Kau adalah Variabel yang tak kuketahui,
Notasi yang asing,
Dan arah yang tak terbaca.
Lalu aku jatuh akanmu,
Tanpa tahu kemana menuju
arahmu.-------***-------
Jungkook P.o.V
Aku terbangun dari tidurku saat cahaya jingga menyilaukan dari langit senja memancar menembus kaca kamar hotel tempatku menginap.
Keringat membasahi punggungku padahal jelas air conditioner diruangan ini menghembuskan hawa dinginnya.Aku bermimpi tentang nya, setelah melihatnya kemaren siang, pikiranku kembali kacau.
Yaa! Perempuan itu, Han Yoo jung. Aku memikirkannya, bayangan ketika malam itu, dan bagaimana kemudian dia menghilang tanpa satu kata pun membuatku jadi begitu marah. Ada apa? Memangnya aku salah apa? Aku mencari nya seperti orang gila, bahka ketika aku sudah pulang ke Seoul bersama kakak dan juga ibuku, seminggu setelahnya aku kembali ke sana, ke Malta. Untuk apa? Hanya untuk mencarinya.
Katakanlah aku jadi bodoh, aku yang awalnya menganggap semua yang ku rasa hanyalah ketertarikan sementara seperti hal nya yang selalu kujalani selama ini, tapi nyatanya kepergian Yoo jung membuatku sadar bahwa untuk pertama kalinya aku ingin memiliki seseorang didalam hidupku. Aku sampai menertawakan diriku sendiri. Aku jatuh cinta? Itu benar benar bukan sesuatu yang kuharapkan.
Tapi bukankah cinta itu bukan sesuatu yang bisa kita kuasai lalu bisa kita atur semau kita. Hingga kita bisa memilih kepada siapa dan kapan perasaan itu datang.
Begitu yang sering kudengar dari orang-orang dan sekarang aku tau itu benar.
Tapi begitu perasaan itu datang padaku, orang yang ku berikan rasa itu justru mencampakkanku, ah... Aku tidak dicampakkan, dia meninggalkanku tanpa alasan apapun.
Kata Mingyu, itu karma untukku karena terlalu sering bermain wanita.
Hey, aku tidak pernah mencampakkan siapapun, kalaupun aku berhubungan dengan seorang wanita, itu sebuah kesepakatan, kompromi. Satu sama lain sepakat bahwa tidak akan pernah ada hubungan yang serius. Hanya simbiosis mutualisme, Tidak lebih. Jadi apanya yang karma.
Sekali ini, aku tidak akan melepaskan seorang Han Yoo jung. Dia benar benar berhutang penjelasan kenapa tiba tiba dia pergi seperti itu. Dia harus tahu seorang Jungkook tidak pernah tidak mendapatkan apapun yang di inginkan. Terutama jika itu sudah pernah ku genggam.
Sebuah deringan dari telfon genggam ku menyadarkanku dari semua lamunan dan pikiran itu.
Dari Kim Taehyung, Kakak ku...
Hah, aku mendengarnya mengoceh lagi, menanyakan apa aku sudah menyelesaikan semua tugasku, menanyakan apa aku sudah menelfon nyonya besar Kim atau lebih tepatnya ibuku. Dan memberitahu ku bahwa dia sudah memberitahu Namjoon hyung soal rencana tinggal ku di hotel kami.Kadang aku merasa bahwa Taehyungie memperlakukan aku seperti anak kecil. Bahkan melebihi si Nyonya besar. Dia selalu memberikan apa yang kumau, dia menjagaku, melindungiku, kadang juga rewel soal ini dan itu, aku merasa tidak ada yang sesayang padaku melebihi dirinya, meski nyatanya aku bukanlah saudara yang satu ayah dengan nya.
Yaa, sebenarnya marga Kim ini berasal dari marga ibuku, Berbeda dengan Taehyungie, Ayahnya juga bermarga Kim, sedang ayahku bermarga Jeon. Jadi seharusnya jika mengikuti marga Ayahku, maka nama ku adalah Jeon Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRANGER
Fanfiction( Note: rate M) Seharusnya dari awal aku bisa lari dan tidak memperlihatkan bagaimana aku menginginkanmu, sejak saat itu ... Bahkan hingga kini.