Emilia-3

24.2K 767 18
                                    

Suasana malam ini sangat berbeda tidak seperti biasanya, yang dimana kedua remaja itu selalu berbicara dengan sangat lantang, bertengkar karena hal sepele dan juga memberantakan isi rumah yang sudah tertata rapi oleh camela.

Yap betul, seorang kepala keluarga telah tiba di  Indonesia. Beliau sudah tiga bulan berada di irak karena hal bisnis yang harus diselesaikan dengan sang pemiliknya.

Semua keluarga kecil itu berkumpul diruang tengah dengan perasaan yang tegang, padahal mereka tidak melakukan keselahan semenjak ditinggal oleh kepala keluarga.

"Kenapa kamu tidak menghubungi papa mu, emilia?" Tanya sang kepala keluarga itu kepada putirnya terlebih dahulu.

Emilia melihat wajah papanya yang sangat datar tanpa ekspresi sama sekali, persis seperti abang nya.

Emilia berjalan menuju papanya sambil tersenyum. "Hehe, sorry pa. Ini kejutan, karena adek gak mau papa terganggu" ucap emilia sambil mencium pipi papanya.

Felalo Lexander, ia adalah kepala keluarga lexander yang kini ber umur 34 tahun, tetapi dibalik umurnya yang seharusnya wajah nya sudah seperti bapak-bapak pada umumnya, memiliki kumis yang lebat dan janggut. Namun, felalo ini wajahnya terlihat sangat muda, tanpa kupis maupun janggut. Karena ia selalu menjaga kebersihan badan dan juga kebersihan wajahnya supaya terlihat awet muda.

"Pa, titipan emil mana?" Tanya nya.

Dia Emiliand Casio lexander abang kedua dari keluarga lexander. Emilia dan Emiliand adalah anak kembar yang lahir dihari yang sama, waktu yang sama dan juga rumah sakit yang sama. Ya iyalah, namanya juga kembar.

Walaupun mereka terlahir bersama, Emiliand lah yang tetap menjadi abang, karena emiliand berada dibaris depan dibandingkan Emilia, mereka lahir hanya beda lima detik saja, iya lima detik. Hebat bukan camela dan felalo?

Felalo menatap sinis Emiliand. "Kamu mesti kebiasaan, kalau papa pulang minimal dipeluk lah, malah langsung minta titipan" jawab ketus felalo, karena ia sangat kesal pada anak keduanya ini dibanding putri bungsu kesayangan.

"Mulai lagi" malas emiliand.

"Oh iya, gimana perusahaan kalian berdua?" Tanya felalo sambil menyeruput teh hangat buatan camela.

"Pa, aku capek lah ngurus perusahaan sebesar itu. Kenapa harus aku juga si yang ikut megang?" Kesal Emiliand yang sangat kesal kepada felalo.

Ya gimana juga, coba mikir. Emiliand masih siswa dibangku kelas 12 SMA yang habis gini sudah mau lulus. Namun, ia terhalang dengan mengurus perusahaan yang diberikan papanya. Bagus si ia mempunyai perusahaan. Tapi, bukan waktu yang tepat baginya.

"Padahal aku pengen main sama anak-anak. Mesti terhalang tugas yang numpuk dari si siala itu" Emiliand

"Siapa yang anda sebut si sialan tuan Emiliand Casio Lexander?"

Bagai disambar petir dihati Emiliand. Emiliand langsung terhenti setelah mendengar suara yang sangat khas ditelinga miliknya, iya tau siapa pemilik suara itu, suara yang paling mematikan bagi Emiliand.

"Ehh kak Gena. Kangen" Emilia langsung berlari menuju Gena, ia adalah manajer Emiliand.

Gena membalas pelukan lia. "I miss you to honey" gena mencium kening lia, karena mereka sudah terbiasa dan sudah lama.

E'miliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang