Lorong apartment yang sangat sepi membuat Jennie nyaris tak bisa bernafas karena aura mencekam yang diberikan. Maksudnya, ini adalah apartment mahal, namun kenapa malah terasa seperti bermain uji nyali di bangunan tua? Padahal Ia yakin, setiap kamar pasti ditempati oleh para manusia dengan big title pada nama mereka.
Wanita itu mempercepat langkahnya. Mencari keberadaan unit Kim Hanbin ketika beberapa menit yang lalu pria itu memberitahunya.
Tak ingin membuat onar ketika sudah sampai tepat di pintu unit Kim Hanbin, wanita itu memutuskan untuk kembali mengiriminya pesan agar pria itu segera keluar.
Herobin
aku sudah didepan pintu
buka sekarang!Herobin : 16196
Jennie mengernyit setelah membaca pesan terakhir yang dikirim Kim Hanbin padanya.
Berdecak, wanita itu menghela nafas kasar, "apa Dia sesakit itu sampai pintu pun tak mampu Dia buka", sungutnya.
Tak ingin berlama-lama berdiri disana, Kim Jennie langsung memasukkan kode password unit milik pria tersebut. Ia bukanlah wanita lemot yang malah tidak tahu maksud Kim Hanbin mengirimkannya lima digit nomor. Apalagi kalau bukan kode password unitnya.
Terdengar bunyi dentingan kecil tak lama setelah Kim Jennie memasukkan passwordnya. Wanita itu melangkah pelan memasuki unit ketika Ia berhasil membuka pintu.
Hal yang pertama kali Ia lihat adalah, Kim Hanbin yang merebah dengan santai diatas sofa dengan berbagai merk minuman beralkohol dengan kadar tinggi berjejer tidak sempurna diatas meja. Ditemani layar hitam dari televisi di depannya.
Jennie termangu menatap pemandangan tidak enak itu. Beberapa puntung rokok juga terlihat memenuhi asbak. Pria ini benar-benar sudah gila, ya?
"Jadi ini yang kau lakukan untuk menyembuhkan penyakitmu? Kau? Seorang public figure tak seharusnya melakukan hal senonoh semacam ini? Kau tahu ini akan berdampak pada kesehatanmu, kan? Kau memiliki banyak pekerjaan yang harus kau selesaikan!", tanpa segan Kim Jennie langsung menarik botol wine dari tangan Kim Hanbin lalu sedikit membantingnya ke atas meja.
Menemukan keberadaan wanita itu, Hanbin bergeming. Pria itu menatap sorot mata yang biasa Ia lihat ketika wanita itu memerankan karakter Miranda dalam filmnya. Di bagian dimana ketika Miranda berdebat dengannya dan mencacinya. Sangat jelas tergambar hanya dari sorot matanya itu.
"Ambil saja. Aku masih punya banyak". Hanbin terlihat santai menanggapi aksi Kim Jennie yang menarik paksa minumannya.
Wanita itu sedikit termangu, menatap Kim Hanbin tak percaya, "kau melakukan ini ketika kau telah dilimpahkan pekerjaan setelah mengarungi istirahat panjang. Apa kau ingin mengulang kesalahan yang sama? Berhenti minum. Kau harus memeriksa kesehatanmu ke dokter agar kau bisa menjalankan syuting kembali!".
Hanbin memutar mata. Malah terlihat malas dengan Kim Jennie yang terus-terusan membahas pekerjaan.
Pria itu kembali menatap lekat mata Kim Jennie dengan mata elangnya. Menarik nafas sebentar sebelum akhirnya berujar, "bukankah kau mau mencoba minum dan mengatakan hal sejujurnya?".
Jennie terdiam. Menemukan lekukan kecil dari Kim Hanbin yang terlihat samar.
Wanita itu sontak langsung menggeleng mantap, "aku tak akan melakukannya jika kau terus minum seperti ini. Pekerjaanmu lebih penting dari sekedar minum", jawabnya mantap.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEROINE
RomanceApa jadinya jika kau yang dicap sebagai aktris dengan citra begitu baik harus dipasangkan dalam sebuah film dengan salah satu aktor yang super kontroversial dengan beragam skandal yang menimpa? Jangan tanyakan apakah filmnya akan laku atau reputasi...