5. Amarah

30 5 8
                                    

Jangan menghakimi orang lain, kamu tidak tahu kisahnya.

~

Adara mengepalkan tangan. Emosinya hampir meledak melihat air mata Aqsala. Tak terima melihat kembaranya mengalami kesedihan seperti 2 tahun lalu.

Flashback

Suara Guntur dengan nyaringnya menggelegar seakan sedang menumpahkan amarah.

Hujan sudah sedari tadi turun membasahi bumi dengan deras, namun tidak ada juga tanda-tanda Aqsala muncul, setelah tadi berpamitan untuk menemui tari di taman. Ia menunggu dengan gelisah.

Entah, hatinya merasa tidak tenang. Biasanya bila seperti ini, sedang terjadi sesuatu dengan Aqsala.

Kembarannya memang sangat menyukai tari. Bahkan dari pertama kali melihat senyum tari. Sungguh, kembarannya bukan tipe romantis ataupun mudah menyukai perempuan.

Walaupun kembar. Ia dan Aqsala mempunyai kepribadian yang sangat berbeda. Aqsala mempunyai bawaan yang tenang, dingin, tidak terbuka dengan orang lain.

Sangat berbanding balik dengan dirinya.

Bahkan, hanya dengan dirinya, Aqsala tersenyum, tertawa. Tetapi tari dengan mudahnya membuat senyum Aqsala terbit. Melihat Aqsala seperti itu, tak urung dirinya ikut senang. Ia juga menyukai tari.

Krek

Terdengar deritan pintu terbuka. Membuat Adara membuyarkan lamunan dilihatnya Aqsala yang sudah basah kuyup. Bibirnya menggigil, matanya memerah.

Namun bukan itu yang menjadi pusat perhatiannya. Aqsala memandang dirinya dengan tatapan kosong.

Ia menghampiri Aqsala, "cerdas, kamu kenapa" suara Adara bergetar, merasakan kekalutan yang sedang di rasakan Aqsala. Mungkin karena ikatan batin mereka.

Tubuh Adara terhuyung kebelakang karena dengan tiba-tiba Aqsala menubruknya dengan dekapan. Untung dengan sigap ia menahannya.

Di dalam dekapan Adara, Adara mendengar isakan kecil Aqsala.
Demi tuhan! Ia tak pernah melihat Aqsala selemah ini.

Bahkan dulu ketika di Aqsala jatuh dari sepeda motor, membuat tangan kanannya retak.

Tak sekalipun ia menangis ataupun merintih kesakitan. Justru yang di tampilkan senyum sesal kepada kedua orang tuanya. Karena sudah dengan ceroboh ia mengendarai motor barunya.

Namun kali ini Aqsala menangis. Terlihat sangat rapuh dan tersakiti.

"Ada apa?" Tanya Adara menatap manik mata aqsala ketika Aqsala sudah tenang.

"Pintar ninggalin gue"

"Gue kerumah dia, kali aja dia bercanda" Aqsala menghela nafas, mencoba menguatkan dirinya sendiri.

"Rumahnya kosong, pin.. tar.. pergi" lanjutnya bersamaan jatuhnya air mata mengalir lancar melewati pipi Aqsala.

Aqsala mengusapnya dengan kasar. "Gue.. gue.. harus gimana?"

Adara kembali mendekap aqsala. Menenggelamkan kepalanya di dada Aqsala.

Kali ini ia yang menangis. Ia ditinggalkan sahabat terbaiknya.

End

Saat itu juga ia bersumpah untuk membalaskan rasa sakit Aqsala dan juga dirinya.

Lihat besok. Lo akan merasakan apa itu neraka, pintar. Batin adara sembari tersenyum sinis.

-Cerdas Aqsala

-Pintar Indreana

-Adara Aqsela

Terima kasih sudah membaca❤

Maaf banyak typo😂

Jangan lupa vote dan komennya😊

31/07/2019

HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang