I can feel that you love me, because I can see from your eyes.
❤❤❤
Author's pov"Jim, bisakah kau keluar dari kamar? Temui aku di bangku taman dekat kolam renang sekarang," Hyera menelpon Jimin untuk membicarakan soal perjodohan.
"Kenapa haru disana? Bukankah malam-malam seperti ini udara sangat dingin? Nan---"
Hyera menyela perkataan Jimin. "Pakailah jaket tebal saat kesini seperti yang kukenakan sekarang."
"Baiklah." Ucap Jimin final dilanjut mematikan telepon.
-----
"Kau tahu kalau kita itu sebenarnya dijodohkan?" Hyera langsung bertanya sesaat setelah Jimin sampai dan duduk disamping gadis itu.
"Aku baru tahu kemarin malam. Sebenarnya aku tak terlalu terkejut. Karena aku tak keberatan sama sekali," Balas Jimin santai sambil memasukan jari jemarinya kedalam saku hoodie hitam miliknya dan menatap kedepan, entah ada hal apa yang menarik didepannya. Padahal disampingnya ada Hyera yang begitu cantik dengan rambut panjangnya yang digerai.
"Kenapa kau tak keberatan? Apa kau sudah membicarakannya dengan ayahmu?"
"Awalnya aku tak tahu jika ayahku dan ayahmu ternyata berteman, aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku sehingga jarang sekali mengobrol dengan ayahku ataupun ibuku dirumah. Saat pulang aku langsung ke kamar, tak bicara apapun. Pagi sarapan lalu berangkat ke kantor. Selalu seperti itu," Jimin menjelaskan semuanya masih menghadap depan, sementara Hyera memutar kepala kesamping kirinya tepat Jimin duduk. Hyera sangat mendengarkan dengan baik yang pria bermarga Park itu katakan.
"Lantas apa yang kau lakukan saat kita bertemu di minimarket dekat Apartemen ku waktu itu. Maksudku, kau tidak tinggal didekat sana kan?"
"Iya, aku tak tinggal disana. Tapi aku disana sedang beekunjung ke rumah pamanku, paman Hyunsik. Dan secara tak sengaja aku melihatmu di minimarket itu dan aku melihatmu sedang memesan tiket kereta disana lalu menyebutkan nomor telepon dan sebagainya, disitulah aku juga ikut mencatat nomormu," Jimin terkekeh merasa konyol saat itu.
"Tap----"
Jimin menyela perkataan Hyera karena dia belum selesai bicara. "Nanti dulu Hyera, aku belum selesai bicara. Aku sebenarnya sangat tertarik dan penasaran denganmu saat itu. Dan sebenarnya lagi, aku suka perempuan pintar sepertimu. Aku sangat beruntung bertemu denganmu saat itu. Karena sebenarnya, aku mencarimu sejak dua bulan lalu."
"Bagaimana kau tahu aku ini pintar? dan--- Mencariku? Kau pernah melihatku sebelumnya?"
"Tepat sekali. Kau ingat waktu acara mahasiswa di kampusmu? Kau memgambil jurusan manajemen bisnis bukan? Dan kau waktu itu dinobatkan sebagai mahasiswa terbaik? Aku ingat itu. Aku tahu semuanya. Karena waktu itu, aku berpidato disana, khusus untuk membahas soal perjalanan karirku didunia bisnis. Namun saat aku menyampaikan pidato itu, kau tak ada disana. Saat aku dipanggung, mataku selalu mencarimu, namun aku tak melihatmu. Padahal aku berencana ingin menemuimu dan memberikan hadiah untukmu. Bahkan samapi sekarang hadiah itu masih ada di rumahku, di Seoul. Karena aku suka sekali dengan perempuan yang pandai. Secantik apapun perempuan jika otaknya tak berisi, untuk apa? Sangat tidak berguna. Dan lihat kau! Kau cantik, pandai, tapi sayang---" Jimin menjeda ucapannya dengan sedikit terkekeh dan menunduk sembari melirik samping kanannya, tepat Hyera menunggu ucapannya yang menggantung.
"---sayang sekali kau belum ada yang punya hahaha," Jimin tertawa sangat keras hingga kepalanya mengadah keatas dan disambut dengan pukulan bertubi-tubi yang datang dari gadis disampingnya yang ia jahili itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
REAL HUNK [ PJM ]
Fiksi Penggemar"Jangan manis terus setelah kita benar-benar sah." || "Kenapa?" || "Bisa-bisa kita punya anak sepuluh." .