Tergenang Linangan Kenangan
"Yang kemudian itu lebih baik daripada yang permulaan. Artinya, masalalu adalah pijakan untuk melangkah ke masa depan"
Bantala Nusantara
Flashback on.
Hari ini, aku ada pengambilan bedge Saka Wira Kartika di Koramil kecamatanku.
Biar aku kenalkan apa itu Saka Wira Kartika. Satuan Karya (SAKA) Wira Kartika (SWK) merupakan salah satu satuan yang bersifat Nasional yang dibentuk melalui kerja sama antar Kwarnas dengan TNI AD yang bertujuan untuk mengembangkan pendidikan bela negara yang terbungkus dalam pendidikan dan pengalaman kepramukaan.
Di setiap Minggu aku dan teman-temanku dari berbagai sekolah mengikuti kegiatan ini. Diberikan berbagai materi tentang dunia kemiliteran. Seperti : PBB, Survival, Pionering, dan lain sebagainya oleh Bapak TNI-AD. Tak jarang juga ada kakak angkatan tahun-tahun lalu yang juga memberi materi atau sekedar bermain dan bersilaturrahim.
Sudah delapan bulan aku digembleng dan belajar di Saka ini. Sungguh, menjadi seorang perwira itu tidak mudah. Terlihat dari sekarang aku belajar mengenal dunia kemiliteran ini. Meski terbungkus dalam bentuk kepramukaan, ketegasan, kekuatan fisik dan mental, dan kecerdasan otak sangat diperlukan di sini. Merelakan diri kehujanan di saat latihan pas musim penghujan, merelakan kulit gosong saat matahari siang menyapa kami yang baru datang dan langsung apel. Belum lagi merasakan badan pegal karena harus Push-up ketika diantara kami ada yang melakukan kesalahan saat latihan PBB. Ada yang mengatakan jika besi harus ditempa dulu sebelum menjadi pisau tajam kan, di sini aku mengikuti proses menjadi pisau yang tajam itu.
Dan hari ini adalah hari penentuan layak tidaknya aku menjadi bagian di saka ini. Semuanya sudah aku persiapkan, mulai dari restu orang tua, peralatan mandi, makan, baju ganti, sampai materi yang akan diujikan termasuk; menghafal lambang bedge, materi kepramukaan, membuat yel-yel, menghafal sandi-sandi, dan mental. Semoga semua sesuai ekspetasi.
Aku melihat kembali jadwal yang sudah aku tulis di buku materi.
"Makan malam, apel malam, penjelajahan. Satu waktu di malam hari sampai besok pagi. Pagi. Senam bersama, sarapan, outbond, pengambilan bedge, upacara penutupan. Ya elahhh. Ini kegiatan harus panjang banget ya?" ucapku bermonolog membaca jadwal kegiatan yang akan aku lalui.
"Hitungan kelima tidak sampai lapangan, Push Up sepuluh kali!!" suara tegas itu membuatku terjingkat dan beranjak pergi. "Satu... Dua... Tiga..." orang itu mulai menghitung.
Karena langkahku yang terburu-buru. Aku tak sadar jika di arah berlawanan ada seseorang yang juga terburu-buru.
"Brukkkk" aku menabrak seseorang, yang tak lain adalah Kak Adharis.
"Maaf Kak, saya tidak sengaja" ucapku meminta maaf.
"Kalau jalan, kakinya dipakek, matanya juga melek" jawabnya. "Udah sana ke lapangan!" tambahnya lagi dengan nada menyuruh.
Tanpa mengatakan apapun aku langsung berlari ke lapangan. Sialnya, sesampainya aku di lapangan, hitungan itu sudah berhenti yang tandanya aku terlambat.
"Langsung ambil posisi Push-Up" titah Kak Ridwan yang menjadi Pembina apel.
"Siap kak" ucapku"Langsung masuk ke dalam barisan" titahnya setelah melihat aku telah merampungkan olahraga malamku yakni Push-Up sepuluh kali.
"Siap kak" jawabku berlalu pergi menuju ke dalam barisan .
Apel berjalan dengan begitu membosankan, bukan pesan di dalamnya yang membuat aku bosan. Tapi, perutku yang sudah berbunyi sedari tadi dan membuatku menghiraukan petuah-petuah bijak dari kakak seniorku yang pelit senyum, suka nyuruh, dan sangat tega terutama sama adik-adiknya ini. Bukan Kak Ridwan kalau tidak mempanjang lebarkan amanat pada apel yang intinya habis ini kegiatanya adalah makan malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
BANTALA NUSANTARA (KISAH TNI & SINDHEN)
DiversosKisah antara anggota TNI AD dengan Sinden muda. "Mengapa Bapak memilih saya, saya tidak bisa menyembuhkan Bapak jika Bapak tugas dan terluka nantinya. Mengapa tidak memilih dokter, perawat atau sejenisnya, yang bisa menjaga sekaligus merawat Bapak d...