2. First Meet

109 17 2
                                    

"Hai!" Sapa seseorang dengan suara pria namun lembut, tak terkesan berat seperti pria dewasa umumnya.

Aku kontan menoleh kesamping dengan sedikit mendongak, karena posisinya sedang berdiri sedangkan Aku sedang duduk menikmati ramen.

Pria itu tiba-tiba duduk di kursi yang ada didepanku, kita dibatasi oleh meja bundar ditengah.

Dia mengenakan hoodie abu-abu eversize dipadukan dengan celana jeans robek-robeknya. Badannya yang kecil membuatnya tenggelam karena hoodie itu. Tapi tetap saja, lebih tinggi dia daripada aku.

Aku berhenti memakan ramenku dan menatapnya bingung, pasalnya dia juga menatapku sambil tersenyum-senyum.

"Kau tinggal dekat sini?" Tanya pria itu ramah.

"Ah eh iya, aku tinggal di Apart dekat sini," Jawabku gugup karena sudah lama tak berhadapan dan mengobrol dekat dengan seorang pria.

"Santai saja, silahkan lanjutkan makanmu," Ucap pria itu sambil menunjuk ramenku.

"Ah aku tak enak makan sendiri, apa kau mau? Aku bisa pesankan," Kataku sambil bersiap berdiri namun tanganku ditahan olehnya. "Tak usah, aku sudah makan. Biarkan aku melihatmu makan saja," Ucap pria itu sambil tersenyum.

Aku terduduk kembali karena tanganku ditarik olehnya untuk duduk.

"Cepat ah lanjut saja makannya, kenapa memandangku seperti itu?" Pria itu mengambil sumpit dan menyuapkan ramen kedalam mulutku. Aku tersentak kaget.

Aku heran kenapa mulutku dengan mudahnya terbuka dan melahap ramen tersebut. Dia terkekeh manis hingga matanya tak terlihat. sangat lucu.

Aku jadi ikut tersenyum karena melihatnya tersenyum.

"Aw uhmm!!" Teriakku tertahan oleh ramen yang ada dimulutku karena Dia mencubit pipiku, entah karena apa.

Aku buru-buru menelan ramenku.

"Kenapa kau ini?! Kenapa mencubitku. Sangat sakit!" Protesku dan dia hanya terkekeh lalu menjawab, "Kau lucu sekali jadi tanganku spontan mencubitmu," Dia terkekeh lagi lalu mencubitku lagi. Aku hanya mengusap pelan pipiku.

"Awww!!!" Aku terkejut dia berteriak dengan suara beratnya karena aku giliran mencubit pipinya yang chubby itu. Pembalasan.

"Hahah kau lucu sekali," Aku tertawa sampai memukul-mukul lengan pria itu. Kebiasaan lama mulai kambuh.

Aku rindu dibuat seceria ini oleh seorang pria. Maaf ya, aku bukan rindu mantanku itu!

Pria itu tak marah, lagi-lagi dia hanya tersenyum memperlihatkan giginya yang tersusun rapi. Jangan lupakan mata sipitnya yang sekarang membentuk bulan sabit.

"Siapa namamu? Kita belum berkenalan. Kenalkan aku Park Jimin. Panggil saja sayang," Dia tertawa setelah mengucapkan itu, "Ah tidak, hanya bercanda. Panggil saja aku Jimin," Sambungnya.

Aku hanya tersenyum kikuk lalu menerima uluran tangannya, "Oh hai Jimin, Aku Hyera."

"Nama panjang?" Tanya Jimin sambil menautkan alisnya.

"Min Hyera, biasa dipanggil Hyera."

"Ahh begitu, nama yang cantik. Seperti orangnya," Puji Jimin sambil memegang telapak tanganku, sedikit mengelusnya mungkin?

"Ahh Gomawo-yo," Aku tersenyum dan dengan pelan melepaskan tanganku dari tangannya. Merasa ada yang aneh.

"Ah mianhae, bisakah kita berteman?" Jimin mengalihkan pembicaraan.

"Iya tak apa. Bisa saja, kenapa tidak? Bukankah banyak teman itu bagus?" Jawabku santai sambil menghabiskan ramenku.

Malam itu Jimin bertanya banyak hal tentangku, dan kita menjadi teman.

REAL HUNK [ PJM ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang