Yoo Jaesuk duduk diantara kerumunan manusia ketia Gala event tengah dilaksanakan bersama beberapa staff lain. Menemukan sosok Hwang Jun, sang petinggi WayG yang sibuk bercengkrama dengan para manusia-manusia berjas dengan jabatan dan posisi yang persis sepertinya. Disisi lain, pria itu dapat melihat para aktor asuhan WayG yang ikut bercengkrama satu sama lain sambil meminum beberapa wine.
Jaesuk termangu, menatap ramainya acara tersebut dalam diam sambil memikirkan nasib Kim Jennie yang sudah hampir 2 minggu menjalankan proses syuting tanpa dirinya. Ia tahu, wanita itu akan marah besar ketika Ia kembali. Acara sialan ini masih berlangsung sekitar seminggu lagi. Persetan dengan pembuat acara tidak bermanfaat ini.
Ia tak benar-benar memiliki pekerjaan apapun disini. Menatap Hwang Jun yang terlihat begitu bahagia bercengkrama dengan para petinggi lain membuat Jaesuk hanya bisa menggelengkan kepala. Miris tentang bagaimana pria kaya itu tak mau merekrut staff baru tanpa harus mengganggu tugas utama seorang menejer kepada artisnya. Jaesuk merasa sangat dirugikan disini.
Namun harus bagaimana lagi? Bagaimanapun, pria berumur itu sudah harus menerima fakta bahwa kekuasaan ada di tangan Hwang Jun. Memangnya apa yang bisa Ia lakukan?
Jaesuk mulai meraih ponselnya yang ada disaku. Kembali menatap layar hitam benda tersebut dengan perasaan berkabung. Ia ingin menghubungi wanita yang sudah Ia anggap sebagai anak sendiri itu.
Tapi, apa mungkin Jennie akan mengangkatnya?
Tak mau putus asa, Jaesuk akhirnya kembali kepada keputusan awal untuk tetap menghubungi Kim Jennie. Bagaimanapun, Kim Jennie adalah tanggung jawabnya. Ia adalah anaknya. Seorang ayah harus selalu tahu dimana anaknya sekarang, kondisinya, dan apa yang sedang lakukan.
Pria berkacamata itu mulai membuka fitur kontak, mencari nama Kim Jennie dalam daftar kontaknya tersebut.
fakedaugh
calling...Perlu waktu beberapa detik ketika sambungan telefonnya mulai berbunyi.
Namun,
“Sorry, the number you are calling is rejected your call. Please try again later”
Sesuai dengan ekspetasi awalnya. Wanita itu menolak panggilan yang Ia buat. Masuk akal. Selebriti mana yang tak akan kecewa jika sang menejer yang seharusnya ada menemani mereka dimanapun malah lebih sibuk mementingkan urusan yang sebenarnya sama sekali tak penting ini.
Jaesuk benar-benar merasa bersalah.
Pria itu menghela nafas kasar. Menyerah akan keadaan. Tak ada juga gunanya berbincang dengan Kim Jennie lewat panggilan telefon. Itu akan menjadi perkara yang rumit.
Ia bisa Ia harapkan adalah, acara busuk ini cepat selesai dan Ia bisa cepat bertemu Jennie Kim dan menemaninya setiap saat. Seharusnya.
🎬 Heroine 💊
Jam dinding yang bertengger di dinding apartment milik Kim Jennie itu sudah menunjukkan pukul 8 lebih 12 malam. Jennie termangu di depan televisi karena tak memiliki pekerjaan apapun.
Hari ini seharusnya menjadi hari dimana Ia harus melaksanakan syuting. Tapi kendala Kim Hanbin yang ‘sakit’ secara tiba-tiba membuatnya harus vakum terlebih dahulu dan membiarkan peran lain untuk menyelesaikan syuting mereka.
Ia tak tahu mengapa tiba-tiba pria itu bisa terserang penyakit setelah sebelumnya terlihat biasa saja setelah mencium perempuan yang menjadi figure pembantu disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEROINE
RomanceApa jadinya jika kau yang dicap sebagai aktris dengan citra begitu baik harus dipasangkan dalam sebuah film dengan salah satu aktor yang super kontroversial dengan beragam skandal yang menimpa? Jangan tanyakan apakah filmnya akan laku atau reputasi...