- (The Real) Final -

3.4K 181 27
                                    

"Bisa jelaskan apa maksudnya tadi?" Tanya Seokjin kepada dua orang yang duduk dihadapannya.

Disamping kiri dan kanan Seokjin ada Namjoon dan Yoongi, lalu Hoseok disebelah Yoongi. Mereka duduk berjajar di sofa panjang, dan 95 duo duduk di sofa yang lebih pendek dihadapan mereka.

"Maksud apa, hyung? Apa terjadi sesuatu?" Namjoon mengerutkan dahinya.

"Justru karna terjadi sesuatulah makanya aku membawa kalian kemari"

Begitu 'menangkap basah' 95 duo, Seokjin langsung memanggil adik-adiknya yang lain untuk berkumpul. Saat ditanya ada apa, 'Rapat Mendadak' katanya.

"Ini lebih baik sesuatu yang lebih penting dibanding jadwal tidurku" Protes Yoongi yang masih tak rela jadwal tidurnya terusik. Dia sudah hampir berada di alam mimpi ketika tiba-tiba Seokjin masuk ke kamar dan menariknya keluar.

"Well, kalian sendiri yang menilai, penting atau tidak untuk dibahas jika ada dua member yang sedang berdebat karna hal kecil tapi diselingi

kecupan...

Di bibir"

"MWOO??" Namjoon, Yoongi dan Hoseok serempak terkejut dan menoleh ke arah Seokjin. Mata dan mulut mereka terbuka lebar. Kalau saja Seokjin tak cepat-cepat menutup mulut mereka, meskipun dengan ekspresi jijik, mungkin dagu mereka sudah basah karna air liur sendiri.

Ekspresi terkejut 'Rapper Line' berganti menjadi tatapan tak percaya saat lagi-lagi dengan serempak, mereka beralih ke 95 duo.

"Taehyung-ah, Jimin-ah. Bisa jelaskan apa maksud Jin hyung tadi?" Kali ini Namjoon yang bertanya, dengan nada yang lebih tenang.

Taehyung melihat Jimin, kekasihnya yang senantiasa menunduk dari tadi. Berbeda dengan dirinya yang meskipun merasa tak enak pada member lain, tapi juga merasa lega sekaligus lebih santai, Taehyung tau perasaan Jimin lebih kacau sekarang, dan dari semua perasaan, rasa bersalahlah yang mendominasi.

Memang sejak awal Jimin yang ingin merahasiakan hubungan mereka. Jangan tanya Taehyung kenapa, karna dia pun tak tau apa alasannya. Jimin hanya bilang bahwa dia belum siap. Dan Taehyung tak mau memaksa atau membuat belahan jiwanya merasa tak nyaman. Jadilah Taehyung membiarkannya.

Taehyung meraih tangan jimin, lalu mengusapnya lembut. Berharap yang apa yang dilakukannya dapat sedikit menenangkan Sang Kekasih.

Dan itu terbukti berhasil, dari Jimin yang balas menatap Taehyung sambil mengulas senyum. Tapi dari tatapan Jimin juga Taehyung tau, Jiminnya belum siap atau belum berani untuk bersuara. Maka dengan tatapannya juga, Taehyung menguatkan Jimin dan meyakinkannya bahwa dia yang akan menjelaskan semuanya dan semuanya akan baik-baik saja.

Terkadang seperti itu cara berkomunikasi 95 duo. Tak perlu suara, hanya dengan tatapan, mereka sudah tau apa yang ada di dalam kepala satu sama lain. Seolah memiliki telepati khusus yang terjalin hanya di antara mereka.

Taehyung baru akan bersuara ketika Namjoon menginterupsi. "Tunggu, dimana Jungkook?"

"Dia tadi bilang padaku mau ke supermarket, stok cemilan dan susu pisangnya menipis katanya" Balas Seokjin.

"Bisa kita tunggu Jungkook dulu? Apa dia masih lama hyung?"

"Dia langsung pergi begitu selesai makan tadi, kalau lihat jarak seharusnya 5 menit lagi dia sudah sampai sini. Tapi mengetahui bagaimana Jungkook, kurasa sebentar lagi kita akan mendengar suara passcode"

Benar saja, tak lama kemudian terdengar suara passcode dan pintu terbuka dari arah pintu utama. Menampilkan sosok pemuda yang masuk dengan beberapa kantong plastik memenuhi genggamannya.

Promise at 4 O'Clock (Vmin)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang