7.| DRAMA PIPIS & SEBUAH ANCAMAN

7.1K 296 3
                                    

~Kau tidak akan pernah tahu bagaimana aku sebenarnya jika kau tak mendekatiku secara langsung~

*****

WILDAN mendengus kesal, "Berhenti liatin gue kayak gitu anjing!" pria itu sengaja memandang arah lain saat meluncurkan umpatan kepada gadis yang sedari tadi memperhatikannya seperti sedang menilai.

"Dih, mulut lo kotor amat sih!" Salsa mendesis kemudian menggeleng tidak habis pikir.

"Gue bilang berhenti liatin gue kayak gitu! lo mau mati emangnya?" ujar Wildan, mengancam. Pria itu menoleh sekaligus mengadu bola matanya dengan Salsa.

Salsa menggeleng. Siapa juga yang mau mati ditangan Wildan si berengsek? Daripada membuat pria itu semakin kesal, lebih baik Salsa fokus pada tujuan utamanya datang ke tempat itu. "Gue mau lo balikin barang gue yang waktu itu ketinggalan di mobil lo." Gadis itu mengulurkan tangan menagih.

Wildan yang duduk tak jauh darinya langsung tersenyum picik, membuat kernyitan segera terpatri di dahi Salsa.

"Dih, enak aja! gak semudah itu njir ngambil barang lo!"

"Maksud lo?" tanya Salsa. "Bukannya lo sendiri yang nyuruh gue untuk datang ngambil barang itu?"

"Bacot!"

"Jangan pikir karena lo cowok berandalan, jadi lo seenaknya sama gue!" Salsa mulai naik pitam.

"Dih, baper!" balas Wildan.

"Siapa yang baper?" gadis itu balik bertanya, "Pokoknya gue mau lo ngasih barang yang ketinggalan itu! SE-KA-RANG!!!" lanjutnya tegas.

"Percuma lu nyerocos panjang lebar karena gue gak akan ngasih lo barang itu sebelum lo turutin permintaan gue!"

"Ya udah. Sekarang gue nanya apa permintaan lo?"

"Kebetulan nyokap gue gak ada di rumah jadi lo harus ..."

"Heh! Enak aja. Lo pikir gue cewek apaan?" potong Salsa sambil melempari muka Wildan dengan bantal sofa yang sedari tadi berada dipangkuan gadis cantik itu.

Wildan menoleh dengan tatapan horror. "Gue belum selesai anjir! Makanya dengerin dulu sampe selesai."

Gadis cantik itu menyengir.

"Berhubung nyokap gue gak ada di rumah, jadi lo harus buatin gue makanan. Gue laper."

Tak perlu ditanyakan lagi. Kedua bola mata gadis cantik itu telah membulat secara sempurna. Jelas tujuannya ke sini hanya ingin mengambil barangnya yang ketinggalan, bukannya membuatkan masakan untuk si berengsek itu.

"Gak!" tolak Salsa.

"Yakin?" tawar Wildan. Kini pria itu sedang tersenyum miring.

"Kalau gue bilang enggak, ya enggak!" gadis itu bersikeras.

"Ya udah. Gue gak bakalan ngasih lo barang yang ketinggalan di mobil gue."

"Anu... gue kagak bisa masak." Dusta Salsa.

"Gue kagak percaya. Pokoknya gue gak mau tau, lo ke dapur sekarang, lo masakin gue apa kek yang penting perut gue yang kosong bisa terisi."

Gadis cantik itu memekik tertahan. Sejujurnya ia sangat geram mendengar yang dikatakan oleh Wildan. Dia bisa saja mencekik Wildan saat itu juga kalau saja ia memiliki keberanian itu. Tapi kenyataannya tidak demikian. Bisa-bisa lehernya digorok duluan sama berandalan itu.

"Daripada lu ngebacot, mending lo ke dapur buatin gue makan!"

"Dapur lo mana? Anterin gue!" ujar Salsa terdengar malas.

OH MY BAD BOY (PRE-ORDER OPEN) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang