~Terkadang apa yang kita anggap sempurna justru memiliki kekurangan~
*****
SALSA sedang mendudukkan tubuhnya bersama dengan barang belanjaannya di salah satu kursi yang ada di depan toko. Sore itu juga ia langsung bergegas membeli beberapa peralatan sekolah seperti yang dititahkan oleh sang ayah.
Sejujurnya dia malas saat mendengar kabar bahwa ayahnya harus dipindahtugaskan. Dengan begitu ia juga terpaksa meninggalkan sekolah lamanya. Tapi mau bagaimana lagi, ayahnya adalah kepala keluarga dalam keluarga kecilnya. Mau atau tidak, Salsa dan mamanya terpaksa menurut ikut pindah ke sebuah apartemen baru.
"Iya Pah," Salsa langsung mengangkat sambungan telepon begitu nama sang ayah sedang tergambar di layar ponsel, "Aku baru aja keluar dari tokonya. Bentar lagi Salsa balik kok Pah," Salsa sudah tahu arah pembicaraan ayahnya.
"Kamu perlu jemputan?" tanya pria diseberang sana.
"Enggak usah Pah, nanti Salsa pesen taksi online aja!"
Dan sambungan teleponnya pun putus.
Gadis itu mengalihkan perhatian dari ponsel setelah memesan taksi online. Namun belum juga semenit, sebuah mobil putih mendadak terparkir beberapa meter di tempatnya terduduk saat itu. Gadis itu lantas bangkit sambil berlari-lari kecil membelah hujan yang baru saja turun.
Klik.
Dia mengambil posisi duduk tepat dibelakang kursi kemudi. "Pak, lokasinya sesuai aplikasi yah!" ujar Salsa sembari merapikan rambutnya yang basah karena air hujan.
"Ehem." Si pengemudi berdeham.
Salsa yang menganggap dehaman itu sebagai gangguan tenggorokan tetap sibuk mengeringkan rambutnya menggunakan tisu yang baru dia ambil dari tas kecilnya. Gadis itu berusaha tidak acuh pada dehaman yang dilakukan oleh sang sopir.
"Ehem." Untuk kedua kalinya si pengemudi kembali mengeluarkan dehaman.
"Bapak punya masalah sama tenggorokan?" tanya Salsa dengan mata yang mulai menyipit karena si sopir tak berbalik ke arahnya dan tetap meluruskan pandangan ke depan, "Nih, Pak." Salsa mengulurkan tangannya, memberikan sebotol air mineral kepada si sopir.
Si sopir malah menepis pergerakan tangan Salsa sehingga botol yang diserahkan oleh gadis itu terjatuh begitu saja.
"Kenapa di buang? Kan gue ikhlas ngasinya." ujar Salsa sebagai bentuk protesnya.
Dan cowok yang sedari awal duduk di kursi kemudi langsung membalikkan mukanya ke arah Salsa. Caranya menatap cukup buas, terlebih ketika Salsa mendapati pria itu tak sengaja merapatkan gerahamnya.
Lah, kok sopirnya ganteng? batin gadis itu.
Salsa terperangah disaat yang bersamaan. Bagaimana bisa ada sopir taksi seganteng dia? Ya kali jadi sopir, kalau ganteng gitu mah jadi model juga bisa.
"Sekarang gue tanya sama lo. Emang ada yah sopir taksi yang gantengnya kek gue?" tanya cowok itu dengan nada tegas.
Alih-alih memasang raut kaget mendengar sentakannya, Salsa justru bengong memperhatikan pria itu. Sumpah demi apapun, Salsa benar-benar baru pertama kali melihat cowok dengan pede-nya menegaskan kegantengannya. Ya... walaupun kenyataannya memang ganteng, tapi tetap saja aneh!
"Ngapain liat-liat! Turun dari mobil gue!"
Salsa berdecih. "Gak!" balasnya sengit dengan pelototan. Salsa memutar bola matanya memperhatikan lingkungan sekitar yang tertimpa hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY BAD BOY (PRE-ORDER OPEN) ✔
Fiksi Remaja《PRE-ORDER NOW!!!》 Tujuan Salsa datang ke rumah Wildan semata-mata untuk mengambil barang miliknya yang tertinggal di mobil pria itu. Namun siapa sangka. Secara tak sengaja Salsa mendengar pria itu berkeluh kesah sembari menjemur kasur di beranda ru...