Semua fakta yang terbentang dihadapanku, menyebutkan kaulah yang bersalah. Aku telah memilih jalan yang salah bersamamu. Keburukan ini singgah karena salahku yang mnegikuti semua kemauanmu.
"Kita tidak bisa melakukan perjalanan, karena suamimu sudah menutup semua akses."
Riska menggigit ujung kukunya gelisah. Matanya tampak menerjab pelan. wajahnya pias saat mengetahui bahwa kini gerakannya terbatasi. Yonash telah meningkatkan penjagaan pada Jean dan Odelia. Yang paling membuatnya khawatir adalah ketika ia mencoba untuk membeli sebuah tiket kereta yang langsung dibatalkan secara sepihak. Riska tidak bisa menggunakan fasilitas mobil, karena ia tahu didalam kendaraan itu sudah dipasang alat pelacak.
"Brengsek! Bagaimana bisa dia mengetahui semua ini?" Tanya Riska yang semakin gelisah.
Dari arah dapur, seorang wanita tampak menyesap jus jeruk dingin miliknya, sembari mengamati tingkah Riska yang berbanding terbalik dari sebelumnya. Martha terlihat tak memperdulikan sama sekali perilaku Riska. Ia sudah mulai muak dikendalikan oleh wanita itu. Sering kali Riska hampir tidak membuatnya tidur lantaran perintahnya untuk melacak keberadaan Jean.
Sejujurnya Martha telah mengetahui dimana tempat Reanna menyembunyikan Jean. Kakak kembar dari Riska itu sengaja menempatkan Jean disalah satu rumah singgah di Bandung miliknya yang tidak diketahui oleh Riska. Pencahariannya berhasil, hanya saja Martha tidak ingin memberitahukannya kepada Riska.
Ia lelah, begitu perasaannya. Martha sudah lelah mengejar keinginan untuk bersama Jean, jika dirinya dikendalikan seperti ini. Ia tak sanggup didatangi oleh rasa takut akan kemarahan pria itu kepadanya. Martha memang menginginkan harta, tapi bukan dengan cara kotor seperti ini. Martha tidak ingin seperti mendiang ibunya yang rela melakukan apa saja demi mendapatkan uang. Ia bukan sosok wanita seperti itu, meski ia mengakui dirinya mencintai uang.
"Apakah kau ada cara lain?"
Martha meletakkan gelas miliknya itu diatas meja makan. Ia menghela napasnya berat. Ia tak tahu bagaimana caranya menyingirkan wanita itu dari hadapannya. Ia sudah muak mendapati dirinya hidup bagaikan robot yang mengikuti semua perintah yang dikatakan oleh Riska. Adakalanya ia ingin hidup bebas. Bersama Jean, hanya akan menggali kuburannya sekali lagi.
"Aku tidak tahu cara apapun." Desahnya. "Demi Tuhan, Riska! Aku hanya seorang model, bukan agen rahasia. Kalau kau bertanya padaku bagaimana caranya, aku sendiri tidak bisa mengatakannya."
Sepasang mata hijau milik wanita paruh baya itu mengilat. Tatapan bengis diarahkannya pada Martha dengan penuh kecurigaan. Ia bangkit, berjalan mendekati Martha yang mulai menyadari gerakannya.
"Kau kira aku tidak tahu apa yang ada dalam pikiranmu, Martha?" Tanya Riska dengan nada yang tak biasa.
Martha yang menyadari sinyal bahaya dari wanita itu tanpa sadar memundurkan langkahnya. Wanita itu melangkah mundur sebaliknya ketika jaraknya dengan Riska semakin dekat. Sampai akhirnya ia menyadari tak ada tempat untuk melarikan diri saat punggungnya sudah menabrak dinding apartemennya. Disana, dilihatnya Riska tengah menyeringai ke arahnya. Tatapannya berkata seolah bisa membunuh siapa saja yang berani melawannya.
"Aku tahu, setidaknya kau memiliki informasi mengenai anak kesayanganku itu." Risak menengeluarkan sesuatu dari dalam saku baju yang dikenakannya. Sebuah pisau lipat, yang langsung membeliakkan mata wanita muda didepannya.
"A-Apa yang ingin kau lakukan?" Martha diselimuti dengan rasa takut yang luar biasa. Ia tahu benda itu adalah asli. Kilatannya mampu mengundang siapa saja untuk tergidik ngeri. Ia tak bisa membayangkan apa saja yang sudah dilakukan Riska dengan benda berbahaya itu, melihat dari kilatannya sepertinya bukan hal baru bagi wanita itu untuk menggunakannya. Entah sebelum dirinya, siapa yang menjadi korban pertama sayatan pisau itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/194833480-288-k164364.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Broken Marriage ( COMPLETED in GOOD NOVEL)
RomanceOdelia, wanita itu hanya tahu bagaimana caranya mengasihi. Dalam hidupnya, ia begitu mempercayai kekuatan cinta. Bahkan meskipun dibenci, Odelia tetap mencintai orang tersebut. Namun bagaimanakah jika orang yang paling menginginkan penderitaanya jus...