Hujan Hangat

8 2 0
                                    

Kedai kopi tutup sementara. Hujan deras mengguyur kota tak henti-hentinya. Si anak muda berpindah tempat ke kedai kopi ujung kota. Pesanannya pun berbeda. Kopi susu terganti oleh kopi hitam. Tatapannya terkunci pada layar laptop.

"Kau di sini juga rupanya, anak muda." pak tua tersenyum lebar menampakkan kerutan di beberapa bagian wajahnya. "Ternyata kita ditakdirkan bertemu, pak tua." si anak muda menutup layar laptop. "Pesananmu berbeda hari ini?" pak tua mengernyit. "Hanya ingin, pak tua. Kita semua tahu, ada titik jenuh yang pasti menghampiri." si anak muda tersenyum membenarkan posisi kacamata minusnya.

"Termasuk perasaanmu?" pak tua terbatuk sekali. "Kau kedinginan, pak tua. Jika kau berkenan, aku ingin meminjamkan jaket milikku." si anak berdiri hendak menyelimuti pundak pak tua. "Dengan senang hati aku menerima." pak tua mengeratkan jaket pemberian si anak muda. "Termasuk perasaanku, pak tua. Hanya saja, tergantung bagaimana kita menghadapinya. Meninggalkan hanya karena jenuh bukanlah hal yang benar, pak tua." jawab si anak muda. "Kau sungguh baik." pak tua tersenyum sambil menahan udara dingin.

WORDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang