Bab 21. Not Others

3.9K 639 54
                                    

Seperti janji, Galuh dan Leo bertemu dengan Honey di Mall sore ini. Gadis bulat itu cukup terkejut saat melihat Leo dan Galuh datang bersamaan. Dia tentu tidak bisa membayangkan kalau lelaki yang akan dijodohkan dengannya, akan datang dengan pacarnya. Apalagi dia merasa keduanya terlalu santai, tidak terlihat seperti dua orang yang sedang berusaha untuk memperebutkan seseorang.

"Leo? Lho? Kok, kamu di sini?" Honey kebingungan.

Leo hanya menggaruk-garuk tengkuknya, salah tingkah.

"Hai," sapanya canggung.

"Sudah aku bilang 'kan? Aku kenal calon tunanganmu. Dia adalah sahabatku," jelas Galuh.

"Ah, begitu," ucap Honey mengerti.

"Gitu doang? Kamu nggak ngerasa dibohongi?" Leo heran dengan betapa tenangnya sikap Honey.

"Emangnya kamu bohong padaku?" Honey menatap Leo dengan wajah polos.

"Nggak sih, cuma..."

"Yaudah, jangan diperpanjang, bukan kartu perdana," potong Galuh cepat.

Leo berdecak pelan.

"Aku sedang bicara dengan Honey, Gal. Bukan kamu," protesnya.

"Sama aja," kilah Galuh.

Leo menghela napas panjang.

"Kamu nggak stroke atau minimal hipertensi pacaran sama dia?" sindir Leo pada Honey.

"Nggak, dong. Kalaupun penyakitan, paling diabetes karena aku terlalu manis," sahut Galuh membuat Leo lagi-lagi hanya bisa berdecak pelan.

"Aku ngomong sama Honey, bukan kamu," protesnya lagi.

Galuh tidak peduli. Pemuda itu malah memanggil pelayan, memesan minuman dan makanan untuk mereka bertiga sesuka hatinya.

"Kamu nggak nanya dulu aku mau pesen apa?" protes Leo.

"Nggak usah, aku sudah tahu, kok," sahut Galuh.

"Kalau nggak sesuai keinginanku gimana?" tanya Leo lagi.

"Ya nggak usah dimakan atau diminum," jawab Galuh dengan santai.

Leo merapatkan giginya, menahan diri agar tidak berubah menjadi Zombie di hadapan Honey.

Honey hanya cekikikan, merasa geli dengan persahabatan Galuh dan Lleo yang bisa dibilang cukup unik. Keduanya terlihat seperti kucing dan anjing, berantem melulu, tapi tetap berdekatan.

"Jangan ketawa dong, Honey. Aku merasa kamu malah mendukung Galuh," protes Leo nggak terima.

"Maaf, Leo, tapi kalian terlihat lucu. Sudah lama sahabatan?"

Leo mengangguk mengiyakan, "Sejak SMP."

"Ah, pantas waktu itu kamu terlihat marah saat kubilang sedang pacaran sama F."

Honey mengangguk memahami.

"Nah, soal itu. Aku penasaran, kenapa kamu memanggil Galuh dengan F? Apa kamu sebelumnya nggak tahu kalau namanya Galuh, bukan F?" Leo penasaran.

"Awalnya, aku nggak tahu," jawab Honey.

"Sekarang udah tahu?" tanya Leo mengkonfirmasi. "Kapan?"

Honey mengangguk mengiyakan.

"Iya, kemarin dia bilang padaku secara langsung," jelas Honey.

Leo langsung menatap Galuh dengan tatapan tajam. "Kenapa kamu nggak bilang kalau namamu Galuh, bukan F? Kenapa berbohong kayak gitu?"

Galuh hanya mengangkat kedua bahu, "Karena kupikir awalnya hubungan ini nggak akan lama. Jadi, hanya perlu pake nama palsu, bukan asli."

"Playboy." Leo mencibir.

PACAR DISKON 30% [ New Version ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang