~Kau bisa saja mencoba untuk menyembunyikan kebaikanmu. Tapi sayang, aku bukan orang yang mudah percaya dengan apa yang dilihat langsung oleh mataku~*****
SUDAH enam hari sejak kepindahan Salsa ke SMA 45. Salsa sebenarnya merasa muak, terlebih disaat orang-orang senantiasa memperhatikannya seperti sedang menilai. Usut punya usut, ternyata kabar kecantikannya baru saja menjadi topik hangat dikalangan murid-murid. Salsa mendapat informasi tersebut dari Lina dan juga Vani.
Saat dikoridor banyak sekali pria yang menggodanya melalui siulan-siulan yang jelas memekakkan telinganya. Seolah tak acuh, gadis itu tak menggubris dan hanya fokus pada langkahnya.
Syukurlah ketika masuk ke kelas Salsa tidak menjumpai Aliya. Tapi bukannya merasa tenang, Salsa malah harus menemukan masalah baru sebab ada sosok pria yang sedang terduduk di atas mejanya sambil menyeringai nakal menghadapnya.
Kalau boleh jujur, Salsa tak mengenal pria itu.
"Maaf, ini meja saya!" ujar Salsa lembut.
"Oh jadi lo bidadari yang ramai dibicarain murid-murid?" ujar pria itu dengan tatapan yang seolah tengah menilai. "Lu emang cantik sih. Gak sia-sia gue datang ke sekolah pagi-pagi kek gini untuk liat muka lo."
Salsa tidak menjawab, hanya meneguk salivanya dengan kasar. Sungguh naif jika Salsa mengatakan dirinya tidak takut. Justru sebaliknya, ia benar-benar ketakutan terlebih setelah menyaksikan seringaian lebar pria itu yang lebih mengarah pada hal-hal nyeleneh.
"Jangan takut, sayang..." ujar pria itu dengan nada dimanis-maniskan. Tapi sebelum melantunkan kalimat seperti itu, lebih dulu si pria bangkit dari duduknya lalu menyentuh dagu Salsa. Salsa yang sebelumnya sengaja menurunkan dagunya, kini mendongak secara terpaksa mengadu matanya dengan pria kurang ajar itu.
Salsa menepis tangan pria itu, lalu mundur beberapa langkah sampai jaraknya dengan pria itu meregang. "Jangan coba-coba bersikap kurang ajar!" Salsa memperingatkan sambil menunjuk pria itu tepat di bagian wajah.
Pria itu menyeringai nakal, "Asal lo tau, semakin lo menghindar, napsu dalam diri gue semakin merengek ingin memiliki elo!"
Salsa berdecih, "Dih, emang lo siapa?"
"Gue junior lu." jawabnya.
"Lu adik kelas tapi kok gak ada sopan santunnya sama sekali," Salsa menggeleng tidak habis pikir.
"Jangan banyak bacot sayang!"
"Apaan panggil-panggil gue sayang. Dasar! Adek kelas kurang ajar lo." maksudnya dengan tegas, tapi karakter suaranya yang terlalu manis membuat Salsa harus menahan malu.
Pria itu menyunggingkan senyum, "Suara lo terlalu manis untuk nyerang gue secara verbal!"
"Bodo amat!" ucap Salsa.
"Asal lo tau. Gue gak pernah gagal dapetin segala sesuatu yang gue mau. Jadi siap-siap aja tubuh lo jadi milik gue!"
"Dih, najis!" Salsa menatap jijik pria itu.
"Selamat belajar sayang... Gue balik ke kelas gue dulu." pamit pria itu.
"Udah sana! Gue kagak peduli."
Pria itu hendak berbalik meninggalkan kelas setelah lebih dulu menyeringai nakal. Tapi disaat yang bersamaan wajah mulusnya segera mendapatkan tinjuan dari Wildan. Sebab hilang keseimbangan, junior yang sok jagoan itu pun jatuh tersungkur membuat keterkejutan segera tercetak di wajah Salsa.
"Cih. Lo mau sok jagoan di kelas senior?" tanya Wildan dengan tangan yang sibuk mencengkeram kerah si junior yang masih menempelkan tubuhnya di lantai sambil meringis. "Gue harap ini terakhir kalinya lo masuk ke kelas gue dan gangguin murid baru itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY BAD BOY (PRE-ORDER OPEN) ✔
Ficção Adolescente《PRE-ORDER NOW!!!》 Tujuan Salsa datang ke rumah Wildan semata-mata untuk mengambil barang miliknya yang tertinggal di mobil pria itu. Namun siapa sangka. Secara tak sengaja Salsa mendengar pria itu berkeluh kesah sembari menjemur kasur di beranda ru...