(17)

9.4K 289 57
                                    

Karissa pov

Demi apapun setelah risa dan pak ustad ganteng baru saja beres resepsi pernikahan, kami langsung otw ke rumah pak ustad. Ya risa tinggal hanya berdua bersama pak ustad ekhem ko malu ya risa.

Sumpah malu. Canggung. Demi raffi ahmad jadi member super junior pun ini kenapa risa jadi pendiem gini. Gaberani ngomong apalagi menengok melihat wajah sang suami.

Kami masih dalam perjalanan, rumah pak ustad dengan pondok tidak terlalu jauh, mobil berhenti dan risa masih berdiam diri. Hingga pak ustad menepuk bahu risa. Sumpah ya pak ustad udah berani nepuk bahu.

"Risa" panggil pak ustad lembut.

"Iya pak ustad" aku masih belum menengok. Pandangku masih lurus kedepan. Gak mau liat wajah pak ustad, gemeter parah. Ini kenapa lebay banget, tapi percayalah ini memang lebay. Risa yang lebay.

"Ngeliatin apa? Gak mau turun? Ini udah nyampe" suara nya deket telinga aku banget, seriusan. Tahan ris tahan.

"Pak ustad turun duluan aja" ucapku datar, sedatar mungkin supaya tidak terlihat gemeter.

"Saya menunggu kamu" sudah tidak di definisikan suasana hatiku bagaimana bentuk nya.

Hingga akupun mengambil keputusan untuk keluar dari mobil, berduaan di dalem mobil bersama pak ustad itu harus punya iman yang kuat.

Pandanganku langsung tertuju pada sebuah rumah bercat putih yang depan nya terdapat banyak tanaman, bunga lebih tepatnya. Tidak mewah tapi terlihat sangat nyaman.

Pak ustad sudah ada di sampingku. Sejak kapan? Ah risa tidak tau, karena sibuk mengamati rumah bercat putih ini.

"Ayo masuk, ini rumah saya, tidak mewah tapi saya yakin kamu akan menyukai nya" demi apapun pak ustad ketika berbicara itu sambil tersenyum.

Risa gatahan liat senyumnya, akhirnya aku berjalan mendahului pak ustad. Hey risa kamu kenapa gini? Seperti menjauhi pak ustad. Tapi sungguh sama sekali tidak bgitu. Aku sangat masih belum sadar, ternyata aku sudah menikah. Dan yang menjadi suamiku adalah dia. Pak ustad ganteng. Bukan nya risa menghindar. Tapi berada di dekat nya selalu saja ingin melakukan hal yang gila. Seperti tangan risa ini selalu gatal ingin mengelus wajah nya jika sedang berdekat. Aku takut pak ustad marah karna kelakuanku seperti itu, aku tidak mau memalukan di depan suamiku. Katakanlah tak masuk akal, tapi ini kenyataanya begitu.

Aku senang, ternyata pak ustad sangat baik. Aku bertekad harus menjadi istri yang baik.

Dimas pov

Dia kenapa? Ya dia seperti menghindar, menjauh. Tidak ada senyum di bibirnya, hanya wajah masam dan datar. Apa dia tidak senang menikah dengan saya? Apa dia tidak suka rumah saya? Saya tidak tau apa yang tengah di pikiran dia, saya mencoba berbicara dengannya. Tapi dia acuh.

Apa ini pelajaran? Karna saya selalu acuh padanya pada saat itu? Tapi sungguh itu semua ada alasannya.

Tapi saya akan berusaha. Ini hari pertama pernikahan saya dengannya, saya akan berusaha menjadi suami yang baik.

***

"Sini saya bantu" sudah keberapa kali nya ustad dimas menawarkan bantuan namun langsung rissa tolak.

"Gak usah pak ustad, rissa bisa sendiri ko" rissa pun merapikan baju dan semua barang bawaan nya. Ustad dimas hanya bisa menghela nafas.

Jadi rissa sekamar sama pak ustad, tidur berdua bareng pak ustad, malam pertama malam pertama malam pertama malam pertama otak karissa hanya berisi kata itu. Rissa sangat gak karuan, bingung harus melakukan apa, sangat bingung. Tapi sebisa mungkin dia selalu menutupi kegugupan nya.

Jodohku Seorang USTADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang