Chapter 03 | Threat and Date (?) |

4.3K 164 15
                                    

Pukul 08.30 ; Rumah Sakit Konoha

"Tuk...tuk...tuk..." suara sepatu hak tinggi itu beradu dengan lantai keramik Rumah Sakit Konoha.
Kini Sakura tengah berjalan menuju ruangan 433, tempat seorang pasien bernama Teguchi dirawat.

"Ceklek..." pintu ruangan itu terbuka, di dalamnya terbaring seorang pria dewasa berusia 40 tahun dan tangannya dipasang selang infus.
Saat ini dia tengah tidur.

"Teguchi-san, saatnya minum obat" kata Sakura sembari menggoyang-goyangkan tubuh pria itu.

"Engghh...." pria itu merespon gerakan Sakura.

"O-oh... Sakura-san ya..." kata pria itu seraya menggosok matanya.
Teguchi segera bangkit dari posisi tidurnya ke posisi duduk.
Menghadap ke arah jendela.

"Anda sudah makan siang?" tanya Sakura kepada Teguchi
"S-sudah kok..." balasnya dalam keadaan lemas.

Sakura memberikan obat itu dan memberinya segelas air putih hangat, setelah itu dia pergi ke arah meja yang letaknya kira-kira 1 meter dari ranjang pria tersebut.

Dia menyiapkan kapas, alkohol, serta suntikan berisi penawar racun.
Ya... Penawar racun ular yang sampai sekarang belum ditemukan obatnya.

Setelah selesai meminum obat itu, Teguchi meletakkan gelas kosong yang tadinya berisi air itu ke meja..

Sakura mendekat lalu menuangkan alkohol ke kulit lengan Teguchi, yant setelahnya memgambil jarum suntik, dan mulai memasukkan cairan penawar itu ke dalam tubuh si pria.

"Uugghhh...." ringis Teguchi saat jarum yang tajam itu memasuki daerah kulitnya.
Sakura kembali membersihkan bekas suntikan tadi dengan alkohol.
Sakura mendesah pelan...
"Fuuhhh... Sampai kapan aku harus menunggu obat untuk mengeluarkan racun ini...?"
"Ada apa Sakura-san?" tanya Teguchi saat menyadari dokter yang merawatnya itu mendesah pelan.

"Sampai sekarang belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit akibat racun ular yang sedang anda alami saat ini, Teguchi-san" balas Sakura sambil meletakkan kembali alat-alat bekas suntikan tadi ke tempat asalnya

"..." pria itu hanya diam.
"Baiklah, sekarang lanjutkan saja istirahatmu, maaf telah mengganggumu, saya permisi..." ucap Sakura dan membuka pintu ruangan itu.




Pukul 09.00 a.m Kantor Konoha

"Sluuurrrppp..." pria berambut jabrik kuning ini tengah "berduaan" dengan cup ramen kesukaannya.
Di tengah acara makannya dia berkata...
"Eummm... Ramen cup memang enak dan praktis-ttebayo..."

.
.

.

.
"Braaakkk...." suara pintu yang didorong tiba-tiba itu mengagetkan Naruto, si Nanadaime Hokage, saat dia sedang menikmati ramen-nya.

"Slurrrpp... Uhuk.... Uhuk..." kaget Naruto.
"Hokage-sama !!!" Teriak Konohamaru, Murid Naruto sekaligus jonin konoha yang paling dia percaya dan banggakan.
Naruto tidak memperdulikan teriakan itu dan lekas mengambil botol air minum di sebelah tumpukan kertas-kertas yang menurutnya mendokusai itu.

"Naruto nii-chan... Bukan, maksudku Hokage-sama, ini darurat!" teriak Konohamaru disertai nada panik

"Darurat !? Apa maksudmu dattebayo !?" sahut Naruto agak marah.

"Ninja yang berjaga di gerbang desa tiba-tiba semuanya tidak sadarkan diri dengan bekas gigitan gigi taring di leher..." kata Konohamaru yang masih panik.
"Wajah mereka pucat dan mulut mereka mengeluarkan busa putih yang sangat busuk" lanjutnya.

One and Only [BoruSara Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang