Sepuntung rokok yang sudah bersisa setengah langsung Kim Hanbin padamkan apinya di sela asbak yang bertengger di atas meja. Namun belum sempat menyentuh asbak, rokok tersebut langsung ditarik oleh perempuan yang bersandar tepat diatas dada bidangnya yang saat ini tengah bersender dipunggung sofa.
“Kau tak bisa membuang rokok begitu saja. Ini sudah sangat mahal”, ujar wanita tersebut sambil meraih rokok dari tangan Kim Hanbin dan langsung menghisapnya.
Hanbin tak menggubris, membiarkan wanita itu menyesap rokok bekasnya dengan lihai sambil menghembuskan asapnya ke mana-mana.
“Jadi wanita yang barusan menelefonmu adalah simpananmu juga?”.
Pria itu bergeming sebentar. Memperbaiki posisi badan hingga sang wanita harus berganti tempat menjauh dari dadanya.
“Kau tak berhak mengetahuinya”, ujar Hanbin dingin seraya meraih segelas vodka yang disuguhkan diatas meja dan langsung menenggaknya habis.
Wanita itu malah terkekeh. Kembali menyesap rokoknya lalu benar-benar mematikannya diatas asbak tersebut. Menatap Kim Hanbin yang masih tahan padahal sudah beberapa kali meminum minuman dengan kadar alkohol tinggi itu.
“Kenapa harus dirahasiakan, sih? Sepertinya seru jika kau memiliki simpanan seorang selebriti juga. Bayangkan jika seluruh Korea mengetahui bahwa kau mengencani atau bahkan menyetubuhi sosok public figure Korea Selatan dengan citra begitu baik seperti Kim Jennie? Aku tak bisa membayangkan endingnya akan seperti apa. Probably, it’s gonna be a reallu sad ending”.
Hanbin lagi-lagi bergeming. Menaruh gelas vodkanya perlahan ke atas meja sambil menatap ke arah depan dengan tatapan kosong.
“Dia bukan simpananku. Ini hanya sebatas rekan kerja. Tapi, bermain dengannya sepertinya seru juga”, ujarnya.
Wanita itu lagi-lagi terkekeh, “Aku berani bertaruh bahwa kau sudah mencicipi bibirnya, bukan? Kau punya permainan yang bisa membuat semua perempuan jatuh. Perempuan di luar sana belum tahu saja pesonamu yang sebenarnya. Kau tahu kalau perempuan Korea kebanyakan itu munafik. Kau Kim Hanbin. Siapa yang mampu menahan godaan sepertimu”.
Hanbin ikut tersenyum miring. Kembali menuangkan minumannya lalu meneguknya habis. Kini Ia sudah merasakan sedikit pusing. Efek yang diberikan begitu lambat untuknya.
“Kau tak pernah berpikir bahwa Kim Jennie memiliki rasa padamu?”.
Ucapan Seolli, wanita yang sedari tadi berada disampingnya itu membuat Hanbin langsung menghentikan aktivitasnya.
“Aku yakin sudah”.
Seolli tersenyum, meraih jemari tangan Kim Hanbin lalu mengaitkan jari-jarinya ke sela jari pria itu.
“Apa kau memiliki perasaan yang sama?”.
Hanbin menoleh. Menatap lekat wanita itu dengan tatapan seorang harimau. Namun Seolli bukanlah wanita yang malah takut akan hal itu, “kuharap”, jawabnya.
“Sedih sekali jika hanya Dia yang memiliki perasaan sementara kau tidak. Cinta bertepuk sebelah tangan”.
Ocehan Seolli kembali tak digubris oleh pria itu. Memikirkan Kim Jennie yang begitu polos akan permainannya saja sudah membuatnya merasa kasihan. Tapi Ia adalah seorang iblis yang baru keluar dari neraka. Iblis tak akan pernah mau bertaubat karena semua orang telah membencinya. Ia ingin bersenang-senang dulu, sebelum skandal ini kembali terungkap, dan Dia mungkin akan kembali dipenjara.
Melepaskan kaitan tangannya dengan tangan Kim Hanbin, Seolli kali ini mulia memainkan rambut hitam pria itu dengan sedikit pemanjaan yang terlihat erotis, “Dia akan datang?”.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEROINE
RomanceApa jadinya jika kau yang dicap sebagai aktris dengan citra begitu baik harus dipasangkan dalam sebuah film dengan salah satu aktor yang super kontroversial dengan beragam skandal yang menimpa? Jangan tanyakan apakah filmnya akan laku atau reputasi...