan sebagai kebalikan dari persepsi orang-orang yang membayangkan sosok cowok nakal dalam ruang lingkup SMA. Ya, jujur dari hati gua yang paling dalam mengakui kalau gua itu ganteng TITIK.
Cukup menyebut nama Wildan di sekolah, niscaya pandangan orang-orang hanya akan tertuju pada Rawildan Artaraja. Lagian yah, siapa sih yang gak kenal sama gue? Mulai dari guru, murid, ibu kantin, sampai satpam yang setiap hari menjaga gerbang sekolah pun hapal muka ganteng gua.
SALSABILA
Gue pikir menemukan lingkungan sekolah baru akan buat hari-hari gue jauh lebih menyenangkan. Tapi kenyataannya NOL BESAR. Baru juga hari pertama sekolah, gue udah dibully habis-habisan sama mereka. Dan gilanya saat gue tanya alasan dia nge-bully, mereka cuma ngejawab kalau itu udah kodratnya gue. HAH?! Yang benar saja?
Entahlah. Gue bahkan tak bisa menebak sampai kapan gue bakalan bertahan menempuh pendidikan di sekolah menyebalkan itu. Tidak, bukan sekolahnya yang menyebalkan. Yang gue labeli "Menyebalkan," tak lain adalah temen kelas gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY BAD BOY (PRE-ORDER OPEN) ✔
Teen Fiction《PRE-ORDER NOW!!!》 Tujuan Salsa datang ke rumah Wildan semata-mata untuk mengambil barang miliknya yang tertinggal di mobil pria itu. Namun siapa sangka. Secara tak sengaja Salsa mendengar pria itu berkeluh kesah sembari menjemur kasur di beranda ru...