Prolog

57.9K 1.9K 59
                                    

Mencintaimu adalah kenyataan yang terpampang jelas dihadapanku. Mengharapkan balasan cinta darimu adalah sebuah ilusi bagiku.

Kulihat nanar seorang lelaki dari balik layar kaca yang ada di depanku. Senyuman pria itu begitu menawan dan mampu menggetarkan hatiku. Senyuman yang selama ini tak pernah terlupakan olehku, saat ini seolah tengah mendaratkan senyuman itu untukku. Di sana, laki-laki itu berdiri dengan gagahnya. Beberapa orang membicarakan betapa hebatnya ia saat ini.

Dan kuakui itu.

Namun seberapa besar rasaku untuknya, takkan pernah ia mau mengerti akan hal itu. Ketika bayangan gelap itu menyelimutiku, aku sadar bahwa senyuman itu takkan pernah menjadi milikku. Lelaki yang kupuja itu takkan pernah membalas apapun yang pernah aku berikan untuknya.

Akulah yang merelakan semua untuknya. Harusnya aku tak perlu mengharapkan balasan apapun. Akan tetapi, aku terlalu egois. Aku tak pernah memikirkan bagaimana perasaannya padaku. Laki-laki itu sudah jelas mengatakan tak pernah mencintaiku, tapi aku tetap bersikeras untuk bersamanya sampai akhirnya..

Kuusap lagi perutku yang mulai membuncit. Disanalah, ada sebuah nyawa yang menghubungkanku dengannya. Nyawa yang terlahir meski tanpa kasih dari ayahnya. Dan, bahkan ayahnya tak pernah mengetahui bahwa anak ini sebentar lagi akan hadir di dunia ini. Anak yang tak pernah diinginkan oleh lelaki itu, tapi aku sangat menginginkannya. Namun aku begitu mencintai anak ini hingga jantungku terasa seperti akan meledak. Mengetahui bahwa aku tak sendiri, membuatku memiliki semangat untuk hidup.

Aku tahu bahwa aku takkan pernah bisa memiliki lelaki itu. Meski kami pernah menjalin sebuah ikatan yang suci, lelaki itu takkan pernah bisa membalas perasaanku, terlebih dengan semua kebencian yang dia tumpahkan kepadaku. Aku tak tahu mengapa dia begitu membenciku. Aku tak tahu penyebab dari semua perlakuan kasarnya padaku. Akan tetapi aku sadar bahwa aku takkan pernah bisa membencinya. Sedalam apapun dia menusukkan pisah ke dalam hatiku, maka semakin dalam pula perasaanku.

Pernikahan antara Martha dan seorang pengusaha sukses bernama Jean menjadi topik terpanas minggu ini. Dilansir dari biaya pernikahan yang menghabiskan biaya hampir puluhan miliyar, dikatakan bahwa pernikahan ini merupakan yang paling mahal dan termewah tahun ini. Dikabarkan keduanya akan menghabiskan liburan bulan madu ke paris. Sebagai pernikahan pertama untuk keduanya, ini merupakan hal yang sangat romantis dan banyak yang mengharapkan hubungan keduanya akan langgeng.

Jantungku terasa seperti terhenti secara mendadak saat berita itu secara lisan sampai ke dalam gendang telingaku. Entah mengapa mendengar berita yang terpampang dalam layar kaca itu membuat aku meringis. Jean dan pernikahan pertamanya.

Pernikahan pertamanya.

Tak ada yang mengetahui bahwa aku pernah menjadi istrinya. tak ada yang tahu bahwa aku pernah menjadi bagian dari hidup pria itu. Aku yang hanya seorang istri tak pernah diinginkan. Jean tak pernah secara resmi mengenalkanku kepada teman-temannya. Bahkan didepan orang lain, Jean menganggapku tak lebih dari seorang pembantu. Hubungan kami tak pernah berjalan normal sebagai mana mestinya. Dalam hubungan intim saja, Jika hanya Jean membutuhkanku, maka aku harus siap melayaninya. Aku tak boleh menolaknya. Jika sampai aku melakukannya maka tangan besarnya akan menghantam wajahku.

Sering kali kuungkapkan pada diriku agar membencinya. Pria itu suda terlewat jauh melangkah. Namun aku takkan pernah bisa. Aku terlalu mencintainya. Anggaplah aku ini bodoh. Aku wanita yang lemah dan hanya mengandalkan cinta dalam hidupku. Tapi sungguh.. aku begitu mencintainya. Hanya Jean yang aku punya.

"..Kau tak lebih dari seorang budak disini.."

"..Kau takkan pernah menjadi seperti apa yang kau bayangkan didalam kepala sialanmu itu.."

A Broken Marriage ( COMPLETED in GOOD NOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang