10 - Perangkap yang Tak Dapat Dihindari

205 7 0
                                    

Dengan memegang teguh keinginan untuk melunasi utangnya, Zhou Xiao menahan rasa malunya dan mengajak Zhao Fanzhou pergi makan bersama. Rasanya memang menyenangkan bisa makan bersama dengan pria ganteng, tapi makan bersama dengan pria ganteng yang sudah punya pacar rasanya agak sedikit aneh.

Zhao Fanzhou sangat kejam, memilih restoran yang begitu mahal. Tahu begitu dibunuh pun dia tidak mau duduk di kursi itu. Setelah menggertakkan giginya, Zhou Xiao makan dalam diam, terlalu malas untuk berbicara dengan seorang pemeras.

Zhao Fanzhou menatap wajahnya yang tidak senang dan tidak rela, sangat tidak berdaya. Apa dirinya begitu menyebalkan?

"Maaf, tolong tagihannya," kata Zhou Xiao sambil berpikir, akhirnya utangnya lunas.

"Nona, Tuan ini sudah membayar tagihannya," Zhou Xiao menatap Zhao Fanzhou dengan tatapan bingung.

Zhao Fanzhou berdiri dan berkata, "Ayo jalan."

Zhou Xiao segera mengikutinya berdiri, sedikit merasa malu, baru saja dia seperti orang dari status sosial yang rendah yang memandang remeh seorang pria terhormat. Tidak benar, kenapa pria ini harus mentraktirnya makan? Jangan-jangan -- dia ingin menyelingkuhi pacarnya?

Tidak benar, tidak benar, kalau ingin berselingkuh kenapa harus mencari dia. Di sekolah ini begitu banyak anak gadis. Selain itu pria ini begitu mempesona, harusnya punya banyak kesempatan, kan? Ah -- rasanya ingin mendongak dan berteriak kepada langit, sungguh memusingkan!

Zhao Fanzhou menatap ekspresi Zhou Xiao yang berubah-ubah, merasa sangat lucu.

"Ah---" Zhou Xiao yang duduk di depan komputer menghela napas.
"Sekali menghela napas bisa sial selama tiga tahun," kata Tania ketika berjalan melewatinya.

"Cukup! Waktu itu kamu pernah mengatakan kalau memecahkan cermin juga akan sial selama tiga tahun," kata Zhou Xiao acuh tak acuh.

"Kenapa kamu mendesah?" Xiao Lu menjulurkan kepalanya dari balik kelambu dan bertanya.

"Aku pernah cerita, kan waktu itu aku bertemu dengan seorang pria ganteng di bus? Kemudian kami makan bersama, lalu aku memberikan nomor QQ-ku padanya, lalu..."

"Lalu dia terus mengajakmu mengobrol?"

"Bukan begitu, dia terkadang akan muncul tiba-tiba dan mengatakan beberapa patah kata, tidak ada yang istimewa."

"Lalu apa yang kamu pusingkan?"

"Dia punya pacar. Seperti ini terus juga tidak baik, kan?"

"Apa kamu terlalu banyak berpikir?"

"Mungkin juga, tapi aku punya perasaan seperti telah melakukan hal yang buruk."

"Akal sehatmu apakah tidak terlalu berlebihan?"

"Aku memang gadis suci yang sangat bermoral dan punya akal sehat." Yang lainnya secara bersamaan memutar bola matanya, gadis suci? Cherry tomato masih lumayan, kamu sebuah tomat kecil!

*(Note: 圣女 adalah gadis suci, kalau udah dikasih embel-embel 圣女小西红 jadilah cherry tomato. Hehe..)

"Da la la la la..." Suara pesan teks di ponsel Zhou Xiao berbunyi, dia membuka pesannya.

Zhao Fanzhou: Kamu lagi ngapain?

Zhou Xiao menekan keyboard ponsel dan membalasnya dengan cepat: Studi individu. Setelah menuliskan balasan, dia agak sedikit merasa bersalah. Sebenarnya dia hanya mencari ruang kelas yang agak tenang untuk membaca novel.

Zhao Fanzhou: Ruang kelas yang mana?

Zhou Xiao berlari keluar kelas untuk melihat pintu ruang kelas, kemudian kembali untuk membalas pesan: Kelas 109, kamu mau kemari?

The Sweet Love Story (Indonesia) | The Love Equations | Manisnya Cerita CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang