Chapter 9 "The War"

1.3K 132 81
                                    


Mark House

Mark baru saja memasuki area pekarangan rumah dan langsung memarkirkan mobilnya di garasi, Mark keluar dari mobil dengan langkah gontai menuju ke dalam rumah, berjalan seperti siput dengan muka yg sedikit di tekuk ke bawah, begitu lelah nya dia hari ini sehingga untuk melangkahkan kaki nya dengan benar pun dia tidak sanggup.

Max yg melihat Mark pun hanya bisa terheran tidak sanggup menyapa, Mark akan sangat jutek jika di sapa dalam keadaan seperti itu.

Sesampai di kamarnya, Mark kemudian meletakkan tas dan membaringkan tubuh nya di sofa

"Huhhfff" Mark menghela nafas panjang

Entah apa yg mambuatnya begitu lelah hari ini, lelahnya seperti orang yang habis berlari 100 putaran lapangan bola. Apa mungkin karena perutnya belum terisi makanan dari tadi pagi, atau mungkin karena jiwanya yang masih terguncang saat Irene tiba-tiba menghampirinya di kampus.

"Kenapa dia mencariku?" gumam Mark saat dia teringat Irene yg tadi datang menemuinya, padahal selama ini tidak ada kabar apapun sejak mereka putus, tiba-tiba saja Irene datang dan meminta maaf.
"Ah, kenapa aku malah memikirkan dia?" batin Mark seolah ingin menepis pikiran nya yg tiba2 memikirkan Irene.

Mark kemudian mengambil ponselnya "daripada memikirkan nya, lebih baik aku menelpon kak Gun" begitu pikiran Mark

Kemudian Mark memencet nomor ponsel Gun

( K'Gun Beauty)

Calling,,,,,,,,,

"Number you are calling is not active, please try again later" (Mailbox)

Mark mengernyitkan dahi nya saat mengetahui nomor ponsel Gun tidak aktif, Mark mencoba menelpon beberapa kali tetapi tetap tidak aktif. Tapi Mark tidak memiliki pikiran apapun, dia berusaha untuk tidak berpikiran negatif, bisa jadi Gun tidak membawa charge atau lupa men-charge hp nya karena sibuk membantu mama nya di Restoran.
Kemudian Mark meletakkan kembali ponsel nya dan memejamkan mata, beberapa detik kemudian Mark pun tertidur pulas.

*

17.00 Sore

Miley Pov

Hari sudah sore, matahari mulai berangsur kembali ke peraduannya, Restoran mama pun juga mulai sepi.
Aku dan kak Gun kemudian memutuskan untuk pamit pulang ke rumah sama mama dan papa. Sebenarnya aku masih ingin berada di restoran mama lebih lama lagi dari ini, aku jarang banget kesini soalnya, jadi sekali-kali kesini aku ingin lebih lama menemani mama, Tapi kak Gun ngotot mengajakku pulang, dan mau tidak mau aku harus patuh sma kak Gun, begitu kata mama.
Selama perjalanan kak Gun tidak banyak bicara, bahkan sampai di rumah pun tidak banyak kata-kata yg keluar dari mulutnya, padahal biasanya dia paling suka menjahili ku dan bercanda denganku, Aku tidak tau apa masalah yg di hadapi nya saat ini, tapi aku pastikan tadi saat berangkat ke restoran mama saat dia pulang kuliah, dia masih baik2 saja, makanya aku mau mengajaknya untuk menemaniku ke Restoran mama, tapi saat pulang kak Gun lebih banyak diam, waktu aku tanya apakah kak Gun sakit, dia hanya menggeleng. Tapi aku tidak mau terlalu banyak nanya, soalnya takut kak Gun marah, dia suka kesal kalau aku mulai kepo nanya ini-itu tentang privasinya, jadi aku memutuskan untuk diam saja.

*

Gun dan Miley baru saja sampai di rumah, setelah membuka kunci rumah, Gun langsung masuk menuju kamarnya di lantai atas, tidak seperti biasanya dia akan duduk dulu di sofa sambil membuka sepatu dan ngobrol kecil dengan Ley, Miley yg melihat sikap dingin Gun pun jadi bingung sendiri.

Gun melempar tas nya ke ranjang dan merebahkan dirinya disana sambil memegang kepalanya yg terasa berat. Hatinya masih sangat kecewa mengingat foto-foto Mark dengan wanita itu, siapa dia? Apa hubungan Mark dengannya? Kenapa mereka semesra itu? Berbagai pertanyaan itu slalu muncul dalam pikiran nya sejak tadi, pertanyaan yg tidak akan bisa dia temukan jawabanya, semakin Gun memikirkan itu, semakin membuat kepala dan hati nya sakit.

HEAVEN (Special Story of MarkGun) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang