Iklan (!) Weishin.

1.3K 194 11
                                    

Numpang iklan ya, teman. Ini patah hati aku yang masih suka bikin sedih. 😥

.

.

.

Wooseok meringis. Kepalanya berdenyut karena ia yang tiba-tiba bangun. Mimpi buruk yang menyeramkan baginya. Mengerjapkan mata beberapa kali, butuh waktu sekiranya 10 detik hingga ia sadar jika ranjang disebelahnya sudah kosong.

Panik. Bayangan mimpi buruk kembali menghantui pikirannya. Dengan tergesa-gesa, ia membuka pintu. Nihil. Setiap ruangan terasa sepi hanya ada bunyi jam yang terdengar.

"Jinhyuk?" Panggilnya. Begitu terus, diulangi ke setiap ruangan yang ia hampiri. Hasilnya masih sama, tidak ada seorang pun selain Wooseok.

Tidak biasanya Jinhyuk pergi tanpa memberi pesan. Wooseok bingung, perasaannya campur aduk karena kepingan itu kembali lagi. Menghela napas panjang, ia bersandar di tembok. Matanya berkabut, tiba-tiba saja terasa panas seperti ingin menumpahkan sesuatu.

Hingga pintu terbuka, Wooseok menahan isakan yang nyaris keluar. Disana berdiri, seseorang yang jadi pelindungnya, Jinhyuk.

"Loh, kamu udah bangun? Aku habis beli sarapan buat kita," jelasnya dan membawa bungkus makanan ke dapur. Wooseok masih memperhatikan dalam diam.

"Wooseok, kok kamu diam aja. Kenapa?" Jinhyuk berjalan mendekati Wooseok, menangkup wajah yang sudah menemaninya beberapa tahun ini.

Wooseok tidak menjawab, ia memilih untuk memeluk oknum yang lebih tinggi, meremat kaos yang Jihyuk kenakan, lalu terisak pelan.

"Aku takut..."

"Hah? Takut kenapa?" Tanya Jinhyuk sedikit linglung. "Bentar, bentar. Kok kamu nangis?"

Wooseok semakin mengeratkan pelukannya, ia tidak ingin Jinhyuk melihat. "Tadi aku m–mimpi buruk," jelas Wooseok. "Mimpinya jahat. Disana kamu ninggalin aku tanpa alasan yang jelas, pergi gitu aja."

Jinhyuk hanya diam mendengarkan tiap perkataan Wooseok. Tangannya sedari tadi mengusap punggung Wooseok lembut.

"Itu cuma mimpi, nggak bakal jadi nyata." Jawab Jinhyuk. "Buktinya aku masih disini dan bakal selalu disini sama kamu. Walaupun aku pergi jauh, aku bakal selalu bawa kamu kemanapun."

"T-tapi, aku takut."

Wooseok masih tetap begitu. Enggan melepaskan pelukannya bahkan seinci pun, ia terlalu takut bahkan hanya untuk melepas pelukan mereka.

"Tenang, ya? Cup, cup. Mimpinya bandel bikin kesayangan Lee Jinhyuk nangis." Jinhyuk mengecup kepala Wooseok berkali-kali, mengucapkan kata-kata penenang. "Bobo lagi aja, mau? Aku temenin."

Tanpa menunggu jawaban Wooseok, Jinhyuk membawa ia ke kamar melupakan tujuan awalnya untuk menyiapkan sarapan. Disini mereka, dengan Jinhyuk yang ikut berbaring di ranjang, berbagi selimut dengan Wooseok.

Lengan kirinya dijadikan bantal oleh Wooseok. Secara tidak langsung, menahan Jinhyuk untuk pergi.

"Jinhyuk,"

"Hm?"

"Jangan pergi, ya."

"Aku nggak bakal pergi."

"Aku bersyukur banget kamu datang ke hidup aku." Jinhyuk hanya tersenyum, ia kembali mengecup kening Wooseok.

"Aku sayang kamu."

"Aku juga sayang kamu, Wooseok."

.

/ The End /

.

Entah ini worth atau nggak. Karna ngebut bikinnya. Kemungkinan ada iklan lagi, untuk patah hati keduaku, Hwanggeum.

Drabble Junho - EunsangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang