limabelas

128 17 5
                                    

"Dih, caper!" kesal Jia tidak suka begitu Koeun menggandeng Mark keluar dari kelas. Biasa, makan ke kantin.

"Hush! Nanti Koeun denger loh."

"Bodo. Gasuka gue lihatnya."

Oca terdiam sejenak, lalu bertanya pada Jia, "Jeno punya pacar ga sih?"

"Kenapa? Mau gebet Jeno? Jangan, berat. Lo gaakan kuat."

"Nggak, tuh. Cuma kemarin gue lihat Jeno jogging sama Koeun. Pakai acara cium pipi segala. Setahu gue, Jeno bukannya pacar Kak Xiyeon?"

Jia menggebrak meja sambil matanya mendelik-mendelik kaya mau lepas. "Gila-gila. Berani banget tuh anak."

Setelah itu, Jia mengalihkan pandangannya ke Oca. "Tapi lo gapapa?"

"Ngapain nanya begituan ke gue? Wkwkwk kocak lo!" jawab Oca

Jia menghela napas, dia berkata, "kalau dua-duanya gak peka gini, mau jadi apa kalian kelak."

"Hah?"

line!

lee felix
cilok?

oca
kuy

"Cilok yuk, Ji," ajak Oca.

"Sama Kak Felix lagi?"

"Iya, kenapa?"

"Nggak ikut ah gue. Lo hati-hati ya kalau sama Kak Felix."

Jia bilang gitu maksudnya biar Oca hati-hati dan ngejaga perasaannya. Tapi, Oca emang goblok soal beginian. Jadi ya biarin aja dia kebawa arus.

Habis beli cilok sama Felix, tentunya Oca balik ke kelas yekan. Nah tumben banget Oca liat Koeun nganterin Mark sampai depan kelas.

Mark masuk duluan, terus Oca mau ikut masuk tapi langkahnya terhenti karena perkataan Koeun.

"Tolong ya Kak, kalau cuma mau ngerepotin Kak Mark mending jauhan aja."

Oca puter balik, natap Koeun bingung. "Maksudnya?"

"Kakak dimana sih waktu Kak Mark lagi kesulitan dan terpuruk kaya gini? Sama Felix ya? Yaampun, banyak bener stok cowoknya. Cabe."

Koeun mengucapkan klimat terakhir dengan suara kecil. Tapi Oca masih bisa dengar dengan jelas. Oca mengerlingkan matanya malas. Untungnya, Oca cenderung mengabaikan dan tak pernah ambil pusing perkataan orang lain. Jadi Oca cuek aja, cuma bilang, "suka-suka lo aja deh."

sabar ca, hooman cem gitu emang banyak persebarannya didunia.

🌻

Mark yang telah selesai mengemasi bukunya, kemudian kembali duduk di kursi. Menghadap Oca sembari bertopang dagu. "Ca, pulang bareng gue ya."

"Ya mau pulang sama siapa lagi kalau bukan sama abang gojek pribadi gue?"

"Hehe. Tapu tungguin bentar ya, gue dipanggil Felix, nih."

"Jangan berantem kalian."

"Enggak, tenang aja!"

Sementara menunggu Mark, Oca pinjem hp-nya cowok itu buat main helix jump.

Helix jump tuh mengatasi gabut, tapi ya masalahnya Mark lama banget ini. Dah setengah jam coba.

Bosen sama game, Oca ngebuka semya sosmed di ponsel Mark. Nggak apa-apa, Oca sama Mark emang sering kayak gini. Kayak, nggak ada rahasia diantara mereka.

Oca lumayan terkejut karena kontak miliknya udah nggak di-pin lagi sama Mark. Sekarang chat teratas dari kontak bernama Koeun, menggantikan dirinya.

Waduh, rasa apa ini kok syuckid?

"Ca."

"OCAAA!"

Oca agak kaget gitu di depannya udah ada Mark. Dia bawa dua kaleng pokari-swit, satunya dibukain terus ditaruh didepan Oca.

"Gamau gue, nggak haus," pelan Oca.

"Tumben?"

Terus mata Mark tertuju sama handphone yang lagi dipegang Oca. Mark agak cemas gitu nggak tau kenapa. Soalnya pas dikantin tadi Koeun ngutak-atik hpnya, dan Mark belum cek lagi.

"Perlu gue suapin nih pokari nya?"

Terdengar Oca menarik napas panjang, "Enggak. Yaudah deh sinu. Yuk, langsung pulang."

Diperjalanan hening. Biasanya sih kalau sepi gini Oca tidur pakai ngorok. Tapi sekarang Oca malah bengong.

"Ca."

"Ca gue mau cerita."

Sialan. Pas lagi mau curhat, ponsel Mark malah bunyi. Sial lagi, ternyata Koeun yang telepon.

Males banget udah si Mark.

"Kok ga diangkat dulu?"

"Enggak penting."

"Gue ganggu kalian ya kayaknya?"

"Loh? ganggu apaan?"

"Lo sama Koeun."

Justru yang ganggu itu Koeun, Ca. Bukan lo.

Pengen banget Mark bilang kaya gitu. Gara-gara nyalinya ciut, Mark milih diem deh.

"Yaudah, mulai hari ini kalau lo gak dibolehin Koeun ketemu gue, kita gausah ketemu."

10 Agustus 2019©cippocip

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

10 Agustus 2019
©cippocip

weird •mark leeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang