Chapter 15 - Leave

14.2K 821 25
                                    

Mmphh

Bugh

Tanpa basa basi Lisya segera memukul orang tersebut.

"Awsh" "pukulan mu kuat sekali,hidungku serasa mau patah"

"Rex?" "Untuk apa kau kesini? Bagaimana dengan Alex? Apa dia selamat?" Tanya Lisya bertubi tubi membuat Rex menyunggingkan senyum tipisnya.

"Kalau bertanya itu satu satu. Kau terlihat sangat khawatir." Ucap Rex sambil terkekeh dan Lisya hanya berdecak saja.

"Alex baik baik saja,hanya saja sekarang kau yang kenapa kenapa.Peluru itu masih menancap di bahumu,apa itu tidak sakit? Kau terlihat sangat santai." Ucap Rex

"Ya,ini memang sakit. Aku juga tak tahu peluru apa yang dipakai mereka hingga terasa sangat sakit seperti ini." Ucap Lisya

"Yasudah,ayo cepat kita pergi sebelum ketahuan lagi. Kau harus segera diobati." Ucap Rex dan Lisya hanya mengangguk saja.

Butuh waktu 30 menit untuk menghampiri Helikopter yang dibawa Rex tadi.

30 menit? Bagaimana Rex bisa dengan cepat menghampiri Lisya?

Flashback

"Ck,anak itu sudah membantu Alex. Aku tak bisa membiarkannya sendiri, apalagi dia terluka." Ucap Rex sambil mengacak rambutnya frustasi.

"Ck,tak ada pilihan lain"

"PERLAMBAT HELIKOPTER DAN STAY 2 KM DARI SINI KE ARAH BARAT!!!" teriak Rex pada pilot helikopter tersebut.

Helikopter mulai melambat. Tanpa berpikir lagi Rex segera turun menggunakan tali yang masih menggantung.

Bruk

Rex mendarat dengan mulus. Ia segera mengikuti jejak darah yang ada di tanah dan setelahnya bertemu dengan Lisya dalam keadaan tangan yang berdarah.

Flashback off

30 menit berakhir Rex dan Lisya segera menaikki Helikopter tersebut.

"Bagaimana keadaan Alex dok?" Tanya Lisya

Dokter,atau lebih tepatnya dokter berjenis kelamin perempuan itu menatap sinis Lisya.

"Siapa kau berani beraninya memanggil Alex dengan namanya?" Ucap dokter tersebut membuat Lisya bingung.

"Kau sengaja membuat Alex celaka kan?"

"Aku-" ucapan Lisya terpotong oleh ucapan pedas dokter tersebut.

"Atau kamu mau berbuat aneh aneh dengan Alex?!!"

"Kamu tau gak? Semenjak kedatangan kamu disini markas lebih sering terjadi serangan. Bahkan markas utama kita sudah terbongkar keberadaan nya dan itu pasti gara gara kamu"

Lisya terdiam raut wajahnya mulai datar. Aura dingin mulai terasa di sana membuat dokter itu maupun Rex pun terdiam.

Keheningan terus terjadi hingga mereka sampai di markas. Lisya dengan cepat turun dari helikopter tapi sebelumnya ia sempat berbicara dengan Rex.

"Rex aku akan pergi,jaga Alex" ucap Lisya
pada Rex

Keputusan final Lisya adalah pergi meninggalkan markas.

"Tapi kau hanya pergi sementara kan? Alex pasti akan sangat membutuhkan mu" ucap Rex dengan nada khawatir

"Yang dibutuhin Alex itu dokter sepertiku, bukan cewek murahan kayak dia" Rex dan Lisya sama sama terdiam.

Lisya ingin sekali marah tapi tak bisa. Sedangkan Rex, ia tak bisa melakukan apa apa. Alex begitu menyayangi dokter tersebut karena memang ia sangat dekat dengan Alex semenjak pengangkatan nya menjadi dokter di markas ini.

Lisya [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang