Chapter 11" Don't Go "

1.5K 142 136
                                    


19.00 Malam

Mark House

Sudah hampir 1 minggu Mark berkurung diri di rumah,  dia tidak bisa keluar rumah sama sekali karena dijaga ketat oleh Papanya

 Mark juga tidak diperbolehkan menelpon Gun,  ponsel Mark sudah disita dan telpon rumah dijaga oleh seisi rumah.

Sungguh berat!!! 

Di saat Mark begitu sangat mencintai dan merindukan Gun, justru saat itulah dia akan berpisah maaf,  lebih tepatnya di pisahkan oleh keadaan.

Patah hati karena cinta pertama mungkin masih bisa Mark terima,  karena memang salah satu pihak yg sudah tidak ingin bersama lagi.

Tapi saat ini, 

Jalinan ini sengaja diputuskan oleh pihak ketiga, 

Dan itu terasa lebih menyakitkan..!

*

Tinggal menghitung jam,, 

Mark akan segera pindah dari Thailand ke Australia.
Dia akan tinggal bersama adik Papanya yg memang sudah lama menetap disana.

Keputusan ini sangat terpaksa di ambil oleh Mark, dia rela mempertaruhkan hati,  cinta dan perasaannya demi Gun dan demi  kampusnya.
Hanya ini pilihan yang bisa dia ambil saat Papanya berjanji akan melanjutkan kerjasama dengan Universitas tersebut asal Mark mau pindah ke Autralia.

Mark bisa saja memberontak, tidak mengikuti perintah Papanya.
Tapi taruhannya adalah harapan Gun dan Kampus,  tidak mungkin dia mengorbankan banyak pihak hanya karena keegoisannya.

Seisi rumah sedang sibuk,  para pembantu mulai membantu membereskan barang2 dan segala sesuatu yg diperlukan untuk keberangkatannya nanti.
Besok Jumlongkul Family akan berangkat ke Australia mengantarkan Mark untuk kuliah disana. 

*

Mark tidak mungkin hanya berdiam diri tanpa melakukan sesuatu.
Mark mondar-mandir di kamarnya memikirkan bagaimana cara supaya bisa bertemu dengan Gun.

Mark terlihat mengetok-ngetok kepala dengan jarinya sambil sesekali melihat ke atas.
Kemudian Mark ingat sesuatu,  Mark membuka dompetnya.
Masih ada sisa uang yg menurutnya lumayan cukup untuk ongkos taksi pulang-pergi.

Dia harus ke rumah Gun sekarang, 

Naik taksi..! 

Tapi bagaimana caranya keluar rumah???

"Huhhffff" Mark menghela nafas panjang,

Sepertinya ide ini sudah mentok dan tidak tahu lagi harus bagaimana.

Jalan satu-satu yaaaa,  jujur,  minta izin sma orang tuanya, karena tanpa itu dia benar2 tidak bisa keluar rumah.

"Diizinkan atau tidak, itu urusan belakangan!!! yg penting jujur dulu" batin Mark.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HEAVEN (Special Story of MarkGun) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang