Tentang Jarak

2.8K 159 11
                                    

Saat kita sedang jauh, tidak ada yang bisa kulakukan selain memilih untuk percaya. Meyakini bahwa kita bisa menikmati rindu yang sama walau raga tak mampu berjumpa. Kau sering bilang, kita akan baik-baik saja jika komunikasi tetap terjaga. Namun kenyataannya, tidak.

Jarak berhasil mengalahkanmu.

Ditengah sibukku berdoa, kau malah sibuk mendua. Apakah tidak cukup bagimu setelah kuberikan kepercayaanku untukmu sepenuhnya? Apakah tidak cukup bagimu setelah banyak hal yang kita habiskan bersama?
Apakah tidak cukup?

Jika jarak begitu jahat, katakanlah. Aku akan coba sebaik mungkin untuk meyakinkanmu bahwa kita akan tetap kuat. Tidak begini seharusnya. Kau tiba-tiba menghilang entah kemana, lalu muncul kembali untuk mengakhiri semuanya.

Apakah serendah itu makna cinta dimatamu?

Mungkin setia memang terlalu berat untuk kau perankan. Atau mungkin juga hatimu yang terlalu lemah menghadapi segala rintangan. Tapi, ini adalah pilihanmu. Aku takkan memaksanya, sedikitpun.

Kukira ini memang pantas untuk disudahi. Bukan karna komunikasi yang sempat terhenti, bukan pula karna rasa percaya yang tak ingin lagi menanti, ini semata-mata karnamu. Seharusnya tidak ada ruang kosong dihatimu setelah kau pahami bahwa sudah ada aku yang berdiri disana untukmu. Namun, kau dengan sengaja membiarkannya terbuka, agar disana ada tempat agar orang lain keluar masuk seenaknya.

Maka tak heran jika kita kalah.
Karna kau pun enggan menjaga hati yang telah kuberikan seutuhnya. Namun aku belajar, mungkin lewat perpisahan ini Tuhan ingin menunjukkan. Bahwa dirimu memang tak lebih dari seorang bajingan yang tak seharusnya kuperjuangkan.


Racauan Yang Kusesali Untuk KusyukuriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang