🎬 4 💊

878 210 52
                                    

Pengambilan adegan pertama hari ini berlangsung di sebuah gedung pencakar langit yang ada di daerah Itaewon. Tentu saja, adegan kali ini adalah pengambilan untuk perkenalan Kim Jennie sebagai pemeran utama, Miranda.

A good girl? Me? You guess? Eumm.. No.
My name is Miranda. Was Mida. It was an ugly name. That’s why I chose to change it to Miranda. Pretty enough, isn’t it?

Aku menjalaniku kehidupanku seperti biasa. Makan, tidur, menonton, mandi, berdoa, dan.. jatuh cinta.

I was fallin’ in love. With a guy that you could call it as a fuckboy. A fuckin’ fuckboy.

He was my childhood friend. Tapi kami terpisah setelah beberapa tahun karena keluarganya yang memutuskan untuk pindah ke Jerman.

He’s fuckin’ handsome. I could admit that. But... He has changed. After moved to Jerman and returned to Korea.

Jennie menarik nafas ketika adegan dirinya menghampiri Kim Hanbin yang tengah merokok di rooftop gedung tersebut. Melihatnya yang sudah mulai melakukan aksi perannya sudah membuat Jennie ciut duluan. Bagaimana pria itu bisa terlihat begitu biasa saja menghisap rokok tersebut?

Jennie mulai melangkah dari pintu rooftop ketika sang sutradara telah meneriakkan ‘roll, action!’.

“Lucas!”

Lucas yang masih menyesap rokok ditemani hembusan angin sore itu menoleh sebentar sambil melepaskan asap rokoknya kemana-mana.

Wanita itu memberikan sebuah berkas pada pria itu dengan wajah menyungut, “kau bekerja disini bukan hanya untuk sekedar merokok dan minum, kan? Kerjakan tugasmu sekarang! Deadline sudah semakin dekat!”, perintahnya.

Lucas tertawa ringan sambil kembali menyesap rokok tersebut. Melepaskan asapnya tepat di depan wajah Miranda dengan senyum miring, “I’ll do if you kiss me”, ujarnya usil.

Miranda menghela nafas sambil memutar matanya malas menatap pria dengan perangai kurang ajar tersebut, “I’ll put it on your desk. I’ll cut your banana if you dare to not do this!”, desisnya pelan.

Cut!”.

Teriakan sutradara langsung menghentikan aksi peran Kim Jennie maupun Kim Hanbin disana.

Sang sutradara mulai bangkit dari duduknya untuk sedikit memberikan pengarahan. Namun sebelum benar-benar sampai pada posisi kedua orang itu, Kim Hanbin dengan entengnya menarik tangan Kim Jennie lalu sedikit mengusap wajahnya dengan tisu yang sudah Ia siapkan di saku celananya.

Wanita itu bergeming sebentar menatap wajah Kim Hanbin yang begitu serius mengelapi wajahnya.

Pria itu tersenyum tipis, dan miring. Dengan wajah datarnya hingga sang sutradara datang.

“Hanbin-ssi, aktingmu sudah sangat baik. Tapi kau harus sedikit memberikan kesan lebih bad lagi kepada Jennie. Kita harus bermain-main dengan emosi penonton disini. Keluarkan segala macam sifat badmu dan tuangkan disini”, paparnya menjelaskan.

Hanbin hanya mengangguk pelan, menandakan bahwa dirinya paham.

Sang sutradara kembali beralih ke arah Jennie yang juga ikut mengamati pengarahan pria itu, “Jennie-ssi, keluarkan lagi sikap tegasmu. Kau harus menghempaskan bukunya ke dada Kim Hanbin sampai terjatuh. Wajahmu harus benar-benar menunjukkan seorang yang berwibawa dan tegas”, arahnya lagi kali ini kepada Kim Jennie.

HEROINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang