8(Pulang)

2.5K 97 4
                                    

Semoga sukaaa😘

Kringgg....kringgggg

Bel pulang berbunyi di universitas Gunadarma. Para siswa mulai berhamburan untuk pulang.

"Lo mau bareng ama gue gak?"tawar tumpangan Reno, Nayya menoleh.

"Gak,lo duluan aja gue bisa naik taksi"ucap Nayya santai. "Yakin? Gak balik bareng gue?" Ucap Reno ragu.

Nayya mengangguk yakin, terlihat dari wajah Reno ada rasa kecewa tapi ia maklumi.

"Nay, gue balik duluan ya"ucap Reno. Nayya hanya mengangguk sambil membereskan buku-bukunya.

Dia berjalan keluar pintu universitas, dan melihat kondisi alam yg kini mendung tertutup awan hitam.

"Yah.... Mendung,gimana gue baliknya?"gumam Nayya sambil berdiri di depan universitas.

Angin mulai kencang hingga menusuk kulit Nayya hingga merasa kedinginan, karena bajunya yg berlengan pendek.

Nayya mengorek tas nya, mencari benda pipih. Saat ketemu benda itu tak kunjung menyala.

"Bagusss batu gue low, sekarang mulai mendung. Mana Reno dah balik, sial banget sih gue hari ini"ucap Nayya bermonolog sendiri sambil mengusap usap telapak tangannya.

"Mau bareng?"tanya seseorang disampingnya. Nayya menoleh ternyata dosen kulkasnya datang.

Nayya hanya diam, lidah nya kelu untuk menjawab. Hatinya kini sedang mengumpati diri sendiri karena kesialannya.

"Saya tanya mau bareng nona Nayya Antika?"ucap Aldo dingin tapi penuh penekanan. Nayya menoleh kembali, kemudian ia menjawab "gak usah pak"

"Yakin?"ragu Aldo melirik Nayya dengan alis terangkat. Kini mereka saling menatap, kemudian Nayya memutus tatapannya.

Matanya bergerak kanan kiri karena hatinya ragu. Tak lama terdengar suara petir membuat keduanya terkejut.

"Oke pak saya ikut"ucap Nayya tanpa melihat Aldo. Hanya untuk kali ini aja batin Nayya berucap.

"Bisa lebih sopan?"ucap Aldo sambil menghadap Nayya, Nayya menoleh kemudian menyatukan alisnya.

"Sopan?"tanya Nayya, Aldo menghembuskan nafasnya kasar. "Setidaknya jika berbicara bisa melihat lawan bicaranya"ucap Aldo mulai jengah dengan Nayya.

Ia berbalik membelakangi Nayya,kemudian berjalan menuju parkiran mobil. Nayya hanya bisa mencebik bibirnya kesal.

Mereka berdua akhirnya sampai di mobil,Aldo mulai masuk ke dalam mobilnya, sedangkan Nayya duduk di belakang.

"Jadi saya supir kamu?"ucap Aldo sambil melirik ke kaca belakang. Nayya yg mulai menyadari hanya diam.

"Duduk di depan,saya bukan supir kamu"ucap Aldo dingin. Akhirnya ia turun dari mobil dan menutup pintunya.

Nayya menginjak injakan kaki nya kesal dengan tangan yg mengepal dia menarik nafasnya kemudian menghembuskan kasar.

Nayya membuka pintu mobil kemudian duduk perlahan ia memasangkan sealt belt nya. Aldo kemudian menjalankan mobilnya.

Hanya ada keheningan di mobil kemudian menoleh ke samping melihat Aldo. Gue baru sadar dosen gue ganteng, pantesan Siswi di univ banyak yg suka.

Aldo masih fokus dengan mobilnya. Ia juga merasa Nayya menatap nya. "Baru sadar dosen nya ganteng" ucap Aldo dingin.

Nayya tersadar kemudian menoleh ke samping menghadap kaca. Gugup dan rasa malu bercampur.

Aldo tersenyum kecil, sangat kecil bahkan Nayya pun tak bisa melihatnya. "Besok saya akan mengerjakan hukuman saya pak, dan pagi saya langsung ngasih lembaran ini ke meja bapa"ucap Nayya mengalihkan pembicaraan.

"Memang seharusnya kamu kerjakan"ucap Aldo dingin. Nayya melihatnya sinis,karena ingin mencairkan suasana keheningan di mobil tapi saat mendengar si kulkas tiba tiba hilang semua rasa senangnya.

"Rumah kamu dimana?"tanya Aldo santai. Dia sesekali melirik istrinya sekaligus muridnya itu sedang kesal.

"Di jalan bumi Permatasari,Pertigaan belok kiri pak"ucap Nayya dengan santai namun dari suaranya sedang menahan kesal.

Tiba tiba turun hujan, tak hanya itu saat di tengah jalan mereka berdua terkena macet. Aldo sangat bersyukur karena tuhan pun ingin mereka bersama.

Dingin nya Ac membuat rasa kantuk datang kepada Nayya, Aldo sesekali melirik Nayya mengerjapkan matanya sambil menguap.

Tak lama ia melihat Nayya tertidur setelah beberapa menit kemudian ia bisa tau Nayya sangat pulas dari nafasnya yang teratur.

Ia membuka jas hitamnya kemudian menyelimuti Nayya dengan jaketnya ia mengusap kepala Nayya, aku akan membuat kamu inget sama kenangan kita sayang.

Aldo sesekali melihat bibir Nayya kemudian ia menyenderkan kepalanya Nayya ke arahnya dan mengecup bibir Nayya pelan.

Tak ingin sang putri terbangun, ia tersenyum senang. Kemudian ia membenarkan duduknya dan jalan sedikit dikit lowong.

Thanks for reading
Manissss manis, gimana² udah dapet yg manis nya? Atau kurang manis?.

Votting+comment+saran.

Musuh Tapi Menikah2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang