“Ketika aku memutuskan untuk berjalan jauh, kau ternyata mencoba kembali menarik simpatiku.”
Jeanattan, pagi ini mungkin menjadi salah satu pria di dunia yang paling sering mengumpat hari ini. Lelaki itu berdecak tak suka pada apa yang kini menimpanya. Ini seperti sebuah makna, “Sudah jatuh, terimpa tangga pula.” Yah, begitulah.
Pagi ini ia telah dikejutkan dengan tingkah sang nenek yang tiba-tiba saja mengajaknya dan juga Odelia pergi ke sebuah salon kecantikan. Grace memaksanya untuk membuka matanya lebih pagi dari pada yang pernah ia lakukan. Sepanjang jalan, ia tak hentinya menggerutu. Baginya wanita berusia 70 tahun itu telah mengganggu tidur nyamanya memeluk tempat hangatnya yang baru.
Tentu saja, tempat itu adalah disamping Odelia. Tak terhitung sudah beberapa malam pria itu melewatinya, Jean masih saja terkejut ketika mengingat kini tempat tidurnya kembali menghangat. Wanita itu senantiasa tidur disampingnya dan bersedia untuk menjadi guling yang selalu ia peluk.
Dan kini, Jean tak hentinya merutuki tingkahnya dalam hati. Pikirannya menghilang entah kemana, tak berhenti pada satu titik fokus dimana seharusnya ia berada. Lelaki itu selalu melirik ke arah wanita yang kini duduk tenang disampingnya. Wanita yang anggun dengan riasan sederhana dan juga gaun pendek tak berlengan miliknya membuat Jean sama sekali tak tenang melewati harinya, yang bahkan belum menginjak setengah hari.
Pasalnya, kini sosok Odelia yang duduk disampingnya seperti bukanlah wanita yang selama ini dikenalnya. Wanita itu memang pendiam, dan kaku dalam bergaul. Tapi, sikapnya kali ini sungguh menunjukkan tingginya derajat wanita itu sekarang. Odelia yang saat ini bersembunyi dibalik penampilan anggun khas wanita kaya semakin membuat Jean tak bisa berpikir jernih. Jika saja ini bukanlah berada didalam mobil dan mereka berada dalam kondisi yang hanya bedua saja, mungkin Jean akan dengan senang hati menyerang wanita itu hingga kehabisan napasnya. Namun sayang, dibelakang sana ada sosok yang tentu saja bisa memukulinya sampai puas bila hal itu sampai terjadi.
“Aku tahu apa yang kau pikirkan anak nakal!” Geramnya disana. Wanita itu memilih duduk dibelakang Odelia karena ingin mengamati raut wajah Jean yang sejak tadi disadarinya menegang. Cucunya berkali-kali menelan air liurnya dengan berat ketika berdekatan dengan Odelia. Ia sungguh tahu apa yang ada dalam pikiran Jean.
Beberapa hari tinggal bersama cucu dan juga cucu menantunya itu, Grace bisa mengenal bahwa cucunya itu adalah lelaki yang tak bisa menahan dirinya. Pernah suatu ketika saat dirinya baru saja keluar dari kamar, ia menemukan keduanya tengah bermesraan di dapur. Tidak, lebih tepatnya Jean yang tak pernah melepaskan Odelia barang sedikit pun saat dia tak bekerja. Dan pernah suatu ketika, Jean dan Odelia nyaris melakukan hubungan intim diatas sofa ruang tamu, kalau saja ia tak meneriaki keduanya.
Entah ia sendiri pun bingung dengan hubungan keduanya. Baru saja ia menyimpulkan bahwa Jean begitu membenci istrinya. Tapi, ketika melihat keduanya yang nyaris tak terpisahkan itu membuatnya sedikit ragu. Sikap Jean sama sekali tak menunjukkan indikasi kebencian. Pria itu selalu berusaha mencari cara agar bisa berdekatan dengan Odelia, meski beberapa hari yang lalu Grace mengangkap Jean yang memaki Odelia dengan kasar.
“Aku tak memikirkan apapun, Nek.” Balas Jean memutar bola matanya malas. Ia tahu Grace pasti dengan mudahnya dapat membaca apa yang ada dibenaknya. Namun Jean masih bisa dianggap berakal sehat. Lelaki itu tidak menjalankan apa yang diperintahkan oleh tubuhnya. Otaknya masih berjalan bahwa jika ia melakukannya maka detik itu ia takkan selamat dari amukan sang nenek.
“Ya, aku tahu. Kau tentu tak memikirkan apapun selain menyetubuhi istrimu detik ini juga, jika aku tidak ada.” Ucap Grace secara gamblang tanpa jeda.
![](https://img.wattpad.com/cover/194833480-288-k164364.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Broken Marriage ( COMPLETED in GOOD NOVEL)
RomansaOdelia, wanita itu hanya tahu bagaimana caranya mengasihi. Dalam hidupnya, ia begitu mempercayai kekuatan cinta. Bahkan meskipun dibenci, Odelia tetap mencintai orang tersebut. Namun bagaimanakah jika orang yang paling menginginkan penderitaanya jus...