“Sepintar-pintarnya tupai melompat, pasti lambat laun akan terjatuh juga.”
Di dalam kamar Yonash, Clara nampak duduk disamping pria paruh baya itu. Clara tak hentinya merengek pada ayahnya seharian ini, dan puncaknya pada malan ini. Clara nekad masuk ke dalam kamar ayahnya dan mendesaknya kembali. Ia takkan menyerah sampai ayahnya itu mau buka suara. Wajahnya pun tak pernah lepas dari raut memelas. Ia hanya meminta ayahnya berbagi sedikit cerita mengenai ayahnya dan juga kakaknya, Jean. Ia yakin ayahnya mengetahui sesuatu. Setelah meminta Marko menyelidik kakaknya, Clara semakin gelisah.
“Ayah.. aku tahu ada yang kau sembunyikan dariku.” Rengeknya sambil menyandarkan kepalanya dipundak sang ayah.
Yonash hanya bisa menghela napasnya dibalik bentangan koran dihadapannya. Matanya tetap sibuk memperhatikan kolom berita yang tercetak disana, tanpa mau melayani kemauan putri kecilnya itu.
“Ya... Rahasianya adalah kau adalah putri ayah yang paling cantik, Clara.” Ujar Yonash dengan senyuman geli, yang langsung membuat bibir Clara semakin mengerucut tak suka.
“Aku yakin ayah berbohong.” Sungutnya kesal. Ia meyakini itu.
Yonash hanya bisa menggelengkan kepalanya menyaksikan kekerasan hati sang putri. Namun ia pun yakin diluar sana Clara pasti telah melakukan suatu hal yang tidak dirinya ketahui. Kalau tidak, tak mungkin Clara memberondonginya dengan pertanyaan anehnya sejak dua hari yang lalu.
“Aku tahu ayah dan kak Jean memiliki sesuatu yang tidak aku ketahui.” Ujar Clara yang mulai mencurigai Yonash.
Pria paruh baya itu sedikit tersentak. Matanya sedikit terbuka saat Clara menyinggung tentang Jean. Sudah jelas putri kecilnya itu memang mencari informasi diluar sana yang tidak ia ketahui. Dan lagi, Clara dengan mudahnya mampu menebak jika informasi itu berkaitan dengan Yonas.
Tak mau membuat Clara semakin curiga, Yonash pun menghentikan aktivitasnya membaca koran dan mengacak rambut putrinya gemas.
“Bukankah ayah sudah katakan tadi rahasianya. Kau ini sangat keras kepala, persis seperti kakakmu itu.” Balas Yonash sambil membelai surai hitam milik putrinya itu. Ia sangat tahu jika putrinya itu sangat pintar. Sudah berkali-kali putri semata wayangnya itu selalu bertanya pertanyaan yang sama selama beberapa hari belakanngan ini. Tak mungkin untuknya menutupi, mengingat hubungannya dengan Jean yang tak kunjung membaik. Hanya saja untuk sekarang, Yonash tak ingin membagi cerita itu kepada siapapun, termasuk Clara. Mungkin saja, Clara akan membencinya seperti Jean.
Sejenak ia pun memperhatikan wajah Clara yang masih memberengut kesal kepadanya. Wajah berbentuk oval itu pun membuatnya tertegun. Ia melihat sesuatu yang janggal, yang selama ini sedikit ia lupakan. Wanita muda bermata hijau itu, sungguh membuatnya ingin kembali ke nolstagia masa lalu. Wajah yang menurun darinya dan juga Riska menjadi perpaduan sempurna pada Clara. Gadis kecilnya tumbuh menjadi wanita cantik yang tentunya sangat ia jaga. Namun dengan wajah itu pula, Yonash mampu melihat kesamaan putrinya dengan Odelia. Mereka berdua memiliki bentuk mata yang sama. Cara keduanya menatap seseorang pun sangat mirip. Entah apakah Clara menyadarinya atau tidak.
“Kau tahu Clara, jika kuperhatikan wajahmu sekilas mengingatkanku pada Odelia dan Riska. Kalian adalah perpaduan yang sempurna. Meski aku tak mungkin mengatakan jika wanita yang menjadi kakak iparmu itu sebenarnya adalah kakakmu.” Ujar Yonash dalam hati.
“Ayah...” panggilnya lagi manja sambil menyerukkan tubuhnya memeluk tubuh tegap sang Yonash. “Kapan kita berkunjung ke rumah Kak Jean. Aku rindu sekali dengan Kak Delia. Aku sangat menyukai masakannya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
A Broken Marriage ( COMPLETED in GOOD NOVEL)
RomanceOdelia, wanita itu hanya tahu bagaimana caranya mengasihi. Dalam hidupnya, ia begitu mempercayai kekuatan cinta. Bahkan meskipun dibenci, Odelia tetap mencintai orang tersebut. Namun bagaimanakah jika orang yang paling menginginkan penderitaanya jus...