Aku udah rate cerita ini MATURE ya.
Happy reading❤
🌚🌚🌚
"Jadi, kau tinggal dengan siapa disini?"
Somi kembali dengan segelas minuman berperisa orange itu, lalu meletakannya di meja persegi panjang didepannya. Setelah itu menyimpuhkan diri disamping Hyera.
"Kau lihat pria yang baru saja keluar dari pelataran menggunakan motor ?"
"Iya, siapa dia ?"
"Lebih baik minum dulu, cuaca seperti ini cocok minum yang segar-segar."
Benar sekali. Hyera mengambil satu gelas lalu meminumnya hingga tiga teguk, selepas itu meletakkannya lagi.
"Dia pamanku," Jawabnya sembari mengupas kulit jeruk yang ada di genggaman.
Hari ini, di rumah Somi. Semuanya serba jeruk.
"Lalu, kedua orang tuamu? Kenapa sepi sekali disini?" Tanya Hyera penasaran.
"Ayahku sudah lama meninggal, sejak aku kelas enam sekolah dasar karena serangan jantung."
Cukup mengejutkan dan tak enak hati karena sudah bertanya. "Ahh mian, seharusnya aku tidak menanyakan itu."
"Tak apa. Aku juga ingin bercerita padamu," Ucap Somi sembari mengarahkan separuh dari kupasan jeruknya kepada Hyera dan dibalas gelengan di kepala gadis itu.
"Serangan jantung itu bermula saat toko sparepart yang menghidupi keluarga kami terbakar karena kecerobohan salah satu karyawan. Itu membuat usaha kami bangkrut. Terbakar habis tak tersisa," Memberi jeda sebentar untuk minum bukan hal buruk.
"Lalu ibuku? Karena itu pula, ibuku nekat bekerja jauh. Kau tahu kerajaan Cordist?" Hyera mengangguk. "Ibuku bekerja disana, sebagai pelayan. Aku sebenarnya tidak ikhlas. Tapi saat itu aku masih kecil, tak bisa melarangnya. Hingga saat ini, ibuku tak pernah terdengar kabarnya. akupun tak tahu kalau ibuku masih hidup atau tidak. Tapi aku harap---"
Somi menghentikan ucapannya, bulir air mata mulai akan turun membuat matanya berkaca-kaca.
Melihat itu, Hyera mendekat dan mengusap punggung Somi pelan menenangkan. "Sstt sudahlah. Mari kita do'akan yang terbaik untuk ibumu. Kau jangan bersedih. Jika sudah tiba waktunya, pasti kalian akan bertemu lagi."
Somi mengusap air matanya yang belum sepenuhnya turun, lalu tersenyum ke arah Hyera dan mengedipkan mata pelan membiarkan sisa air mata yang belum keluar.
Bagaimana Hyera bisa berada dirumah Somi ? Tentu saja karena Hyera yang ingin meminjam novel best seller yang sudah Somi miliki sebelum dirinya. Didukung pula oleh Jimin yang hari ini tak bisa menjemputnya ke kampus. Hyera bilang akan naik taksi saja, tahunya mampir ke rumah Somi demi sebuah novel yang kebetulan Somi tinggalkan di rumah. Sekaligus ingin tahu rumah Somi juga. Karena waktu ia dan Jimin mengantarkannya, bukan didepan rumah, karena rumahnya harus masuk gang kecil dulu.
Rumah Somi tidak menggambarkan sebuah rumah mewah dengan interior maupun eksterior rumah mewah. Ini sederhana. Tak bertingkat, hanya satu lantai. Tapi cukup luas untuk dua orang. Tidak ada barang-barang mahal seperti guci besar yang ada di rumahnya, atau buffet dengan isi berbagai piring dan gelas kaca mahal, bukan. Buffet di rumah Somi hanya berisi beberapa boneka usang, mungkin itu boneka Somi waktu kecil yang memang sudah tak pernah dimainkan lagi. Dan ada foto keluarga juga. Cukup menarik perhatian saat melihat foto yang terdiri dari tiga orang. Dua perempuan dan satu pria. Jiwa ingin tahu Hyera memaksanya bangkit dari duduk dan mendekati buffet kayu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
REAL HUNK [ PJM ]
أدب الهواة"Jangan manis terus setelah kita benar-benar sah." || "Kenapa?" || "Bisa-bisa kita punya anak sepuluh." .