Emilia-7

18.2K 603 15
                                    

"MENGERTI?!"

"Siap, mengerti tuan"

Malam hari ini yang dimana satu jam lagi menunjukan pukul jam malam 00.00 WIB, yang dimana seluruh anggota baru di organisasi ini harus siap berkumpul di aula dengan rapi. Tidak ada yang boleh terlambat satu orang, dua orang dengan alasan tidak jelas. Kalau ada yang terlambat maka anggota itu akan disingkirkan dari sini atau diasingkan dipulau sesuai aturan organisasi.

Rio sebagai kaki tangan Emilia telah siap mengkoordinasi seluruh anggota baru untuk mengikuti aturan yang ada. Keamanan untuk diaula di lakukan oleh anggota senior. Setelah mengkoordinasi seluruh anggota. Rio kembali menuju ruangannya untuk mengerjakan tugas yang belum ia selesaikan. Tugas itu sangat penting. Dinas luar negeri

Kalau sudah mendengar dinas keluar negeri, maka hal itu sangat mendesak dan harus dibutuhkan dengan cepat, keamaan yang ketat dan strategi apa yang akan dilakukan disana. Untuk melakukan strategi ini harus dirundingkan oleh bodyguard dan juga sang ketua.

"Permisi tuan Rio Wasel." Ucap seseorang dari luar pintu.

"Masuk. Ada apa?" Tanya Rio kepadanya tanpa melihat kearah orang itu. Karena itu sudah jadi kebiasaan dan anggota sini tidak mempermasalahkan hal itu.

"Di jam 15.00 saya mendapatkan perintah dari anggota baru untuk mengikuti anda"

Rio menatap pria itu dengan wajah datar.

"Siapa?" Rio

"Geana El Pradu. Saya tidak tau alasan mengapa dia menyuruh saya untuk mengikuti anda. Saya sudah menolak perintahnya tuan. Namun, apakah tuan sudah memberitau seluruh anggota bahwa tidak boleh mengikuti atasan?. Maaf kalau saya sudah lancang kepada anda tuan, walaupun Geana Pradu adalah kekasih tuan. Saya tidak ingin melanggar aturan yang telah ditetapkan oleh sang ketua. Saya permisi" setelah mengucapkan seluruh laporan kepada Rio. Lelaki itu keluar dari ruangannya.

Rio meletakan kacamata dan juga penanya. Ia bersandar dikursi dengan mata terpejam. Memilirkan hal apa yang telah ia dengar. Bagaimana bisa? Bagaimana? Itu lah hal yang Rio pikirkan saat ini. Rio mengambil ponsel yang berada dilaci untuk menghubungkan kekasihnya, namun hal itu tidak jadi. Karena Rio melihat masih ada berkas lagi yang harus dikerjakan sebelum jam malam datang.

---

"Gena, kapan ini selesai. Gua capek ini" rengek Emiliand kepada gena yang berada disampingnya. Tidak ingin keluar sama sekali.

Sudah lima jam Emiliand berada dikursi besar yang bisa berputar dan juga naik turun ini. Selepas dari main. Belum juga sampai rumah, dirinya sudah ditelfon papanya untuk menuju ke kantor. Kalau gena yang menelfon Emiliand secara langsung, ia tidak akan pernah sama sekali datang ke kantor.

"Lo kerja sama kan sama papa? Jujur" ucap Emiliand dengan ketus.

Gena tersenyum manis. "Tidak tuan Emiliand Lexander. Cukup merengek ini aja. Segera tuntaskan berkas ini. Berkas ini sudah tertunda selama TIGA BULAN. TIGA BULAN"

Emiliand melirik sinis gena. Sinis, tatapan bombastic side eye. Dengan perasan 3L Lemah, Letih, Lesoy ini segera ia kerjakan. Sudah empat cangkir kopi yang ia habiskan untuk mengerjakan berkas-berkas menumpuk selama tiga bulan.

"Ini kalau perusahaan gua jual, ada yang beli gak ya gen?" Ucap Emiliand tanpa dosa. Memang tanpa dosa anak ini.

"Pikiran anda sangat rendah sekali ya tuan Emiliand. Gimana bisa anda sampai memimpin perusahaan ini" gena memberikan makan ikan yang ada di akuarium besar ini.

E'miliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang