"Hufhh... Uhh...
Hahh hahh hahh
Yoo jung yang kelelahan bersandar di headboard tempat tidur, menyeka keringat yang membasahi keningnya.
Masih terengah dan berusaha mengatur nafas, diliriknya pria yang kini berbaring dengan mata yang tertutup rapat.
"Ishhh" Yoo jung mendengkus kesal. Tidak mengira kalau Taehyung yang terlihat kurus itu ternyata memiliki bobot yang tidak ringan. Sampai sampai Yoo jung begitu susah payah mengangkatnya dari lantai ke atas tempat tidur.
Kemudian melihat lagi benjolan di dahi dan memar di wajah Taehyung.
"Huaaa, Eomma... Bagaimana ini" rengeknya putus asa, bingung harus bagaimana.
Sejenak Yoo jung tertegun ketika di dengarnya erangan dan juga gumaman lirih tak jelas Taehyung. Ada rasa bersalah di hati Yoo jung."Demam nya semakin meninggi" Gumam Yoo jung sambil menyentuh dahi Taehyung dengan punggung tangannya. Merasa bersalah saat mengingat bagaimana pria itu memberikan mantel dan scarf nya ke dirinya padahal angin tadi malam berhembus begitu kencang dan dingin. Dan lebih merasa bersalah lagi melihat dahi benjol dan memar di wajah tampan pria sulung Kim itu.
Tapi mau bagaimana lagi, Taehyung tiba-tiba mengigau menarik bahkan mencium kasar Yoo jung sambil menyebut nama Hyeri, membuat Yoo jung jadi reflek berontak, mendorong dan menendang Taehyung. hingga jatuh dari tempat tidur dan kepalanya terantuk sudut nakas.
Sekarang Yoo jung bingung harus bagaimana, ingin menelfon calon mertuanya tapi takut dimarahi karena belum menikah saja sudah berani "menganiaya" calon suami.
Ingin menghubungi Kang HaeSoo, pria itu bahkan baru dua hari yang lalu berangkat kembali ke malta.Yoo jung pun berdiri dan berjalan mondar mandir di samping tempat tidur sambil menggigit kuku karena bingung. Akhirnya gadis itu membuka browser untuk mencari tahu apa yang harus di lakukannya pada pria yang kini terbaring sakit itu. Sebelum akhirnya memutuskan untuk keluar berencana membeli obat di apotek dan ke mini market membeli bahan untuk membuat bubur.
Tapi baru saja Yoo jung membuka pintu, dia baru ingat kalau Taehyung sendirian. Kalau dia pergi, siapa yang menjaga pria itu, kalau Taehyung mati, pasti Yoo jung yang akan jadi tersangka, karena dirinya satu satunya yang ada disana. Begitu pikirnya.
Akhirnya gadis itu urung keluar, menghempas kan bokongnya ke sofa dengan wajah tertekuk kesal.
Sambil berpikir keras, di liriknya kamar dimana Taehyung kini berada.
"Apa aku harus menghubungi Jungkook? Tapi aku tidak punya nomor nya" gumamnya sendiri.
Akhirnya Yoo jung pun kembali kekamar, mencari cari sesuatu di saku jas milik Taehyung. Smartphone! Yoo jung menemukannya.
Pelan Yoo jung meraih tangan Taehyung dan menempelkan jari pria itu ke smartphone di tangannya.
Benar saja, smart lock nya terbuka. Dengan cepat Yoo jung ke luar dari kamar, dan mencari nomor kontak Jungkook. Setelah menemukan dan menyalinnya, Yoo jung segera menghubungi nomor itu.Berkali kali Yoo jung menghubungi, namun Jungkook sama sekali tidak mengangkat panggilannya.
Hingga di ujung putus asa, Yoo jung kembali menekan nomor yang sama, dan panggilan itu tersambung.Suara wanita, Yoo jung menekan kuat rahangnya saat yang mengangkat panggilannya adalah seorang wanita. Cemburu? Ya! Yoo jung tidak bisa pungkiri itu, Jungkook belum berubah, masih seperti itu, seperti dulu.
Setelah minta panggilkan akhirnya suara Jungkook terdengar.
"Yakkkk,kenapa kau lama sekali... Kau mau kakak mu mati, cepat kemari! Kakak mu sekarat!!" Semprot Yoo jung tanpa basa basi. Emosi karena cemburu dan juga kesal karena banyak hal kini berkecamuk dikepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRANGER
Fanfiction( Note: rate M) Seharusnya dari awal aku bisa lari dan tidak memperlihatkan bagaimana aku menginginkanmu, sejak saat itu ... Bahkan hingga kini.